OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 21 Desember 2017

Fahri: Kenapa ”Pendukung LGBT-Islamophobia-Kriminalisasi Ulama-Pro Asing” dari Kubu yang Sama?

Fahri: Kenapa ”Pendukung LGBT-Islamophobia-Kriminalisasi Ulama-Pro Asing” dari Kubu yang Sama?


10Berita - Fahri Hamzah "singa parlemen" soroti pendukung LGBT yang berasal dari kubu yang sama mengidap Islamophobia, pendukung Kriminalisasi Ulama dan Pro Asing.

Berikut dari twit Fahri Hamzah (20/12/2017):

(1) Isu #LGBT dan #AlQuds memiliki akar perjuangan yang sama termasuk dengan isu2 lokal kita tentang #KriminalisasiUlama atau #Islamophobia. Ini adalah perang melawan #IdeologiMateri dalam negara berketuhanan. Ini puzzle yang rumit tapi nanti kita akan temukan penjelasannya.

(2) Misalnya Kenapa:

Pendukung #LGBT selalu sama dengan yang #Islamophobia dan pendukung #KriminalisasiUlama dan yang #ProAsing dan mendukung #AgendaZionis dll.

Pasti anti simbol agama, Sila ketuhanan, pengajian, syariah, dll.

Anda ada di mana?

(3) Saya sampai pada pengertian bahkan afiliasi ini telah sampai pada pemecahan terhadap kelembagaan negara...ini adalah puzzle untuk kita cermati sebab cara kerja #IdeologiMateri telah merasuk jauh dalam tubuh bangsa Indonesia...ini memerlukan kewaspadaan.

(4) Perlu ada taushiah kepada banyak pemimpin nasional yang saya khawatir mereka terlibat sebetulnya karena tidak paham... sebab saya melihat pendukung #IdeologiMateri di Indonesia kebanyakan bodoh dan ikut2an...beda dengan para pemikirnya di barat..

(5) Soal #LGBT misalnya, para pendukung ideologi ini di Indonesia bodoh2 dan tidak punya argumen. Mereka ingin meletakkan argumen ilmiah tapi tidak punya data. Sulit mereka melawan keyakinan agama. Akhirnya bertingkah norak memakai survey dukungan publik.

(6) Kita bisa melayani mereka dalam debat berat soal apakah sains memang dapat membela keberadaan jenis kelamin ke-3, dst dari yang diyakini manusia (Adam dan Hawa). Tapi, otak mereka Gak sampai di situ. Mereka hanya ngambek seperti kelakuan #LGBT (banci) umumnya..

(7) Kita bukan menolak ada ketidaksempurnaan dalam penciptaan, sains membuktikan itu tetapi itu bukan pertanda adanya identitas baru. Justru itu adalah ruang bagi penyempurnaan yang menjadi isu yang kompleks sejak isu DNA sampai isu sosial. Kita hadir untuk menjawabnya.

(8) Di negara kita, ketika sains bingung kembalilah pada ketuhanan yang maha esa. Gak usah sok paham manusia..balik saja pada agama.

Sumber : portal-islam.id