Pro Zionis, Singapura Larang Film Remaja Palestina Pemberani, Ahed Tamimi
Film Radiance of Résistance
10Berita –Pemerintah Singapura melarang festival film untuk menampilkan film dokumenter tentang gadis remaja Palestina yang dituntut di pengadilan setelah menampar dan membunuh tentara Israel.
Ahed Tamimi, 16, adalah simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan dan penjajahan Israel setelah video tersebut dia menyerang tentara Zionis di media sosial.
Otoritas Pengembangan Media Singapura (IMDA) beralasan film Radiance of Resistance“dibelokkan” dan berpotensi menyimpang keanekaragaman etnis di negara ini.
Menurut IMDA, sebuah film dokumenter yang melihat konflik Palestina-Israel dari kacamata Ahed dan seorang aktivis perempuan muda lainnya kurang seimbang.
“Jalan ceritanya sangat menghancurkan dalam bentuk hasutan dan berpotensi menimbulkan ketidakharmonisan di antara berbagai ras dan agama di Singapura,” kata IMDA dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.
Baca: [VIRAL] Mengenal Ahed Tamimi, Remaja Palestina yang Pemberani
Film Radiance of Resistance menceritakan kisah Janna Ayyad (9 tahun), dan Ahed Tamimi (14 tahun) yang hidup di bawah pendudukan dan penjajahan Zionis-Israel di wilayah Nabi Shaleh, Palestina.
Film dokumenter ini berfokus pada keluarga Tamimi, dan dua aanak gadisnya, yang hadir sebagai wajah baru perlawanan atas penjajahan di Palestina. Dalam mengangkat gadis-gadis itu sebagai panutan untuk ditiru dalam konflik yang sedang berlangsung, film tersebut dinilai Singapura sebagai penghasut para aktivis untuk melanjutkan perlawanan mereka terhadap penindasan.
Film dokumenter tersebut dijadwalkan untuk diputar di Festival Film Palestina di Singapura hari Kamis ini.
Film ini ditayangkan di beberapa festival di seluruh dunia pada tahun 2017 dan memenangkan penghargaan film dokumenter terbaik di Human Rights Film Festival di Belfast, Irlandia Utara.
Namun, film tersebut mulai menjadi tindak lanjut penangkapan Ahed bulan lalu sebelum dia didakwa di pengadilan militer Israel pada hari Senin ini.
Baca: Singapura dan Israel
Sekedar catatan, Singapura dan Israel menjalin hubungan yang baik. Kedua negara membangun hubungan diplomatik sejak Mei 1969. Israel memiliki sebuah kedutaan besar di Singapura.
Pendiri Singapura dan sekaligus perdana menteri pertama, Lee Kuan Yew, meminta Israel untuk membantu mendirikan militer ke Israel tidak lama setelah Singapura dipisahkan dari Malaysia tahun 1965.
Permintaan ini disambut hangat Zionis, hingga pada Desember 1965, sebuah tim rahasia dengan sandi ”Mexicans” pimpinan kolonel Yaakov Elazari dari Israeli Sayerat (Israel Defence Force, IDF) dengan diketuai oleh Mayor Jenderal Ya’akov Elazari tiba di Singapura.*
Sumber :Hidayatullah.com