OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 03 Desember 2017

Puasa dapat Mengasah Aneka Kecerdesan

Puasa dapat Mengasah Aneka Kecerdesan

10Berita , Puasa adalah ibadah yang bermula dengan tidak makan, tidak minum, dan tidak bercampur dengan pasangan sejak terbit hingga terbenamnya matahari. Puasa dapat mengasah aneka kecerdesan dan seharusnya berakhir dengan terpantulnya sifat-sifat positif atau mengarah pada kebaikan.

Dikutip dari buku yang berjudul ‘Membumikan Alquran’ karya M. Quraish Shihab puasa dapat mengasah kecerdasan spiritual melahirkan kepekaan yang mendalam. Fungsinya mencakup hal-hal yang bersifat supranatural dan religius. Kecerdasan tersebut menegaskan wujud Tuhan, melahirkan kemampuan untuk menemukan makna hidup. Selain itu memperhalus budi pekerti, dan juga melahirkan mata ketiga atau indra keenam bagi manusia.

Puasa juga dapat mengasah kecerdasan emosional. Dengan kecerdasan emosional manusia mampu mengendalikan nafsu. Emosi dan nafsu yang terkendali sangat kita butuhkan sebab ia merupakan salah satu faktor yang mendorong terlaksananya tugas kekhalifahan di bumi, yakni membangun dunia sesuai dengan kehendak dan tuntunan Ilahi.

Hawa nafsu bagaikan eksim (kelainan pada kulit), semakin digaruk semakin nyaman, tetapi kesudahannya adalah luka terinfeksi sehingga mengancam jiwa raga si penderita. Dengan kecerdasan itu, manusia akan mampu mengarahkan emosi atau nafsu ke arah positif sekaligus mengendalikannya. Sehingga tidak terjerumus dalam hal negatif.

Kecerdasan yang ketiga adalah kecerdasan intelektual.  Tetapi jika kecerdasan ini tidak dibarengi dengan kedua kecerdasan di atas, maka manusia akan terjerumus ke dalam jurang kebinasaan. Ia akan menjadi kepompong yang membakar dirinya sendiri karena ‘kepintarannya’. Perlu diingat bahwa kebodohan bukanlah sekadar lawan dari banyaknya pengetahuan karena bisa saja seseorang memiliki informasi yang banyak, tetapi apa yang diketahuinya tidak bermanfaat baginya.

Karena itu , patut disimak pesan Nabi Luqman AS kepada anaknya, “Anakku! Tidak ada baiknya mempelajari apa yang belum engkau ketahui, selama engkau belum memanfaatkan apa yang telah engkau ketahui, ini seperti pengumpul kayu yang tak mampu memikulnya, tetapi dia menambah lagi kayu yang lain untuk dipikulnya.”

Bila aneka kecerdasan di atas terhimpun pada diri seseorang maka dia secara sadar akan bersikap diam meyangkut apa yang tidak perlu atau tidak bermanfaat baginya. Wallahualam

Sumber : Republika.co.id

Related Posts:

  • Inilah 6 Golongan Manusia yang Masuk Neraka Tanpa HisabInilah 6 Golongan Manusia yang Masuk Neraka Tanpa Hisab Hisab merupakan perhitungan amal baik dan buruk yang telah dikerjakan sewaktu hidup di dunia pada hari akhir kelak. Jika lebih banyak timbangan baik, maka masuk surgala… Read More
  • Menyadap Kekuatan Alquran Menyadap Kekuatan Alquran 10Berita, Oleh: Imam Nawawi Sebuah ilustrasi menarik pernah disampaikan oleh KH Zainuddin MZ dalam satu ceramahnya, yaitu bahwa janganlah seorang Muslim bersikap terhadap Alquran seperti seoran… Read More
  • Tinggalkan Maksiat Karena Allah, Rasakan Manisnya Kenikmatan Tinggalkan Maksiat Karena Allah, Rasakan Manisnya Kenikmatan Di antara sarang kemaksiatan adalah tempat-tempat hiburan malam. SEGALA sesuatu yang diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dunia dan apa-apa… Read More
  • Jilbabku, Identitas Kemuslimahanku Jilbabku, Identitas Kemuslimahanku Oleh : Shafiya  Sudah pada tau dong sista, bahwa Islam itu agama yang istimewa. Islam adalah agama yang mengatur segala hal, dari urusan terkecil sekelas memakai sendal sampai urusan b… Read More
  • Kisah Perusakan Hajar Aswad Kisah Perusakan Hajar Aswad 10Berita,  JAKARTA -- Hajar Aswad adalah batu yang berada di salah satu sisi Ka'bah. Umat Islam disunah kan untuk mencium Hajar Aswad, jika mampu melakukannya pada salah satu manasik haj… Read More