OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 15 Februari 2018

Hadapi Pasukan AS di Suriah, Erdogan Pakai Strategi Pasukan Elit Ottoman

Hadapi Pasukan AS di Suriah, Erdogan Pakai Strategi Pasukan Elit Ottoman

10Berita  – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengecam keras dukungan AS untuk pasukan YPG Kurdi di Suriah utara. Orang nomor 1 di Turki ini memperingatkan langkah Washington mendanai kelompok teroris YPG akan mempengaruhi keputusan Ankara terhadap sekutu NATO-nya tersebut.

“Keputusan AS untuk memberikan dukungan finansial kepada YPG, pasti akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil Turki,” kata Erdogan pada hari Selasa (14/2/2018), lansir Aljazeera.

“Akan lebih baik bagi mereka untuk tidak berdiri bersama teroris yang mereka dukung hari ini. Saya memanggil rakyat Amerika Serikat. Uang ini keluar dari anggaran AS, itu keluar dari kantong rakyat Amerika,” seru Erdogan.

Dalam rancangan tahun fiskal 2019, Departemen Pertahanan Ameria (Pentagon) mengalokasikan dana $ 550 juta untuk kegiatan militer di Suriah.

Pentagon menganggarkan $ 300 juta untuk “melatih dan melancarkan kegiatan” di Suriah, $ 250 juta untuk “persyaratan keamanan perbatasan yang terkait dengan misi IS,” menurut salinan anggaran yang diterima Aljazeera.

Bulan Januari 2018 Turki memulai serangan militer, yang dijuluki Ranting Zaitun (Operation Olive Branch) ke wilayah Afrin di barat laut Suriah yang dikuasai teroris YPG Kurdi.

Pejabat tinggi Turki mengancam akan memperpanjang serangan ke kota Manbij di Suriah, yang berada di bawah kendali Pasukan Demokratik (SDF) pimpinan YPG dan memperingatkan agar tentara AS yang ditempatkan di sana tidak menghalangi jalannya.

AS telah menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk menarik tentaranya dari Manbij.

Paul Funk, komandan pasukan AS di Suriah dan Irak, yang melakukan kunjungan baru-baru ini ke Manbij dan mengatakan bahwa AS dan mitranya di Suriah akan membalas jika diserang Turki.

“Anda memukul kami, kami akan merespon dengan agresif, kami akan membela diri,” kata Funk.

Menanggapi hal tersebut, Erdogan mengatakan, “Jelas sekali bahwa mereka yang mengatakan akan ‘memberikan balasan yang tajam’ jika terkena pukulan, belum pernah merasakan tamparan Ottoman.”

“Tamparan Ottoman” adalah teknik bela diri yang berpotensi fatal yang digunakan oleh infanteri elit Kekaisaran Ottoman di abad ke-17.

Tamparan itu digunakan ketika seorang tentara kehilangan atau menjatuhkan senjatanya dalam pertempuran dan tamparan itu diduga cukup mematikan karena bisa menimbulkan gegar otak atau bahkan mematahkan leher musuh. (Hi/Ram)

Sumber : Eramuslim