OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 31 Januari 2018

Mantan KASAD: Indonesia Diadu Domba, di Ambang Kehancuran

Mantan KASAD: Indonesia Diadu Domba, di Ambang Kehancuran

Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto

10Berita Jumat siang, Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat bergemuruh.  Pekikan takbir, teriakan “merdeka” menggema di dalam acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’ pada Jumat (20/1/2017) ini.

“Allahu Akbar dan merdeka dua kosakata yang tidak boleh dihilangkan. Sebab, pada zaman dahulu dua kosa kata ini diteriakan para pejuang kemerdekaan,” ujar Dr. Firdaus Syam, Wakil Direktur Sekolah PascaSarjana Universitas Nasional (UNAS) saat menjadi pembicara pada dialog yang digelar Center of Study for Indonesian Leadership (CSIL) dan Dewan Harian 45 di Gedung Juang 45, Jakarta, Jumat (20/01/2017).

Riuh peserta yang hadir juga disebabkan pemaparan materi yang disampaikan masalah pelik kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Sementara itu, Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto menyebut Indonesia didalam ambang kehancuran. Perpecahan yang disemarakkan bukan persatuan dinilainya pemicu hancurnya Indonesia kelak.

“Sekarang bangsa Indonesia diadu dan dipecah. Itu bentuk devide at impera, menjadi pintu kehancuran suatu bangsa,” kata Jenderal bintang empat itu.

Untuk itu, mantan Kepala staf angkatan darat (KSAD) itu mendesak rezim pemerintahan untuk membuka diri dengan berdialog dengan para tokoh, ulama dan elemen lain untuk memikirkan solusi bangsa Indonesia.

“Kita harus berubah, dan perubahan itu namanya revolusi. Allahu Akbar!,” pungkasnya menyemangati peserta diskusi.

Sementara itu, Letjen Marinir (Purn.) Suharto menyatakan Indonesia sedang mengalami krisis keadilan. Sebab, keadilan yang tidak merata dan tebang pilih terus menerus menerpa Merah Putih.

“Kita sekarang krisirs keadilan, krisis kedaulatan. Ini harus kita kembalikan dan perjuangkan,” ujarnya.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab prihatin aparat intelijen justru ditugasi memata-matai para ulama dan tokoh nasional.

Pasalnya, mereka menginginkan Indonesia kembali pada cita-cita luhur para pendiri bangsa, yakni sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan asing. Seharusnya, menurut Habib Rizieq, aparat intelijen ditugaskan untuk memata-matai kebangkitan PKI.

Sebagaimana diketahui, acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’yang diinisiasi Center Of Study For Indonesian Leadership (CSIL) itu menghadirkan sederet tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mulai dari militer, intelek sampai ulama seperti Habib Rizieq Shihab.*/M Fajar (INA)

Sumber :Hidayatullah.com