Jimly Asshiddiqie Minta Maaf Setelah Dukung Jokowi Dua Periode
10Berita , Bogor – Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof. Jimly Asshiddiqie mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait dukungan dua periode pemerintahan Joko Widodo. Tapi, dia segera meminta maaf setelah pernyataan politis itu menimbulkan keributan di internal ICMI.
Jimly Asshiddiqie berpidato dalam pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (08/12/2017). Dalam acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Ketua Dewan Kehormatan ICMI B.J. Habibie, Jimly mengungkapkan pernyataan dukungan dua periode pemerintahan Jokowi.
“Karena itu, ICMI tidak perlu dan tidak boleh ragu untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun. Bukan untuk kepentingan orang per orang. No, Melainkan untuk kemajuan bangsa dalam jangka panjang,” kata Jimly, seperti dikutip dari detikcom.
Meski sempat mendapatkan sambutan tepuk tangan, rupanya pernyataan Jimly tersebut memicu keributan di internal ICMI. Seperti diungkapkan Ketua ICMI Lampung Dr. H. M. Yusuf S. Barusman yang turut hadir di acara tersebut. “Peserta silaknas langsung ribut, seperti dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Makassar,” katanya, seperti dikutip radarlampung.co.id.
Menurut Jimly pernyataannya tersebut sifatnya pribadi, dan tidak mengatasnamakan organisasi ICMI. “Alhamdulillah, Ketum sudah minta maaf. Dan berjanji tidak mengulanginya,” kata Yusuf.
Yusuf menerangkan Jimly mengakui banyak yang tak setuju dengan pernyataannya. Sehingga dia langsung mengklarifikasi. “Saat beliau klarifikasi juga ada Pak Zulkifli Hasan (ketua MPR RI, Red),” tuturnya.
Mewakili ICMI Lampung, Yusuf tak sepakat dengan agenda politik dukung-mendukung. Tetapi, ICMI mendukung keberlanjutan pembangunan.
Pernyataan Jilmy yang mendukung dua periode pemerintahan Jokowi juga disesalkan Ketua ICMI Sulawesi Selatan, Prof Aris Munandar. Dia menilai organisasinya seharusnya mengedepankan semangat kecendekiawanan.
“Pernyataan Ketua ICMI sangat disesalkan karena menyalahi semangat ICMI sebagai organisasi yang mengedepankan semangat kecendekiawanan yang tidak masuk pada ranah politik,” kata Aris, Sabtu (9/12/2017) melalui pesan WhatsApp kepada Harianamanah.com.
“Apalagi pernyataan tersebut bukan hasil keputusan ICMI secara organisasi,” tegasnya.
Sumber: Radar Lampung, Harian Amanah
Redaktur: Imam S.
Sumber :Kiblat.