Mimbar yang Bercahaya Para Nabi
10Berita , Anas bin Malik ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang syafaat di hari kiamat serta kedudukannya yang terpuji. “Pada hari kiamat, setiap nabi memiliki mimbar yang terbuat dari cahaya dan aku berada di mimbar paling tinggi dan paling bercahaya.”
Kemudian nabi melanjutkan perkataannya, “Pada saat itu seseorang berseru, ‘Di manakah Nabi yang ummi?’ Para nabi menjawab, ‘Kami semua nabi yang ummi, lalu ke mana kamu diutus?’”
“Seseorang itu untuk kedua kalinya sembari berkata, ‘Di manakah Nabi yang ummi dari bangsa Arab?’ Maka aku (Rasulullah) turun berjalan hingga sampai di pintu surga, lalu kuketuk. Kemudian ditanya, ‘Siapa?’ Aku menjawab, ‘Muhammad.’ Aku ditanya lagi, ‘Apakah kamu diutus untuk mengahadap kepada-Nya?’ Aku menjawab, ‘Benar.’
Dikisahkan dari Ensiklopedia Alquran, pintu itu terbuka dan Rasulullah memasukinya. Allah SWT menampakkan wujud-Nya kepada Rasulullah yang belum pernah Dia tampakkan kepada makhluk sebelum Beliau. Maka, Beliau tersungkur sujud kepada-Nya dan memuji-Nya dengan pujian yang belum pernah diucapkan seorang pun sebelumnya dan tidak akan dilakukan seorang pun sesudahnya.
Lalu dikatakan kepada Rasulullah, “Wahai Muhammad angkat kepalamu! Berbicaralah, niscaya pembicaraanmu didengar; dan berilah syafaat, niscaya syafaatmu diterima.’”
Rasulullah SAW bersabda: “Aku adalah pengulu anak Adam (manuisa), dan ini bukan kesombongan; aku adalah orang pertama yang dibangkitkan dari kubur pada hari Kiamat, dan ini bukan kesombongan; aku adalah orang pertama yang memberi syafaat dan orang pertama yang diharapkan syafaatnya, dan ini bukan kesombongan; dan panji pujian di tanganku pada hari kiamat, dan ini juga bukan kesombongan.” (H.R. Tirmidzi)
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW diberi panji pujian (liwa’ al-hamd) yang kemudian diletakkan di telapak tangannya. Para nabi dan malaikat lalu berkumpul di bawah panji tersebut di hari Kiamat. Saat itu, beliau menjadi manusia pertama yang memberi syafaat di sisi Tuhannya.
Salman al-Farisi ra. menuturkan, bahwa pada hari kiamat, matahari dipanaskan seperti panasnya sepuluh tahun. Kemudian matahari itu didekatkan pada ubun-ubun umat manusia.
Maka, mereka mendatangi Nabi SAW seraya berkata, “Wahai Nabi Allah, engkaulah orang yang diberi kemenangan oleh Allah SWT dan Allah SWT mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Engkau melihat apa yang sedang kami hadapi saat ini.’”
Nabi SAW berkata, ‘Aku adalah sahabat kalian.’ Lalu beliau ke luar melintasi di tengah-tengah mereka hingga sampai di pintu surga. Beliau mengambil sebuah gelang emas yang berada di pintu itu dan mengetukkannya. Mendengar itu, malaikat penjaga surga bertanya, “Siapa Anda?’ Nabi SAW menjawab, ‘Muhammad Rasulullah.’
Maka, dibukankanlah pintu untuknya hingga Beliau berdiri di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Lalu Beliau diperintah, ‘Angkat kepalamu! Mintalah! Permintaanmu pasti akan dikabulkan. Dan syafaatilah, niscaya syafaatmu akan diterima.’”
Salman mengakhiri ceritanya dengan mengatakan, “Itulah tempat yang terpuji.”
Sumber : Republika.co.id