OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 28 Februari 2018

Gubernur Anies Ungkap Masalah Terbesar di DKI Jakarta

Gubernur Anies Ungkap Masalah Terbesar di DKI Jakarta

10Berita – Gubernur DKI Anies Baswedan memaparkan fakta mengejutkan. Mantan Mendikbud ini menjelaskan, persoalan yang oleh banyak kalangan disebut bersifat populis ternyata tidak sepenuhnya benar.

Sebab saat dilakukan survei terhadap seluruh warga Jakarta, ternyata masalah pertama yang muncul adalah lapangan pekerjaan, diikuti masalah pendidikan, kesehatan, dan sampah. Justru, terang Anies, masalah macet dan banjir tidak muncul.

“Saya dapat tugas mengurus sebuah kota yang kalau ditanya warganya apa masalahnya?, hampir semua berpendapat macet, banjir, betul enggak?,” kata Anies di Jakarta, Selasa (27/2/2018).‎

Namun, faktanya saat dilakukan survei terhadap seluruh warga Jakarta, masalah pertama yang muncul adalah lapangan pekerjaan, diikuti masalah pendidikan, kesehatan, dan sampah.

“Yang punya masalah macet itu kan yang sudah bekerja. Kalau yang belum bekerja, anda masih miskin, macet is not an issue,” kata dia.

Tanpa disadari, lanjut Anies, terjadi ketimpangan sosial di Jakarta. Dia memaparkan data yang dia ketahui bahwa 3 juta warga DKI Jakarta berpenghasilan Rp 1 juta ke bawah. Satu per tiga anak di Jakarta tidak lulus SMA.

Sayangnya, dia menyatakan, masalah-masalah itu terkubur. Sebab mereka yang mengakami masalah tidak muncul suaranya ke permukaan.

Karena itu, dia menyimpulkan masalah terbesar yang harus dibereskan bukan masalah yang dihadapi warga kelas menengah. Melainkan ketimpangan yang merugikan rakyat kecil.

“Tantangan terbesar di Jakarta bukan sekadar tema-tema yang dipahami kelas menengah. Tapi justru tantangan terbesar di kota ini adalah membereskan ketimpangan sosial ekonomi yang luar biasa besar,” ujar Anies.

Itu sebabnya, Anies membuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil. Dia mencontohkan kebijakan membuka kembali Jalan Thamrin untuk pengendara motor. Alasan dia membuat kebijakan itu adalah untuk pemberdayaan ekonomi.

“Dari ojek online diketahui 480.000 pengantar di Jalan Sudirman dan yang diantar itu buat yang pesan makan siang, pesan snack Bapak, Ibu,” ujar Anies.

Dengan melarang sepeda motor melintasi Jalan Thamrin, artinya tidak bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Menurut Anies, hal itu bukan keadilan. Kebijakan yang dia buat ke depan adalah yang bisa menghadirkan perasaan bahwa di Jakarta, semua mendapat kesempatan yang sama.

“Kebijakan yang kita buat bukan mengecilkan yang besar, yang besar terus semakin besar. Tetapi harus menarik yang masih kecil sehingga terbawa ke atas,” ujar Anies.‎‎(Tsc/Ram)

Sumber : Eramuslim