OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 28 Februari 2018

Geliat Dakwah Islam di Bolivia

Geliat Dakwah Islam di Bolivia

Terpilihnya Presiden Evo Morales pada 2005 membuat Bolivia terbuka terhadap Islam.

10Berita , JAKARTA --  Bolivia merupakan sebuah negara dengan populasi sekitar 10,5 juta orang. Populasi Muslim hanya 2.000 orang. Sekitar 95 persen rakyat Bolivia menganut Katolik Roma. Praktik keagamaan di negara yang berada di Amerika Selatan ini masih kecil dan menyebar. Terpilihnya Presiden Evo Morales pada 2005 membawa hubungan yang lebih ramah dengan Republik Islam Iran di Timur Tengah.

Hal itu secara signifikan membuka sikap resmi Bolivia terhadap Islam. Populasi Muslim Bolivia kebanyakan keturunan dari Bangladesh, Pakistan, Mesir, Palestina, Iran, Suriah, dan Lebanon. Komunitas ini umumnya tersebar di kota-kota besar, seperti La Paz dan Santa Cruz. Kehadiran komunitas yang lebih kecil juga terasa di Sucre, Cochabamba, dan Oruro.

Sedikitnya, ada delapan organisasi Islam yang berbeda, baik Syiah maupun Sunni yang ada di Bolivia. Mereka didanai, terutama Arab Saudi atau Republik Islam Iran. Sejak membuka kedutaan besar di La Paz pada 2008, Iran telah menjadi kekuatan pendorong dalam mening katkan kehadiran Islam di Bolivia, baik di dalam masyarakat maupun negara.

Iran telah mengusulkan sejumlah perjanjian bilateral dengan Bolivia, seperti proyek-proyek pembangunan ekonomi untuk pertukaran militer. Sebagai imbalannya, Bolivia mencabut pembatasan visa bagi warga negara Iran dan memfasilitasi peningkatan kehadiran pejabat Iran di negara Andean ini. Tingkat kegiatan Islam di Bolivia terbilang rendah.

Bolivia memiliki komunitas Islam kecil, tapi satu yang relatif aktif dan secara bertahap tumbuh lebih radikal. Sebagian besar anggota komunitas ini lahir di Bolivia dan keturunan imigran Palestina atau Lebanon yang telah tinggal di Bolivia selama beberapa dekade. Masyarakat Islam tradisional di Bolivia, terutama Sunni biasanya mem baur dengan masyarakat sekitar.

Mereka berpakaian dan memiliki budaya seperti warga lokal lainnya. Mereka tidak mempraktikkan tradisi Islam fundamentalis. Komunitas Islam Bolivia memulai penyebaran agama (dakwah) pada 1974 ketika Mahmud Amer Abusharar tiba dari Palestina. Tidak menunggu lama, Amer mulai mengumpulkan Muslim dari seluruh Bolivia dan mengundang mereka ke rumahnya untuk berdoa.

Dia dengan cepat menjadi pemimpin komunitas Islam kecil yang muncul di Bolivia, khususnya di Santa Cruz. Pada Agustus 1986 Bolivian Islamic Center (CIB) menjadi organisasi Islam pertama yang secara resmi diakui Departemen Luar Negeri Bolivia. Kantor Agama tiga tahun kemudian pada 1989. CIB berbasis di Ibu Kota Santa Cruz dan men dirikan masjid pertama yang beroperasi penuh pada September 1994. Masjid ini melayani sekitar 300 umat.

Yebel An Nur adalah masjid Sunni pertama yang diakui di Bolivia. Masjid ini terletak di La Paz dan didirikan pada 2004. Masjid ini didirikan atas kerja sama warga Muslim yang kerap me ngadakan pertemuan di rumah mereka. Seiring perkembangan komunitas Mus lim, didirikanlah Masjid As-Salam. Di masjid ini Muslim Sunni dan Syiah ber ibadah.

Sumber :Republika.co.id