OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 04 November 2017

Istanbul: Dari Jubah Rasulallah Hingga Legitnya Turkish Delight

Istanbul: Dari Jubah Rasulallah Hingga Legitnya Turkish Delight

10Berita - Muchammad Aziz Gumilar salah seorang alumni Universitas Gunadarma Depok kembali mengulang memorinya pada waktu perjalanan wisatanya ke Istanbul, Turki. Negara yang dikenal dengan penduduk muslim wanitanya yang berjilbab namun tetap stylish.

Benar saja, pertama kalinya tiba di Istanbul, di setiap sudut jalan ia melihat wanita-wanita berjilbab, namun jauh dari bayangannya bahwa wanita di sana mengenakan pakaian gamis longgar. "Saya jarang lihat di sana orang pakai gamis, malah wanitanya lebih modern," ujar Aziz kepada Republika, beberapa hari yang lalu.

Ketika 2008 Aziz mengunjungi Istanbul, nuansanya sudah Islami, dihiasi dengan banyaknya wanita yang menggunakan kerudung khas Turki dan menawan. Mereka terlihat lebih modis, menggunakan kerudung tetapi tetap mengikuti kekinian. Mereka lebih suka menutupi lekuk tubuh mereka dengan jaket daripada gamis, dan banyak yang memakai celana.

Setibanya di Istanbul, ia disambut dengan kelompok relasi dari SMA-nya, karena ia memang melakukan wisatanya itu dengan pihak sekolahnya. Rombongan Aziz hanya lima orang siswa dan satu orang wali kelas, dan mereka pun diajak ke sebuah flat sebagai tempat menginap mereka selama enam hari di Istanbul.

"Dari Indonesia ke Turki, saya dua kali transit, dengan memakan waktu sekitar lebih dari 12 jam. Pertama transit di Kuala Lumpur, Malaysia, kemudian transit di Bahrain. Nah, di Bahrain kita sempat menginap satu malam, dan dari situ langsung ke Istanbul," papar dia.

Selesai merapikan diri di flat, Aziz memulai perjalanannya dengan mengunjungi beberapa wisata khas sekitar Istanbul.
Hagia Sophia tujuan pertamanya. Dengan bayangan yang masih belum bisa ia lupakan hingga saat ini, Aziz menceritakan bagaimana Hagia Sophia berdiri megah sebagai museum, setelah sebelumnya dijadikan gereja oleh orang Kristen, kemudian dialih fungsikan lagi menjadi masjid oleh umat Islam.

"Waktu itu kalau tidak salah Kerajaan Turki itu runtuh, akhirnya masjid itu diubah menjadi museum. Sebagian besar ornamen masjidnya masih dilestarikan. Artinya, di dalam Hagia Sophia ada ornamen gerejanya, ada juga ornamen masjidnya. Dan sewaktu saya datang ke sana, dinding-dindingnya sedang direnovasi," papar Aziz.

Sumber :Republika.co.id

Related Posts:

  • UNESCO: Al Quds Kota Penting Bagi 3 Agama Samawi UNESCO: Al Quds Kota Penting Bagi 3 Agama Samawi 10Berita – Belum 1 pekan berlalu sejak resolusi 2 Mei terkait status kota AL Quds yang terjajah, Sabtu 6 Mei 2017 Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB R… Read More
  • Muslim Belarusia Rutin Gelar Festival Islam Muslim Belarusia Rutin Gelar Festival Islam 10Berita, JAKARTA -- Masjid pertama di Belarusia dibangun sekitar abad 15. Dari masa ke masa, akhirnya terjadi proses asimilasi. Tak sedikit etnis Tatar yang menikah dengan wa… Read More
  • Islam di Belarusia, Eksistensi Muslim Tatar Islam di Belarusia, Eksistensi Muslim Tatar 10Berita, JAKARTA -- Kunjungan Presiden Tatarstan, Rustam Minnikhanov, sudah lama dinantikan. Maka itu, meski hanya singgah satu hari di Minsk, ibu kota Belarusia, beberapa waktu l… Read More
  • Mengenal Itaewon, Pusat Muslim Korea Mengenal Itaewon, Pusat Muslim Korea 10Berita, JAKARTA -- Awalnya sebuah masjid akan dibangun pada 1962 dengan bantuan dari Malaysia sebesar 33 ribu dolar AS. Namun, karena inflasi bantuan tersebut batal dikucurkan. Baru pad… Read More
  • Bentuk Awal Pintu Kabah Masih Menjadi Misteri Sejarah Bentuk Awal Pintu Kabah Masih Menjadi Misteri Sejarah 10Berita-, Sejarah pintu Kabah di Makkah, Arab Saudi, hingga kini masih menjadi daya tarik bagi umat Muslim, terutama bagi mereka yang menginjakkan kaki di Tanah Suci. Pi… Read More