Buku ‘Fire and Fury’ Ungkap Rencana Besar Trump di Timur Tengah
Buku ‘Fire and Fury’ yang sedang ramai diperbincangkan di AS. (sfgate.com)
– Doha. Buku ‘Fire and Fury: Inside the Trump White House’, mengungkap rencana besar Presiden AS, Donald Trump, di kawasan Timur Tengah. Di dalam buku tersebut dijelaskan berbagai hal tentang perjalanan politik Trump sejak masa pencalonan hingga Desember lalu.
Aljazeera.net menyebutkan, dalam buku itu Trump menyampaikan pada orang di sekitarnya tentang Arab Saudi. Katanya, Riyadh rela untuk mengeluarkan dana guna menghadirkan pangkalan militer AS di Saudi. Menurut Trump, hal itu bertujuan untuk menggantikan pangkalan AS yang ada di Qatar.
Buku tersebut disebarluaskan pada hari Jumat (05/01/2018) kemarin. Buku yang ditulis oleh Michael Wolff itu berisikan berbagai hal tentang sang presiden AS tersebut. Termasuk tentang intrik negara-negara Arab kepada Qatar yang ‘direstui’ oleh Trump.
Menurut Wolff, Trump seringkali mengabaikan saran tim kebijakan luar negerinya. Bahkan saat kunjungan ke Timur Tengah pada Mei tahun lalu, Trump memberi izin kepada Arab Saudi untuk melakukan intimidasi terhadap Qatar.
Selain itu, tambah Wolff, Trump juga mengomentari pengangkatan Pangeran Muhammad bin Salman sebagai Putra Mahkota Saudi. Menurut Trump, Bin Salman dan Jared Kushner (menantu Trump, red) adalah dua orang yang akan merancang kudeta di Saudi. “Kita telah menempatkan orang yang tepat,” kata Trump tentang Bin Salman.
Lebih lanjut disebutkan, pemerintah Saudi juga harus membayar biaya tarian pedang saat kunjungan Trump ke Riyadh. Jumlah dana yang dikeluarkan mencapai 75 juta dolar AS.
Dalam buku itu juga dibahas mengenai negosiasi Palestina dan Israel. Menurut Trump, dirinya akan melakukan terobosan besar dalam sejarah mengenai hal itu. Trump juga mengklaim akan mengubah permainan secara drastis dan tak lazim.
Buku tersebut juga menukil pernyataan mantan penasihat Gedung Putih, Steve Bannon. Disebutkan, Trump sangat sepakat dengan ‘Kesepakatan Abad Ini’, sebuah kesepakatan yang berkaitan dengan kota Al-Quds.
Bannon juga menyebutkan, baik Saudi dan Mesir sedang berada di ambang jurang. Keduanya seakan ‘mati’ karena takut dengan negara Persia (Iran), lanjutnya.
Sumber: Aljazeera