OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 26 November 2017

Jenglot Menurut Pandangan Islam, Ilmiah dan Masyarakat Umum

Jenglot Menurut Pandangan Islam, Ilmiah dan Masyarakat Umum

10Berita - Secara umum jenglot ini merupakan sebuah makhluk yang dapat dikatakan misterius. Bentuknya yang kecil dengan rambut dan kuku-kuku yang panjang membuat orang awam tidak begitu paham tentang makhluk apa sebenarnya jenglot itu.

Namun bagi sebagian orang yang pernah melihat dan bahkan memegangnya, akan memiliki penafsiran tersendiri. Mungkin banyak juga yang terheran-heran atau ketakutan ketika melihatnya. Karena memang wujudnya selain berambut dan berkuku panjang juga memiliki taring yang tidak kalah panjang.

Karena wujudnya yang misterius tersebut, terdapat berbagai macam sudut pandang yang berbeda bagi tiap orang yang telah mengetahuinya termasuk juga Islam. Bahwa Islam juga memiliki pandangan tersendiri berkaitan dengan jenglot. Selain itu, beberapa orang yang ahli dalam bidang ilmiah pun mengkaji secara khusus, sehingga mempunyai pandangan yang berbeda.

Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas bagaimana Islam memandang jenglot, kemudian apa penjelasan secara ilmiah mengenai jenglot serta macam-macam dari jenglot itu sendiri.

Jenglot Menurut Pandangan Islam

Kalau dilihat dari bentuknya, jenglot ini tampak seperti manusia. Namun bentuknya jauh lebih kecil dari ukuran manusia pada umumnya. Tinggi badannya hanya sekitar 12 CM dengan rambut yang jarang dan kaku melebihi kakinya.

Menurut pendapat yang beredar di masyarakat, jenglot ini diyakini sebagai jelmaan orang yang dahulunya memiliki ilmu kesaktian. Kemudian meninggal dan jasadnya ditolak oleh bumi. Sehingga anggota tubuhnya tersebut tidak hancur melainkan malah mengecil hingga berbentuk menjadi jenglot. Pada umumnya, jenglot ini tinggal di daerah pegunungan.

Bentuk keanehan lain pada jenglot ialah bahwa jenglot ini dapat muncul secara tiba-tiba. Bahkan seringnya seperti itu. Kemudian sering muncul juga ketika ada orang yang sedang melakukan ritual mistis tingkat tinggi.

Rumor yang beredar, jenglot ini harus diberi makan dari tetesan darah pada setiap periodenya. Anehnya lagi, ketika jenglot ini tidak diberikan makanan (tetesan darah) pada periode yang telah ditentukan, maka pasti ada sesuatu musibah yang menimpa penduduk sekitar.

Dalam Islam, mempercayai adanya kekuatan lain yang dapat memberikan mudharat kepada seseorang atau masyarakat selain Allah subhanahu wa ta’ala ialah suatu perbuatan syirik dan hukumnya haram. Apalagi kalau sampai meminta-minta atau menyembah kepada sesuatu benda tersebut.

Syirik sendiri termasuk salah satu dalam kategori dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala kecuali dengan taubatan nasuha dan berikrar untuk tidak akan mengulanginya kembali.

Sehingga barang siapa telah mempercayai atau bahkan sampai menyembahnya (dalam artian menyimpan/menggunakan/mengagungkan) benda-benda keramat seperti jenglot tersebut, maka orang itu telah berada pada suatu kesesatan yang nyata dan sesungguhnya mereka itu ialah syaithon yang berwujud manusia.

Sebagai umat manusia yang beragama, janganlah kita sampai tertipu oleh hal-hal yang dapat menyesatkan akidah apalagi terlebih hal mistis tersebut. Terlebih lagi dalam Islam telah memberi penjelasan yang tegas bahwa hal tersebut adalah sesuatu tindakan haram yang wajib untuk kita jauhi.

Jenglot Menurut Pandangan Ilmiah

Setelah melakukan penelitian, akhirnya para ahli pun menemukan beberapa hal yang sangat aneh. Diantaranya ialah mereka menemukan bahwa, jenglot tersebut memang makhluk hidup layaknya manusia. Hal ini dikarenakan pada kulit jenglot ini dapat mengelupas seperti kulit manusia.

Kemudian dari hasil penelitian tersebut juga menunjukkan hasil bahwa di dalam kulit jenglot terdapat DNA seperti DNA manusia. Sehingga para peneliti pun beranggapan bahwa jenglot termasuk makhluk hidup yang ajaib.

Hal ini telah dibuktikan oleh para ilmuan tim ahli forensik dari Fakultas Kedokteran UI dan RS. Cipto Mangunkusumo. Dari hasil penelitian mereka, hasil yang didapatkan ialah bahwa jenglot ini merupakan makhluk hidup yang mirip namun bukan manusia. Karena jenglot tidak memiliki struktur tulang belakang layaknya manusia.

Sebutan jenglot juga sebagai makhluk hidup karena mampu merubah posisi bola matan seta rambut dan kuku-kukunya yang terus tumbuh dan memanjang. Selain itu, jenglot juga menggunakan pori-pori kulitnya untuk bernafas. Sedangkan tulang yang terdapat pada tubuh jenglot ini hanyak sebagai penyangga badan, jaringan gigi, dan jaringan.

Dari penelitian tersebut, juga diketahui bahwa jenglot ini memiliki keterkaitan dengan peninggalan bersejarah sekitar 3 ribu tahun yang lalu. Meskipun hasil dari penelitian yang ada belum mampu menjawab semua pertanyaan tentang jenglot, setidaknya kita dapat menyimpulkan bahwa mitos yang berkembang di masyarakat tentang jenglot itu tidaklah benar.

Jenglot Menurut Pandangan Masyarakat Umum

Mayoritas masyarakat umum yang ada di sekitar kita, beranggapan bahwa jenglot itu hanyalah sekedar boneka. Ternyata salah besar!

Di lain sisi, ada masyarakat yang berfikir bahwa jenglot itu berasal dari jenazah orang yang telah menginggal dunia selama bertahun-tahun. Selama hidup, mereka ini ialah orang-orang yang berlaku syirik kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan mereka berprofesi sebagai dukun yang kondang. Sehingga pada saar sakaratul maut tiba, mereka masih dalam keadaan seperti itu..

Di luar itu, ada juga masyarakat yang beranggapan bahwa jenglot ini adalah nenek moyang kita semua yang pernah juga hidup di dunia. Akan tetapi karena kesaktiannya, ketika meninggal tubuh mereka ini tidak hancur di dalam tanah.

Hingga pada abad ke 20 sekarang ini, jenglot masih memiliki hubungan erat dengan aktivitas mistis yang ada di masyarakat Indonesia. Sebagian mereka masih mempercayai bahwa jenglot memiliki kekuatan supranatural yang tinggi. Sehingga ada beberapa masyarakat yang pada akhirnya menggap bahwa sesuatu yang dapat di keramatkan.

Terlepas dari semua sudut pandang yang ada dan beberapa yang telah kita bahas mengenai jenglot, sebagai makhluk hidup yang bermasyarakat dan bertuhan sudah seharusnya kita meyakinkan bahwa semua itu berasal dari Allah sang Maha Pencipta. Jangan sampai makhluk ciptaan Allah menjadikan kita berlaku syirik dan memohon selain kepada Sang Maha Pencipta Allah subhanahu wa ta’ala.

Sumber: islamedia.web.id