Adab dan Akhlak Rasulullah SAW dalam Berpakaian
10Berita , Rasulullah SAW memakai pakaian seadanya. Kebanyakan pakaiannya berwarna putih, dan beliau bersabda, “Pakailah pakaian putih dan kafanilah orang-orang yang mati di antara kami dengannya.”
Dikutip dari buku yang berjudul ‘Mutiara Ihya’ Ulumuddin’ karya Al-Ghazali bahwa kadang-kadang Rasulullah SAW keluar dan pada cincinnya terdapar seutas benang yang diikatkan untuk mengingatkan sesuatu. Rasulullah SAW memakai kopiah di bawah serban dan mengubah serbannya. Kadang-kaang beliau melepaskan kopiah dari kepalanya, lalu meletakkannya sebagai pembatas di hadapannya ketika beliau hendak shalat.
Apabila memakai pakaian, Rasulullah SAW melakukannya dari sebelah kanan terlebih dahulu sambil mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian kepadaku yang dengannya aku menutup auratku dan berhias di hadapan manusia.” Ketika melepaskan pakaiannya, beliau memulainya dari sebelah kiri.
Rasulullah SAW memiliki pakaian khusus untuk shalat Jumat. Apabila memakai baju baru, maka beliau memberikan pakaiannya yang lama kepada orang miskin. Beliau bersabda, “Tidak ada orang Muslim yang memberikan pakaian bekasnya kepada Muslim yang lain dan tidak memberikannya selain karena Allah SWT, melainkan ia dalam tanggungan Allah, dalam pemeliharaan-Nya dan dalam kebaikan-Nya selama pakaian itu menutupi aurat orang Muslim itu pada waktu masih hidup atau sesudah meninggalnya.”
Rasulullah SAW memiliki tikar tidur dari kulit yang disamak yang dan diisi dengan serabut kurma. Panjang tikar tidur itu kira-kira dua hasta dan lebarnya adalah satu hasta lebih sejengkal. Beliau memiliki pakaian yang luar yang selalu dibentangkan untuknya di mana kalau beliau berpindah pakaian itu dilipat dalam dua lapisan. Beliau memakai ikat pinggang dari kulit yang disamak. Pada ikat pinggangnya itu terdapat tiga lingkaran dari perak.
Sumber : Republika.co.id