OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 02 Januari 2018

Ibu, Sudahkah Anda Menjadi Sahabat Bagi Anakmu?

Ibu, Sudahkah Anda Menjadi Sahabat Bagi Anakmu?


10Berita, Setiap manusia, tidak saja orangtua tetapi juga anak-anak membutuhkan sahabat dalam hidupnya. Sebagai orangtua tentu bisa menjadi sahabat menjadi anak-anak yang bisa menjadi partner dalam lingkungannya.

Beban pelajaran yang berat saat ini yang dihadapi oleh anak-anak disekolah semakin hari semakin cepat daripada desah nafas kita.

Sebagai orang terdekat anak orangtua harus bisa memosisikan diri sebagai sahabat anak, pola asuh orangtua dan keluarga sangat memengaruhi kepribadian anak. Semua berawal dari rumah. Lalu bagaimana cara menjadi sahabat yang baik buat anak?

Kita kenali dulu beberapa type menjadi orangtua, selama ini kita bergerak sesuai bahwa setiap type-type orangtua sebagai berikut:

Orangtua yang ditakuti refleksnya anak menjadi takut, ini pun kurang tepat dijadikan sahabat oleh anak.Orangtua yang ingin dihormati refleksnya anak menjadi segan hingga type ini sangat sulit untuk dijadikan sahabat.Orangtua yang disegani refleksnya anak menjadi enggan menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri dan lingkungannya.Orangtua yang dicintai, refleksnya anak menjadi nyaman menceritakan segala sesuatu perkembangan dalam kehidupannya.

Salah satu fase perkembangan manusia yang pertama egosentris fase ini dialami pada masa bayi sampai usia TK. Fase serba harus dikabulkan segala keinginannya.

Pada saat type ini terbawa  pada usia SD atau SMP maka perilaku orang terdekat yang harus merubah perilaku hidupnya. Contohnya terapkan Reward dan Funishment untuk mengurangi rasa egosentrisnya.

Sejak dari TK, SD sampai SMA pun tidak ada ilmu pembelajaran mengenai mengenal manusia secara filosofis hanya secara biologis.

Coba lihat deh di kebun binatang, banyak ahli yang sengaja mempelajari tentang hewan, namun sayangnya sampai saat ini masih belum banyak ilmu yang memahami tentang menjadi manusia sejak dini.

Adapun ilmu mengenai manusia dikenal apabila manusia itu sendiri berminat mengetahuinya dengan cara mengambil jurusan ilmu psikologi pada tingkat pendidikan tinggi.

Namun tidak semua dapat mengenyam pendidikan ini dan yang terjadi dalam kehidupan manusia hanya Trial and Error. Penyebab utama adalah ketidak tahuan ilmu menjadi manusia.

Kembali ke pola asuh menjadi sahabat anak, ketidak hadiran ayah dalam pola asuh pendidikan anak-anak menurut Elly Risman, cenderung seringkali mengakibatkan pendidikan se*s rentan terkontaminasi lingkungan yang kurang baik misalnya dari tontonan dan sebaran internet yang sampai pada genggaman.

Peran ibu menjadi salah satu tonggak dalam pendidikan anak  seperti disebutkan “ummi madrosatul ulla”.

Sejak dari kecil tidak banyak orangtua yang memberikan pembelajaran mengenai filosofi, cara menjadi hidup cara menjadi manusia seutuhnya, selama ini kita sebagai manusia berbicara tentang  superior dan interior atau kekuasaan dan materi.

Bagaimana cara tepat untuk menjadi sahabat anak adalah dengan mencontoh hubungan kita dengan pasangan, berbicara heart to heart berbicara tentang kasih sayang begitupun dalam memperlakukan anak sebagai sahabat.

Sebagai contoh kita bisa bergerak adalah berdasarkan konsep pikiran. Salah satu anggota tubuh kita, tangan tidak pernah egois selalu menuruti apa yang ada dalam pikiran. Memakaikan kacamata, mengambil makanan dimasukkan ke dalam mulut itu atas dasar konsep pemikiran.

Apapun anggota tubuh yang kita miliki sebagai manusia punya filosofi didalamnya. Filosofi itu mendasari setiap perilaku manusia.

Hal yang sama berlaku untuk menerapkan anak sebagai sahabat. Penerapan konsep yang baik dari kedua orangtua menjadi dasar anak menuruti apa yang menjadi pemikiran orangtua, menuruti agar mereka mencintai dirinya, ayah bundanya lingkungan dan keluarganya.

Dengan konsep ini anak dapat mendapat dukungan penuh dari orangtua dan mendapatkan kenyamanan untuk menceritakan segala sesuatu yang terjadi pada diri dan lingkungannya.

Sumber: ruangmuslimah.co