OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 07 Januari 2018

Katanya anti SARA Saat Pemilu, tapi kok Jual SARA?

Katanya anti SARA Saat Pemilu, tapi kok Jual SARA?



10Berita, JAKARTA  Sekiranya Pemilu serentak akan berlangsung tidak lama lagi. Isu-isu atau propaganda pun mungkin saja dapat dikatakan sudah mulai berseliweran demi meraih suara atas bakal atau calon yang diusung dari masing-masing partai.

Mulai dari isu pelanggaran hukum hingga ada yang kembali memunculkan isu SARA seperti di DKI Jakarta. Pemilu sejatinya pertarungan yang membutuhkan mental dari masing-masing kandisat agar public melihat bahwa ia tetap layak jika kemudian hari keluar menjadi pemenang.

Dalam isu SARA misalnya, Wasekjen MUI Pusat, ustadz Tengku Zulkarnain mengamati bahwa isu tersebut terasa aneh, terlebih jika isu itu dimunculkan tetapi di sisi lain malah membawa-bawa suku tertentu terhadap calon yang diusung.

Padahal menurutnya suku termasuk ke dalam kategori SARA, yang semestinya tidak berlaku untuk menaikkan level atas kandidat. “Tidak boleh membawa isu SARA.

Anehnya kenapa ada pernyataan meminta dukungan dari etnis Jawa di sana karena calon yang disorongkan ke sana seorang putra Jawa? Main suku-sukuan bukannya SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan)? Makin bingung?” tulisnya, di akun Twitter pribadi miliknya, belum lama ini.


Diketahui bahwa ada 171 daerah yang akan mengikuti Pilkada serentak di tahun ini. Masing-masing partai pun sebagian sudah nampak sibuk memasarkan jagoannya untuk bertarung. Pilkada ini diharapkan tetap tenang dan damai. (Robi/)

Sumber : voa-islam.com