Wanita Hebat Pencetak Karakter Diponegoro
10Berita , Solo — Di balik kesuksesan seorang pria, selalu ada wanita hebat di belakangnya. Ungkapan itu menggambarkan betapa tangan dingin seorang wanita seringkali mampu melahirkan tokoh-tokoh terkenal. Tak terkecuali Pangeran Diponegoro.
“Diponegoro tidak tiba-tiba. Sejak kecil Diponegoro disiapkan oleh seorang wanita, yaitu neneknya sendiri,” tutur K. Subroto, peneliti dari Lembaga Kajian Syamina. “Dari kecil Diponegoro diasuh oleh neneknya yang juga mantan komandan wanita pertama Kasunanan Yogyakarta,” imbuh Subroto.
Menurut penelusuran Kiblat.net, wanita yang dimaksud adalah Ratu Ageng, nenek buyut Pangeran Diponegoro. Ratu Ageng aktif menemani suaminya, Hamengkubuwono I saat bergerilya dalam Perang Giyanti.
Meski berdarah Jawa, Ratu Ageng jauh dari kesan gemulai seperti pada umumnya wanita masa itu. Selain kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, Ratu Ageng memiliki gen militer yang kuat, warisan dari Sultan Abdul Qahir, Bima.
Subroto menyampaikan hal tersebut pada acara Dialog Kebangsaan yang digelar oleh Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM) pada Sabtu (18/11) di Ballroom Assalam Syariah Hotel, Surakarta. Dialog yang dihadiri sekitar 100 hadirin dari berbagai elemen Islam Surakarta ini mengambil tajuk “Beban Pajak Pra Kondisi Perang Diponegoro.”
Forum ini juga menghadirkan salah seorang keturunan Pangeran Diponegoro, yaitu Ustad Azhari Dipo Kusumo. Pengasuh salah satu pesantren di Lamongan, Jawa Timur itu menegaskan bahwa keturunan atau pewaris Diponegoro ada dua macam: biologis dan ideologis.
Ust. Azhari Dipo Kusumo, salah satu keturunan Diponegoro
Selain mereka yang memiliki garis darah dengan Pangeran Diponegoro, “Orang-orang yang memiliki cita-cita negara Islam sebagaimana diperjuangkan Diponegoro adalah pewaris ideologis Diponegoro. Termasuk siapapun yang mencintai Syari’at Islam dalam penerapan kehidupan berbangsa dan bernegara masuk dalam kategori ini, meskipun bukan pewaris biologis.” tandasnya.
Tajuk diskusi itu sendiri mengambil dari laporan bulanan Syamina edisi 12 / Nopember 2017 yang berjudul “Beban Pajak Prakondisi Jihad Diponegoro,” ditulis oleh K. Subroto. Menurut Ust. Abdullah Khair, Direktur Akademi Al-Quran FKAM yang sekaligus menjadi moderator, acara seperti ini akan digelar secara berkala ke depan.
Reporter: Hamdan
Sumber : Kiblat.