OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 29 Desember 2017

'Piagam Madinah Wujud Kebangsaan dan Nasionalisme'

'Piagam Madinah Wujud Kebangsaan dan Nasionalisme'

10Berita , CIREBON -- Kegiatan memperingati  Maulud Nabi Muhammad SAW pada hakikatnya merupakan momentum yang tepat untuk meneladani Rasululah dalam mencintai sesama dan semesta. Anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto mengatakan Nabi cinta kepada tanah airnya, baik Makkah maupun Madinah. Kebangsaan dan nasionalisme adalah sunah Nabi.

Cinta tanah air (nasionalisme), kata Sidarto, adalah fitrah dan naluri yang Allah sematkan secara kuat di dalam diri manusia. Sebaliknya, penolakan dan antipati terhadap kebangsaan/nasionalisme justru bertentangan dengan fitrah suci tersebut dan tidak memiliki landasan sama sekali di dalam Islam, baik secara doctrinal maupun historis.

"Akar dari nasionalisme di Indonesia adalah tumbuh dari agama," kata Sidarto pada tausiah Kebangsaan & Dzikir bersama para Kyai se-Jawa Barat di Ponpes Al Ghadier, Kempek, Cirebon, Kamis (28/12). Acara ini diselenggarakan oleh Pokja Toleransi bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al Ghadier.

Sidarto mengatakan istilah hubbul wathan minal iman merupakan benih perasaan nasionalisme bangsa Indonesia. Metode penyebaran Islam di Indonesia berlangsung secara damai tanpa meninggalkan budaya masyarakat yang ada. Nilai-nilai jati diri bangsa kita tertuang dalam Pancasila. Semangat nasionalisme inilah yang harus terus dipupuk.

Setelah hijrah, atas inisiatif stategis Nabi, terjadilah apa yang disebut oleh para sarjana sebagai Eksperimen Madinah, dengan produk monumentalnya berupa “Piagam Madinah (Konstitusi Madinah)”. Yang pasti, jelas Sidarto, Eksperimen Madinah ini telah menyajikan kepada umat manusia contoh tatanan sosial-politik yang mengenal konsep pendelegasian wewenang.

Hal ini merupakan wewenang atau kekuasaan tidak memusat pada tangan satu orang seperti pada dictatorial system, melainkan kepada orang banyak melalui musyawarah dan kehidupan berkonstitusi.

“Artinya, sumber wewenang dan kekuasaan tidak berada pada selera keinginan dan keputusan pribadi, tetapi pada suatu dokumen tertulis yang prinsip-prinsipnya disepakati dan ditaati bersama oleh seluruh warga negara,” ujar Sidarto.

Esensi dari ide Eksperiman Madinah oleh Nabi Muhammad SAW, menurut Sidarto, adalah suatu tatanan sosial-politik yang diperintah bukan oleh kemauan pribadi, melainkan secara bersama-sama; tidak oleh prinsip ad hoc yang dapat berubah-ubah sejalan dengan dengan kehendak pemimpin, melainkan oleh prinsip-prinsip yang dilembagakan dalam dokumen kesepakatan dasar semua anggota masyarakat yang plural, yaitu sebuah “konstitusi”.

Konstitusi/Piagam Madinah adalah embrio dari masyarakat Madani.  "Inilah yang telah, sedang dan terus kita perjuangkan, kita jalankan dan kita jaga di Indonesia. Maka, merawat Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945 adalah sama dengan merawat dan menumbuhkembangkan bibit peradaban berbangsa dan bernegara yang telah ditanam oleh Rasulullah SAW sejak 1439 tahun yang lalu,” ujarnya.  

Karena itu, Sidarto mengingatkan momentum Maulid Nabi Besar Muhammad SAW seharusnya bukan bersifat seremonial tahunan tanpa makna, melainkan pentingnya konteks berbangsa dan bernegara yang merupakan makna substansial dari peringatan Maulid Nabi.

Sumber :Republika.co.id 

Related Posts:

  • 8 Cara Mudah Menasehati Anak Agar Nurut8 Cara Mudah Menasehati Anak Agar Nurut 10Berita - Apakah Anda pernah mengalami ketika Anak Anda dinasehati malah si buah hati kurang bisa menerima dan memahami nasehat dari Anda?, bagaimana cara mendidik anak agar menjadi p… Read More
  • Sholat di Pinggir Jalan, Muslim di Sydney Ini Tuai Pujian Sholat di Pinggir Jalan, Muslim di Sydney Ini Tuai Pujian 10Berita - Baru-baru ini beredar sebuah video yang menunjukkan seorang pria Muslim shalat di pinggir jalan, tepatnya di depan sebuah pub tepi pantai Sydney yang padat… Read More
  • Sahabat yang Satu Ini Membuat Cemburu Umar bin KhattabSahabat yang Satu Ini Membuat Cemburu Umar bin Khattab 10Berita , Para sahabat merupakan orang-orang yang Allah SWT hadirkan di tengah-tengah Rasulullah SAW. Seluruh sahabat dinyatakan adil, terpercaya, bersih sebagaimana Al… Read More
  • Istidraj: Kebahagiaan yang Lebih Semu LagiIstidraj: Kebahagiaan yang Lebih Semu Lagi 10Berita - Ternyata ada yang harus kita waspadai lagi. Yaitu ia merasa bahagia di dunia padahal itu adalah hukuman baginya dari Allah Ta’ala, karena ia bahagia tidak diat… Read More
  • Bagaimana Anda Tahu Jika Anda Bijak?Bagaimana Anda Tahu Jika Anda Bijak? Apa itu Hikmah? Misalkan saya memberi Anda banyak potongan teka-teki untuk disatukan. Hal pertama yang Anda butuhkan adalah pengetahuan. Apa teka-teki itu? Seperti apa rupa gambar yang sud… Read More