Ilmuwan Temukan Bukti Puasa Senin-Kamis Terbukti Tingkatkan Kecerdasan
10Berita – Puasa berselang-seling dapat memberikan lebih banyak energi bagi otak. Akibatnya, kemampuan mengingat dan belajar otak menjadi lebih baik.
Temuan ini diungkapkan oleh tim peneliti dari National Institute on Antiaging yang telah melakukan percobaan terhadap tikus. Tim peneliti membuat tikus-tikus percobaan ini menjalani puasa secara berselang-seling. Pada satu hari, tikus diberi makan. Hari berikutnya, tikus tidak diberi makan. Pola ini diulang dalam kurun waktu tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa puasa berselang-seling ini membuat sel saraf pada tikus tumbuh lebih banyak. Koneksi sinaptik pada tikus pun terlihat lebih banyak. Kedua perubahan ini membuat fungsi kognitif tikus menjadi lebih baik.
Perubahan ini bisa terjadi karena puasa berselang-seling membuat tubuh mengganti sumber energi yang semula dari glukosa menjadi sel lemak. Tanpa adanya asupan makan, sumber energi berupa glukosa yang diproduksi oleh hati akan habis dalam 10-14 jam. Ketika sumber energi dari glukosa ini habis, tubuh akan beralih untuk mengambil energi dari simpanan lemak.
Simpanan lemak akan berubah menjadi keton di dalam darah. Keton secara langsung mempengaruhi sel saraf untuk menstimulasi produksi protein BDNF. BDNF merupakan protein utama dalam pertumbuhan sel saraf (neuron). Hal ini tak hanya terjadi pada hewan tetapi juga manusia.
“(Pertumbuhan sel saraf ini) dapat membantu mengoptimalkan kemampuan kognitif, belajar dan daya ingat,” jelas kepala laboratorium neurosains di National Institute of Aging Dr Mark Mattson, seperti dilansir Mail Online.
Pola puasa berselang-seling ini juga dikatakan dapat memperbaiki fungsi mental. Dampak perbaikan fungsi mental ini dapat bertahan hingga satu atau dua minggu.
“Ini seperti olahraga. Jika Anda tak melakukannya terus-menerus, Anda akan kehilangan efeknya,” lanjut Mattson.
Mattson mengatakan dampak serupa tak akan didapatkan dari mengurangi makan tanpa melakukan puasa berselang-seling. Alasannya, asupan makanan tersebut akan mengisi kembali simpanan energi (gula) yang berasal dari hati dan tidak dapat meningkatkan keton dalam tubuh.
“Perubahan metabolik dari penggunaan glukosa ke keton, menurut kami, merupakan hal yang penting untuk manfaat kesehatan,” terang Mattson.
Mattson menambahkan, pola berpuasa ‘sehari puasa, sehari tidak’ ini mungkin tidak akan berhasil pada manusia. Sebagai alternatif, pola berpuasa berselang-seling bisa diubah menjadi pola berpuasa 5:2 di mana dalam satu minggu cukup dua kali berpuasa.(kl/rol)
Sumber : Eramuslim