OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 28 November 2017

Macam-macam Dosa Besar dan Azab Bagi Pelakunya

Macam-macam Dosa Besar dan Azab Bagi Pelakunya

 

10Berita - Hidup di dunia aka terombang-ambing dengan berbagiai macam hal. Baik itu masalah atau pun dosa. Dosa merupakan kesalahan-kesalahan yang timbul baik akibat perbuatan mauhupun perkataan yang akan berbuah kepada penyiksaan dihari penghakiman.

Tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak berdosa, maka oleh sebab itu kita dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah sebagai mana yang telah kami cerahkan pada postingan lalu tentang ampunan dosa atau taubat. Dan adapun dosa itu ada terbagi dua, yaitu dosa besar dan dosa kecil.

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang dosa besar yang mana inilah yang paling berbahaya dalam kehidupan kita. Namun, walaupun demikian, dosa kecil tidak kalah bahaya dengan dosa besar bila dilakukan secara terus menerus. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW. Berikut ini,

“Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dengan istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus.” (HR. Ath-Thabrani)

Seperti kata pepatah, “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Maka sama juga dengan halnya dengan ini, apabila dosa yang kecil sering dilakukan atau diperbuat maka dosanya akan menjadi banyak bahkan menggunung. Nah, jika kita adalah orang yang terlanjur berbuat dosa, maka tidak salahnya jika kita memohon ampun kepada Allah SWT. agar dan supaya menghindari menumpuknya dosa yang seringkita lakukan.

Selain itu, rajin-rajinlah melakukan ibadah kepada Allah SWT. karena dalam  hal beribadah dapat melunturkan dosa-dosa. Seperti sabda Rasulullah berikut ini, tentang suatu kejadian yang pernah terjadi pada zaman rasulullah SAW.

Dari ibnu mas’ud ra,  ia berkata ; ada seorang laki-laki mencium seorang wanita kemudia ia menghadap nabi SAW. dan menceritakan kepada beliau tentang apa yang telah ia kerjakan, kemudian turunlah firman Allah ta’ala; AQIMISH SHALATA THARAFAYIN NAHAARI WA ZULAFAN MINALLAILI INNAL HASANAATI YUDZIBNAS SAYYIATI (Dan dirikan lah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan malam, sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk,)  orang itu bertanya; Wahai rasulullah apakah ini hanya untuk saya ? Beliau menjawab ; untuk semua umatku (HR. Bukhari dan muslim).

Ada banyak sekali dosa besar, diantaranya akan dijelaskan dalam hadits-hadits berikut ini:

Hadis riwayat Abdullah ra., ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw: Dosa apakah yang paling besar menurut Allah? Rasulullah SAW. bersabda: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu. Aku berkata: Sungguh, dosa demikian memang besar. Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Engkau membunuh anakmu karena takut miskin. Aku tanya lagi: Kemudian apa? Rasulullah saw. menjawab: Engkau berzina dengan istri tetanggamu.” (Shahih Muslim No.124)

Hadis riwayat Abdurrahman bin Abu Bakrah ra., ia berkata: “Kami sedang berada di dekat Rasulullah saw. ketika beliau bersabda: Tidak inginkah kalian kuberitahu tentang dosa-dosa besar yang paling besar? (beliau mengulangi pertanyaan itu tiga kali) yaitu; menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua dan persaksian palsu. Semula Rasulullah SAW. bersandar, lalu duduk. Beliau terus mengulangi sabdanya itu, sehingga kami membatin: Mudah-mudahan beliau diam.” (Shahih Muslim No.126)

Hadis riwayat Anas RA.: “Dari Nabi SAW. tentang dosa-dosa besar, beliau bersabda: Menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orang tua, membunuh manusia dan persaksian palsu.” (Shahih Muslim No.127)

Hadis riwayat Abu Hurairah RA.: “Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa tujuh hal itu? Rasulullah saw. bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh berzina wanita-wanita yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman.”(Shahih Muslim No.129)

Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash RA., ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: Di antara dosa-dosa besar, yaitu memaki kedua orang tua. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang dapat memaki kedua orang tuanya? Rasulullah SAW. menjawab: Dia memaki bapak orang lain, lalu orang lain itu memaki bapaknya. Dia memaki ibu orang lain, lalu orang lain itu memaki ibunya.” (Shahih Muslim No.130)

Maka dapat kita simpulkan beberapa orang yang termasuk kedalam golongan yang melakuakan dosa besar.

Orang musyrik dan menyekutukan Allah;Mendurhakai kedua orang tua; Orang yang membunuh anak karena takut miskin atau semacamnya atau membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar;Berzina dengan istri atau perempuan yang tidak halal baginya;Bersaksi atas kesaksian palsu;Pemakan harta anak yatim;Pemakan riba;Lari dari medan perang;Menuduh wanita baik melakukan zina;Dan lain-lain sebagainya.

1. Orang Musyrik dan Menyekutukan Allah
Orang-orang musyrik adalah orang yang keluar dari agama islam dan beralih kepada agama lain atau bahkan tidak beragama lagi sama sekali. Orang-orang ini adalah termasuk juga orang yang suka menyembah berhala.

Termasuk juga dalam hal ini orang-orang yang percaya kepada dukun, karena sesungguhnya dia telah beriman kepada dukun dengan  percaya kepadanya tanpa memohon pertolongan keapada Allah swt. seperti sabda Rasulullah: “Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik.”(HR. Ibnu Majah)

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, ‘Apakah penebusannya, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, Ucapkanlah: ‘Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan-Mu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau’.” (HR. Ahmad)

Juga dalam hadits lain Nabi SAW. bersabda: “Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad” (Abu Dawud)

Selain itu, Allah tidak akan menerima shalat selama empat puluh hari bagi saipapun siapapun yang mendatangi dukun dengan maksud meminta tolong, atau dengan meminta kemanjuran dagangan dan lain sebagainya. Nabi Saw. Menjelaskan dalam haditsnya,

Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim)

mungkin sahabat yang beriman bertanya, mengapa juga terkadang apa yang dijelaskan oleh dukun itu benar? Nah, kami rasa hadits berikut ini akan menjelaskan pada sahabat semunya, Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:

“Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya beberapa dukun pernah menceritakan sesuatu kepada kami dan kami mendapati apa yang mereka ceritakan itu benar. Rasulullah saw. bersabda: Itu adalah kalimat benar yang disambar oleh jin lalu dengan cepat dilemparkan ke telinga walinya tetapi di dalamnya sudah dia tambahi dengan seratus kedustaan.” (Shahih Muslim No. 4134)

Nah, Jelas sekarang bahwa itu semua adalah Ulah jin-jin peliharaan sang dukun yang menyampaikanya. Yaitu dengan cepat dan tangkasnya dia menyammpaikan kepada walinya tersebut. Sehingga apa yang dia ucapkan akan kita percaya dan mendatanginya berulang kali. Bahkan sang dukun meminta kepada pasiennya untuk dibawakan berbagi macam persajian seperti ayam, jeruk purut dan lainnya. Entah untuk apakah itu, wallahu’a’lam (Sesungguhnya Allah yang lebih mengetahuinya.)

2. Mendurhakai Kedua Orang Tua
Orang tua adalah sosok yang sangat mulia di sisi Allah SWT.. Sebagai orang yang melahirkan dan yang mendidik dengan penuh kasih sayang hingga besar tanpa suatu keluh dan kesan. Dan ketahuilah bahwa apapun  yang akan kita lakukan hendaklah mendapat restu dari orang tua seperti sabda Nabi saw berikut ini,

Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)

Namun, termasuk dosa besar apabila kita mendurhakai orang tua, termasuk mencaci maki, membuat orang tua sedih, membuat orang tua menangis, maka inilah yang termasuk dosa besar seperti sabda Nabi berikut ini,

Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, “Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq’alaih)

Jangankan untuk mencaci maki, bahkan untuk mengatakan uh saja tidak boleh, apalagi perkataan yang dapat membuat sedih orang tua bahkan memebuatnya kecewa, seperti firman Allah swt. berikut ini,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

“Dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. al-Isra’ : 23)

Rasulullah saw, pernah ditanyakan tentang peranan orang tua, Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)

Artinya bukan berati orang tualah yang akan menjerumus kita ke dalam neraka. Akan tetapi maknanya adalah, apabila sahabat berbakti kepada orang tua maka Allah akan memberikan balasan kepada sahabat berupa surga dan begitu juga juga apabila sahabat mendurhaki keduanya, maka nerakalah yang akan mengobrak-abrik tubuh sahabat di neraka nanti. Selain itu Nabi saw. Juga pernah bersabda dalam hadits berikut ini,

Dari Abuddarda’ r.a. bahwasanya ada seorang lelaki datang kepadanya: “Sesungguhnya saya mempunyai seorang istri dan sesungguhnya ibuku menyuruh kepadaku supaya aku menceraikannya.” Kemudian Abuddarda’ berkata: “Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orangtua adalah pintu yang paling tengah diantara pintu-pintu syurga.” Maka jikalau engkau suka, buanglah pintu itu (tidak perlu mengikuti perintahnya atau tidak berbakti padanya), tetapi ini adalah dosa besar, atau jagalah pintu tadi (dengan mengikuti perintah dan berbakti dan ini besar pahalanya).” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.

Orang tua mungkin punya alasan yang kuat dalam hal tersebut, seperti kisah diatas tadi. Bisa saja istri dia melakukan hal yang menentang dengan ajaran agama atau syariat. Akan tetapi, apabila orang tua menganjurkan kita kejalan yang salah alias kepada hal yang dapat menentang dari pundi-pundi agama, maka kita tidak wajib mengikutinya. Contohnya mengajak kepada kejahatan atau kemusyrikan. Namun hal ini adalah sangat jarang terjadi karan yang dinamakan orang tua adalah orang yang mendidik kita kejalan yang benar dan memebrikan contoh yang baik.

3. Orang yang Membunuh Anak Karena Takut Miskin Atau Semacamnya Atau Membunuh Jiwa yang Diharamkan Allah Kecuali Dengan Alasan yang Benar
Membunuh adalah sesuatu yang sangat  dilarang oleh Allah swt. apalagi yang kita bunuh adalah jiwa-jiwa yang haram dalam agama islam. Betapa tidak, setiap muslim dan mukmin adalah orang yang bersaudara dan tidak sah iman  seseorang  jika tidak mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri. Karena mukmin yang satu dengan mukmin yang lain adalah satu dan dia akan merasakan kesakitan juga apabila mukmin yang lain tersakiti.

Beberapa hadits sudah kita jelaskan diatas, yaitu tentang orang-oarang yang membunuh jiwa yang haram dan ini adalah termasuk kedalam dosa besar. Orang-orang ini adalah orang yang berada dalam agama Islam. Termasuk juga apabila seseorang yang membunuh anak lantaran takut miskin dalam hidupnya. Padahal Allah-lah yang memeberikan rezki dalam hidupnya. Contohnya saja, orang yang memiliki banyak anak tetapi masih banyak rezki diberikan Allah swt. dan sebagian lain orang yang bahkan tidak memiliki anak tetapi hidupnya serba kekurangan. Maka jauhilah prinsip-prinsip salah seperti ini.

Mengenai membunuh, Rasulullah SAW. banyak mencerahkan dalam haditsnya. Sabda rasulullah saw. berikut ini,

Dari Ibnu Mas’ud Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah Utusan Allah, kecuali salah satu dari tiga orang: janda yang berzina, pembunuh orang dan orang yang meninggalkan agamanya berpisah dari jama’ah.” (Muttafaq Alaihi.)

Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak halal membunuh seorang muslim kecuali salah satu dari tiga hal: Orang yang telah kawin yang berzina, ia dirajam; orang yang membunuh orang Islam dengan sengaja, ia dibunuh; dan orang yang keluar dari agama Islam lalu memerangi Allah dan Rasul-Nya, ia dibunuh atau disalib atau dibuang jauh dari negerinya.” Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.

Maka sesungguhnya apabila seseorang yang membunuh maka kematian juga akan menjadi balasannya (yaitu membunuh dengan sengaja). Apalagi sekarang ini banyak terjadi pembunuhan yang tidak kita ketahui alasan kongkretnya. Seorang ayah membunuh anak, seorang anak membunuh ayahnya, anak membunuh bibi, cucu membunuh nenek atau kakenya, ada yang membunuh pacar dan ada juga yang membunuh para pemimpinnya. Sungguh sangat banyak kejadian-kejadian aneh lainnya. Kelak Allah akan membalas sesuai apa yang telah dia perbuat itu, seperti sabda Nabi berikut ini,

Dari Samurah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa membunuh hambanya kami akan membunuhnya dan barangsiapa memotong hidung hambanya kami akan memotong hidungnya.” Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits hasan menurut Tirmidzi. Ia berasal dari riwayat Hasan Bashri dari Samurah, namun masih dipertentangkan Hasan Bashri mendengarnya dari Samurah. Dalam riwayat Abu Dawud dan Nasa’i ada tambahan: “Dan barangsiapa mengebiri hambanya kami akan mengebirinya.” Hakim menilai shahih dalam tambahan hadits ini.

Kemudian, apabila seseorang yang membunuh tidak sengaja, maka dendanya adalah denda alasan kekeliruan. Karena dalam hal ini, dia tidak bermaksud membunuhnya seperti sabda rasulullah berikut ini,

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa terbunuh dengan tidak diketahui pembunuhnya, atau terkena lemparan batu, atau kena cambuk, atau kena tongkat, maka dendanya ialah denda bunuh karena kekeliruan. Barangsiapa dibunuh dengan sengaja, maka dendanya hukum mati. Barangsiapa menghindar dari berlakunya hukuman itu, maka laknat Allah padanya.” Riwayat Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah dengan sanad kuat.

Denda membunuh bisa berupa menanggung semua pengurusan jenazahnya atau hingga tahlilan yang dilaksanakan tiap malam. Itu tergantung bagaimana yang diminta oleh ahli baitnya si mait.

Namun demikian, bukan berarti bahwa kepada selain agama untuk membunuh. Kita dianjurkan untuk hidup bertoleransi. Biarlah dia beribadah dengan kepercayaannya dan kita beribadah dengan kepercayaan kita. Dalam islam tidak dianjurkan untuk mencari musuh karena motto islam ‘musuh pantang dicari, kalau ada lawan haram lari’.

4. Berzina Atau Berzina Dengan Istri Atau Perempuan yang Tidak Halal Baginya
Seiring dengan berjalan waktu, semakin maraknya zina dikalangan ummat manusia. Tidak kecuali remaja maupun ABG, bahkan yang sudah menikah pun juga ikut mencampurkan hidupnya dengan perbuatan zina, baik itu dengan istri/suami tetangga atau bahkan dengan mengandalkan rumah-rumah prostitusi/ perzinaan. Dan zina adalah termasuk dosa besar. Seperti hadits-hadits diatas yang menjelaskan hal tersebut. Allah SWT sangat melarang zina sabagaimana firman Allah berikut ini,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32)

Dan apabila pezina adalah orang yang telah pernah menikah, maka orang itu adalah orang yang halal darahnya dalam artian bahwa hukumannya adalah hukuman mati. Seperti sabda nabi berikut ini,

Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal ditumpahkan darah seorang muslim kecuali karena salah satu di antara tiga alasan: orang yang telah kawin melakukan zina, orang yang membunuh jiwa (orang muslim) dan orang yang meninggalkan agamanya memisahkan diri dari jamaah.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Adapun cara merajamnya adalah dengan mengubur tubuh keduanya hingga leher yaitu pada persimpangan jalan, kemudian orang-orang yang lewat wajib melemparnya dengan batu sekuat tenaga dan rajam itu berlaku hingga orang yang bersangkutan meregang nyawanya. Ini adalah hukum Allah SWT., mungkin kebayakan kita tidak melihatnya sekarang ini lantaran kebanayakan negara tidak menggunakan hukum Allah sebagai sumber hukum.

Karena dalam hal ini, Seorang muslim yang telah dihukumi halal darahnya eksekusinya ada di tangan penguasa (imam) atau yang mewakilinya, jika di negaranya berlaku hukum Allah. Apabila berada di Negara yang tidak menerapkan hukum Allah maka tak seorang pun berhak mengeksekusi penumpahan darah. Untuk eksekusi yang tidak sampai penumpahan darah, seperti cambuk, qishash non-bunuh, maka boleh dilakukan oleh seorang ‘alim jika atas kemauan pelaku. Demikian pendapat sebagian ulama.

Orang-orang pezina adalah orang yang diharamkan oleh Allah swt. untuk masuk ke surga, bagaimana tidak, surga adalah tempat yang suci dan bukan tempat bagi pendosa. Hadits berikut cukup jelas menjelaskan tentang haramnya pezina masuk surga,

Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya (artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong atau zina). (HR. An-Nasaa’i dan Ahmad)

Namun apabila seorang pezina yang ingin bertaubat dan mengakui kesalahannya, seseungguhnya Allah adalah Maha Penerima Taubat bagi setiap ummat manusia, pernah terjadi suatu kejadian pada zaman Rasulullah tentang gadis pezina yang bertaubat, untuk lebih jelasnya, marilah kita simak hadits berikut ini,

Dari Imran Ibnu Hushain Radliyallaahu ‘anhu bahwa ada seorang perempuan dari Juhainah menemui Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam (dia sedang hamil karena zina) dan berkata: Wahai Nabi Allah, aku harus dihukum, lakukanlah hukuman itu padaku. Lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memanggil walinya dan bersabda: “Berbuat baiklah padanya, apabila ia melahirkan, bawalah bayi itu kepadaku.” Kemudian beliau menyalatkannya. Berkatalah Umar: Apakah baginda menyalatkannya wahai Nabi Allah, padahal ia telah berzina? Beliau menjawab: “Ia benar-benar telah bertaubat yang sekiranya taubatnya dibagi antara tujuh puluh penduduk Madinah, niscaya cukup buat mereka. Apakah engkau mendapatkan seseorang yang lebih utama daripada ia menyerahkan dirinya karena Allah?”. (Riwayat Muslim).

Maka sesungguhnya dosa-dosa itu luntur dengan bertaubat kepada Allah swt.

5. Bersaksi Atas Kesaksian Palsu
Bersaksi adalah suatu ungkapan yang menerengkan benar atau salah tentang sesuatu berdasarkan bukti yang dia miliki.

Namun, apabila dilakukan dengan hal yang salah seperti melakukan kesaksian palsu maka ini adlah hal yang sangat dilarang oleh Allah SWT., dan sebagaimana hadits yang kita jelaskan tadi bahwa perbuatan ini adalah termasuk kedalam dosa besar.

6. Pemakan Harta Anak Yatim
Anak yatim adalah orang-orang yang wajib kita kasihi karena mereka membutuhkan kasih sayang. Dan Allah akan memberikan pahalanya kepada kita. Namun, apabila kita memakan harta mereka tunggulah azab dan murka-Nya. Mereka yang memakan harta anak yatim juga termasuk kedalam golongan orang yang melakukan doa besar. Dan sungguh Allah sangat melarangnya.

Allah Ta’ala  berfirman: “Dan janganlah engkau mendekat kepada harta-harta anak yatim, melainkan dengan cara penggunaan yang lebih baik -seperti menjaga dan memperkembangkannya-.” (al-An’am: 152)

Dan pemakan harta anak yatim itu adalah makanan neraka sa’ir, sebagaimana firman Allah swt.,

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang yang makan harta-harta anak yatim dengan cara penganiayaan, maka hanyasanya yang mereka makan dalam perut mereka itu adalah api neraka dan mereka akan masuk dalam neraka Sa’ir.” (QS. an-Nisa’: 10)

Masih banyak lagi hadits tentang larangan memakan harta anak yatim yang mana ini merupakan termasuk kedalam dosa besar.

7. Pemakan Riba
Pemilik dosa besar selanjutnya adalah para golongan pemakan riba. Riba adalah penambahan pada harta dalam akad tukar-menukar atau jual-beli tanpa adanya imbalan atau pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Dan riba itu telah merajalela kedalam kehidupan kita. Seperti mengurangi takaran, menjual barang-barang yang tidak diketahui keadaan baiknya, menipu dalam penjualan, memalsukan barang, menukar barang yang tidak setara, termasuk juga uang yang dibungakan dan sebagainya. Sebagaimana sabda Nabi berikut ini,

“Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya).” (HR. Abu Dawud).

Maka masa itulah masa yang sedang kita jalani ini. Seberapa banyak penjual-penjual yang menjual dagangan yang tidak layak konsumsi, makanan yang dicampurkan dengan bahan berbahaya Beras plastik, makanan mengandung formalin dan lainnya. Selain itu, pertukaran barang-barang yang tidak memiliki kadar yang sama juga termasuk kedalam riba, dalam sebuah hadits,

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama kadarnya dan janganlah melebihkan sebagiannya dengan mengurangi sebagian yang lain. Janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama kadarnya dan janganlah melebihkan sebagiannya dengan mengurangi sebagian yang lain. Dan janganlah menjual sesuatu yang berjangka dengan yang kontan. (Shahih Muslim No.2964)

Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Penukaran perak dengan emas itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. Dan penukaran gandum dengan gandum itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. Dan penukaran kurma dengan kurma itu riba kecuali dengan serah-terima secara langsung. (Shahih Muslim No.2968)

Dijelaskan pula dalam 2 (dua) hadits diatas yaitu tentang larangan melakukan transaksi yang tidak langsung artian langsung disini adalah sipenerima dan si pemberi bertatapan mata dan mengetahui baik buruknya suatu yang ditukarkan tersebut. Kemudian daripada itu, apabila seorang yang menukarkan sudah saling ikhlas, dalam artian bahwa sipenerima dan pemberi sudah mengiklhaskan kekurangan dan kelebihan barang tersebut, maka itu sah-sah saja, dengan kata lain tidak termasuk kedala riba. Karena hal ini sering kita lakukan dengan sesama saudara atau kerabat dekat.

8. Lari Dari Medan Perang
Bukan suatu yang mustahi apabila ada orang yang lari dari medan perang, banyak terjadi pada zaman Rasulullah dan ini merupakan dosa yang besar seperti yang kita bacakan dalam hadits diatas tadi. Suatu alasan yang masuk akal adalah karena mereka takut mati, padahal Allah SWT. mejamin surga bagi orang-orang yang mati syahid atau mati dimedan peperangan. selain itu Rasulullah SAW. sudah menjelaskan dalam haditsnya bahwa jihad memiliki nilai yang luar biasa,

“Puncak persoalan adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka dia selamat. Tiangnya Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad (perjuangan). Yang dapat mencapainya hanya orang yang paling utama di antara mereka.” (HR. Ath-Thabrani).

Dalam hadits lain Nabi SAW. Bersabda: “Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka.”(HR. Bukhari)

Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh. Mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah (yakni sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga terletak di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)

Manusia yang paling dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah para mujahidin dan ilmuwan (cendekiawan) karena kaum mujahidin melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan membimbing manusia untuk melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami)

Dan apapun amalan yang kita lakukan akan sia-sia jika kita termasuk kedalam golongan orang yang lari dari peperangan,

Ada tiga hal yang menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu: syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari pertempuran (dalam perang fisabilillah) (HR. Ath-Thabrani)

9. Menuduh Wanita Baik Berzina
Wanita baik adalah wanita yang senantiasa menjaga auratnya dan menjaga dirinya dari perbuatan dosa. Sedangkan dia dituduh melakukan zina. Maka orang yang menuduh wanita suci adalah orang yang tergolong kedalam dosa besar. Salah satu hadits yang menjelaskan dosa besar bagi penuduh wanita baik-baik berzina adalah berikut ini,

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Jauhilah tujuh hal yang merusak. Ada yang bertanya: Ya Rasulullah, apa tujuh hal itu? Rasulullah saw. bersabda: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan pertempuran dan menuduh berzina wanita-wanita yang terjaga (dari berzina) yang lalai dan beriman. (Shahih Muslim No.129)

10. Lain-lainnya
Sungguh sangat banyak dosa-dosa besar yang tidak dapat kami sebutkan. Mungkin sahabat bisa mencarinya lebih banyak lagi atau bahkan sahabat lebih tahu dari pada kami. Kita doakan adalah semoga kita jauh dari perbuatan-perbuatan dosa dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Aamiin aamiin ya rabbal ‘alamiin

Sumber: berimanblog.blogspot.co.id, islamidia.com