OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 06 November 2017

Pernahkah Utusan Allah Berdusta?

Pernahkah Utusan Allah Berdusta?

10Berita , Setiap Nabi diutus kepada umatnya untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah SWT dan meninggalkan sesembahan selain-Nya. Dalam berdakwah, para Nabi kerap menemui rintangan, tak terkecuali Nabi Ibrahim AS yang ditentang oleh umatnya. Maka, beliau pernah berdusta untuk melindungi diri dari kejahatan umatnya.

Dikisahkan dari Ensiklopedia Alquran, Nabi Ibrahim AS pernah berdusta tiga kali. Kedustaan pertama yang dilakukan Ibrahim adalah berdusta kepada kaumnya ketika hendak menghancurkan berhala yang mereka sembah. Saat itu para pembesar mereka masuk ke dalam kuil untuk merayakan salah satu hari raya mereka.

Maka, Ibrahim bermaksud mengeluarkan mereka dari dalam kuil agar tidak menyembah berhala-berhala itu. Lalu beliau memandang ke langit dan mengaku diberitahu bintang-bintang bahwa dirinya akan terserang penyakit sampar (yang menular).

Kaumnya langsung percaya dan segera menghindar dari kuil tersebut. Allah SWT menyebutkan itu dalam firman-Nya: “Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang. Kemudian berkata, ‘Aku sakit.’ Lalu mereka berpaling darinya dengan membelakang.”  (QS. ash-Shaffat:88-90)

Kedustaan kedua dilakukan saat Ibrahim menghancurkan berhala-berhala kemudian meletakkan kapak di tangan berhala yang paling besar. Berhala paling besar sengaja dibiarkan utuh, tidak dihancurkan.

Ketika kaumnya mengetahui yang terjadi pada berhala-berhala itu, mereka menuduhnya karena pernah mencemooh orang yang menyembah berhala itu. Ketika mereka menanyakan hal itu, ia menjawab, “Berhala paling besarlah yang melakukannya. Tanyakan saja kepadanya, jika ia memang mampu berbicara?”

Allah SWT mengabadikan peristiwa itu dalam firmannya: Mereka bertanya, ‘Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?’ Ibrahim menjawab, ‘Sebenarnya berhala yag besar itulah yang melakukannya, maka tayakanlah kepada mereka jika mereka dapat berbicara.’ Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan ia berkata, ‘Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri).’ Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata), ‘Sesungguhnya kamu (wahai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.’ Ibrahim berkata, ‘Tapi mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikti pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu? Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah.’ Mereka berkata, ‘Bakarlah ia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak.’ Kami berfirman, ‘Hai api, menajdi dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim.’” (QS. al-Anbiya:62-69)

Sedangkan kedustaan ketiga dilakukan saat Ibrahim dan istrinya, Sarah tiba di Mesir. Sarah adalah perempuan yang sangat cantik, sedangkan Firaun Mesir (Firaun adalah gelar-gelar raja-raja Mesir kuno) pada masa itu, seorang laki-laki yang haus perempuan.

Ketika mengetahui kedatangan Sarah dan mendengar kecantikannya, sang raja segera mengutus beberapa prajurit untuk memanggilnya. Kemudian Ibrahim meminta Sarah untuk tidak memberitahu Firaun bahwa ia adalah istrinya.

Hal itu diminta olehnya agar raja tidak membunuhnya (Ibrahim). Beliau juga meminta Sarah agar mengaku sabagai saudaranya. Ibrahim tahu bahwa Allah SWT akan menyelamatkan Sarah dari cengkeraman Firaun.

Sumber :Republika.co.id