Wilayah Kekuasaan Umayyah Lebih Hebat dari Roma
10Berita, Pada tahun 732, seabad setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, wilayah yang dikuasai kekhalifahan Umayyah jauh lebih luas, daripada yang dikuasai kekaisaran Roma pada masa kejayaannya. Pada awal kekhalifahan Umayyah pada tahun 661, Khulafaur Rasyidin telah menguasai Suriah, Armenia, Mesir, dan sebagian besar wilayah kekaisaran Persia Sasan. Di bawah Bani Umayyah, kekhalifahan semakin meluas ke arah timur dan timur laut menuju India dan Cina, serta jauh ke barat dan barat daya melintasi Afrika Utara dan menuju Semenanjung Iberia.
Dikutip dari Ensiklopedia Sirah Nabi Muhammad SAW bahwa pada tahun 750, ketika khalifah-khalifah Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah, mereka telah menciptakan kekhalifahan luas yang membentang dari India barat daya di timur hingga Pegunungan Pyrenees di barat daya, dan mencakup banyak bagian Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara, dan wilayah yang kini menjadi Portugal dan Spanyol.
Ekspansi ke Timur
Kekalahan pasukan Sasan pada 642 pada pertempuran Nahavand dekat Hamadan, iran-kemenangan yang dirayakan oleh kaum Muslim sebagai ‘kemenangan terhebat’ menyebabkan sebagian besar Persia jatuh ke tangan Iran. Setelah itu, pasukan Arab terus bergerak ke timur, merebut Herat pada tahun 652 dan Kabul pada tahun 664.
Mereka juga menekan ke arah uatra dan timur laut melewati plato Persia menuju Khurasan (wilayah kuno yang mencakup bagian-bagian Afghanistan, Tajikstan, Uzbekistan, Turkemenistan, dan Iran modern) dan Transoksiana (sebuah wilayah kuno lain di Asia Tengah). Pada awal abad ke-8 sebagian besar area ini dikuasai kekhalifahan, dan pasukan Arab terus maju hingga ke perbatasan China.
Setelah Kabil direbut, giliran anak benua India. Pasukan Arab melancarkan serangan ke Punjab selatan (Pakistan) sejak tahun 664. Sebuah ekspedisi yang dipimpin Muhammad bin Qasim pada tahun 711 M menegakkan pemerintahan Umayyah di Sindh pada tahun 712 M.
Akan tetapi, dalam salah satu upaya militer besar, pasukan Umayyah gagal. Dalam serangkaian serangan pada 674 - 8 M di bawah Khalifah Mawiyah I, dan sekali lagi, apda 717 – 718 di bawah Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, pasukan Umayyah yang pertama gagal merebut ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Ekspansi ke Barat
Alexandria di Mesir telah direbut pada tahun 643. Pasukan Arab kemudian menekan ke barat melintasi Afrika Utara, merebut Tripoli pada tahun 647, namun dilawan dengan sengit oleh suku-suku Bereber di Pegunungan Atlas. Pada tahun 670 pasukan Arab mengalahkan Barber dengan membangun kota benteng Kairouan (sekitar 160 km sebelah selatan Tunis di Tunisia modern).
Begitu ditaklukan, sebagian besar orang Barber masuk Islam dan bergabung dalam ekspansi. Pasukan Arab-Berber menyapu wilayah Maghribi di Afrika utara-barat daya, mencapai Tangier/Tanjah (Maroko Utara) pada awal abad ke 8. Di Afrika Utara, mereka memantapkan wilayah Muslim, yang dikenal para sejarawan sebagai Ifriqiya, mencakup wilayah-wilayah pesisir yang kini merupakan Aljazair timur, Tunisia, dan Libya barat.
Pasukan Arab-Barber menyerang Spanyol selatan pada tahun 711 M. Jenderal Berber, Tariq Ziyad mendorong para penyerbu untuk mengalahkan pasukan yang lebih besar di bawah pimpinan Raja Roderick dari Visigoth pada pertempuran Guadalete, pada 19 Juli 711. Roderick terbunuh dan kerajaannya segera ditaklukan.
Para penyerbu merebut kota Sevillah dan menerjang ke utara. Pasukan kedua, dipimpin oleh Musa bin Nusair, Gubernur Ifriqiya, tiba pada 712 dan pasukan gabungan Umayyah menaklukkan nyaris keseleruhuan semenanjung itu dalam lima tahun, hanya jauh di utara bangsa Visigoth bertahan.
Pasukan Umayyah beberapa kalli berusaha maju lebih jauh ke utara, ke Prancis selatan. Namun usaha mereka berakhir tahun 732 pada pertempuran Tours ketika pasukan Kristen mengalahkan Umayyah mundur ke Semenanjung Iberia, di mana mereka membangun wilayah al-Andalus, yang tadinya porvinsi Kekhalifahan Umayyah.