OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 11 Desember 2017

Gereja Koptik Mesir dan Presiden Palestina Tolak Bertemu Wapres AS

Gereja Koptik Mesir dan Presiden Palestina Tolak Bertemu Wapres AS


Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Paus Tawadros II Gereja Koptik Mesir 

10Berita - KAIRO  Gereja Koptik Mesir menyatakan menolak sebuah pertemuan yang diminta Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence dalam kunjungannya akhir bulan ini. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas keputusan Presiden Donald Trump yang menjadikan Yerusalem Ibu Kota “Israel”, Middleeastmonitor mengutip Kantor Berita MENA, melaporkan, Ahad (10/12/2017).

“Gereja menolak untuk menjadi tuan rumah kedatangan Mike Pence saat berkunjung ke Mesir. Keputusan Presiden Donald Trump tidak sesuai dan tanpa mempertimbangkan perasaan banyak orang,” demikian pernyataan resmi Gereja Koptik Mesir, Sabtu (9/12).

Menteri Luar Negeri Palestina juga mengungkapkan hal yang sama. Menlu Riyad Al-Maliki menyatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak bertemu dengan Wapres Mike Pence saat berkunjung ke wilayah tersebut bulan ini yang dinilai sebagai sebuah penghinaan lantaran pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”.

Sementara Pimpinan Kristen Protestan terkemuka di Mesir, Pendeta Dr Andrea Zaki, pada Jumat (8/12) bersikeras menegaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Arab Palestina. “Tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu akan kembali ke kedaulatan Palestina,” tegas Presiden Komunitas Protestan Mesir dan Direktur Jenderal Organisasi Injili Koptik ini.

Seperti diketahui, pada Rabu (6/12) Presiden  Donald Trump mengumumkan bahwa AS resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota “Israel”. Dia menekankan bahwa sebenarnya keputusan tersebut adalah sebuah langkah yang terlambat.

Dalam pidatonya yang disampaikan di Gedung Putih, Trump juga memastikan Kedutaan Besar AS akan segera pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem. Menurutnya, ‘kebijakan’ ini menjadi bagian dari upaya menciptakan perdamaian antara “Israel” dengan Palestina. (EZ/Salam-Online)

Sumber: Middleeastmonitor,  Salam Online.