OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 31 Januari 2018

Ada Gerakan Adu Domba, Intelijen Dinilai Salah Kaprah Awasi Tokoh Nasionalis dan Ulama

Ada Gerakan Adu Domba, Intelijen Dinilai Salah Kaprah Awasi Tokoh Nasionalis dan Ulama

"Andaikan kita menginjam semut, semutpun akan digiring polisi untuk melaporkan kita,” jelasnya Habib Rizieq Shihab

10Berita Sejumlah tokoh nasional mengecam badan intelijen dalan upaya mengawasi gerak-gerik tokoh nasionalis dan ulama Indonesia. Sebab, intelijen salah kaprah jika mengawasi mereka para pecinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Bayangkan seorang putri proklamator ditangkap atas tuduhan makar. Padahal bapaknya dulu yang memproklamirkan kemerdekaan,” terang adik kandung Gus Dur, Lily Chofidjah Wahid saat memberikan pidato di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).

Ia juga menyebut ada semacam kekeliruan yang berada di tubuh intelijen. Menurutnya, Badan Intelijen Negara (BIN) sebagai pembela negara seharusnya mengawasi gerak dari pemecah dan musuh yang mengancam kedaulatan NKRI.

“Saya pernah berada di komisi 1, BIN itu meminta kenaikan anggaran terus, kita dukung. Tapi sekarang kinerjanya malah banyak yang kecolongan, PKI sudah ada ketumnya di Indonesia,” tegas mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PK.

Di tempat yang sama, Permadi salah seorang yang pernah dituduh berbuat makar menyampaikan keluhannya. Menururnya, intelijen tidak jujur dalam menyampaikan informasi kepada kepolisian.

“Masa saya dituduh berbuat makar. Katanya saya ikut berkumpul di rumah Ibu Rahmawati, padahal saat itu saya sedang sakit dan tidak bisa datang. Ini kan tidak benar,” jelasnya.

“Saya sampaikan kepada intelijen yang hadir pada kesempatan ini, sampaikan dan tulislah fakta yang sebenarnya, bukan hasil mengarang,” pungkas Permadi menyindir Intelijen.

Sementara itu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab prihatin aparat intelijen justru ditugasi memata-matai para ulama dan tokoh nasional.

Demi Keselamatan Indonesia, Mantan KSAD Desak Pemerintah Berdialog dengan Ulama


Pasalnya, mereka menginginkan Indonesia kembali pada cita-cita luhur para pendiri bangsa, yakni sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan asing dan aseng. Seharusnya, menurut Habib Rizieq, aparat intelijen ditugaskan untuk memata-matai kebangkitan PKI.

Menuru Habib Rizieq saat ini ada fenomena seolah-olah tengah mencari-cari kesalahan para ulama dan tokoh nasional.  Begitu kuatnya kesan tersebut, seolah jika dirinya melintas di tengah jalan  menginjak semut, semutpun didorong untuk mengadu ke aparat hukum.

“Kondisi kita saat ini –baik yang agamis atau yang nasionalis–  berhadapan dengan rezim penguasa yang sedang mencari cela-cela kesalahan. Mereka bukan membuka pintu dialog, tetapi berusaha mengkriminalisasi ulama atau tokoh nasionalis. Andaikan kita menginjam semut, semutpun akan digiring polisi untuk melaporkan kita,” jelasnya yang langsung disambut gelak tawa ratusan peserta yang hadir.

Diketahui, acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’ yang diinisiasi CSIL itu menghadirkan sederet tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mulai dari militer, intelek sampai ulama seperti Habib Rizieq Shihab.*/M Fajar(INA)

Sumber : Hidayatullah.com