OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 28 Desember 2017

Daging Ulama Beracun? Ini Maknanya

Daging Ulama Beracun? Ini Maknanya

  

  

Daging Ulama Beracun? Ini Maknanya

10Berita, Kedudukan ulama dalam Islam sangat mulia. Mereka dijuluki sebagai pewaris Nabi, melalui mereka kemurnian ajaran Islam terjaga.

العلماء ورثة الأنبياء وإن الأنبياء لم يورثوا دينارا ولا درهما إنما ورثوا العلم فمن أخذ به أخذ بحظ وافر

“Para ulama ialah ahli waris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar, juga tidak dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu, maka barang siapa yang mendapatkan ilmu, maka ia telah mendapatkan bagian warisan yang banyak.” (Hadits Abi Ad Darda’, dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad 5/196, Abu Dawud, 3/317, hadits no: 3641, At Tirmizy 5/48, hadits no: 2682, Ibnu Majah 1/81, hadits no: 223, dll.)

Para ulama adalah wali Allah juga yang beriman kepada-Nya, senantiasa mendekat diri kepada-Nya dengan ketaatan dan amal shalih. Siapa memusuhi para ulama, Allah nyatakan perang terhadap-Nya. Siapa yang diperangi Allah, pasti akan celaka dan binasa.

مَن عادى لي وليًّا، فقد آذنتُه بالحرب

“Siapa memusuhi wali-Ku maka Aku nyatakan perang terhadapnya.” (HR. Al-Bukhari)

Apakah maksud daging ulama beracun?

Al-Hafidz Abul Qasim Ibnu ‘Asakir Rahimahullah, ulama besar adab 6 Hijriyah menyatakan,

أن لحوم العلماء مسمومة

“Bahwasanya daging para ulama itu beracun.”(Tabyin Kadzbil Muftari: 29)

Beliau menyebutkan bahwa orang-orang yang merendahkan (menghina) ulama maka aibnya akan tersingkap. Dan sesungguhnya siapa yang gemar menfitnah ulama dengan lisannya maka Allah menghukumnya sebelum kematiannya dengan kematian hati.

Ada pernyataan sama namun tak serupa yang juga dinisbatkan kepada Ibn Asakir:

لحوم العلماء سم: من شمها مرض، ومن ذاقها مات

“Daging ulama itu racun: yang menghirupnya akan jatuh sakit, yang mencecapnya akan mati.

Sebagaimana yang kita lihat saat ini, banyak orang yang membenci, memusuhi, menyakiti, menfitnah, dan mengkriminalisasi para ulama. Perbuatan tersebut secara tidak langsung telah memusuhi ilmu.Bila mengghibah sesama muslim seperti memakan daging busuk yang mengandung kuman penyakit (QS Al-Hujurat ayat 12). Mengghibah ulama dengan membicarakan aib dan kekurangannya diistilahkan dengan memakan daging beracun.

Oleh sebab itu, takutlah kepada Allah bagi orang-orang yang membenci, memusuhi, menyakiti, menfitnah, dan mengkriminalisasi ulama. Karena Allah ada bersama mereka (para ulama), sebagaimana hadits di atas, “Siapa memusuhi wali-Ku maka Aku nyatakan perang terhadapnya.” (HR. Al-Bukhari).(Cucu Rizka Alifah)

Sumber: konsultasislam(dot)com, muslim(dot)or(dot)id dan berbagai sumber
Ilustrasi: Google