OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 15 Februari 2018

Eks Ketua DKPP: Pengajian Politik di Masjid Tak Apa-apa

Eks Ketua DKPP: Pengajian Politik di Masjid Tak Apa-apa

"Jadi masjid itu pusat peradaban umat Islam,” ujar Jimly.



Muzakarah para tokoh soal cagub/cawagub DKI Jakarta 2017 gelaran CSIL di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (11/08/2016).

10Berita – Membicarakan politik di masjid masih dianggap tabu oleh sejumlah kalangan, termasuk sebagian umat Islam sendiri.

Bagaimana pandangan mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof Jimly Asshiddiqie?

Menurutnya, pengajian politik di masjid tidak apa-apa selama tidak kampanye politik praktis. Maksudnya tidak membujuk orang untuk memilih calon tertentu, pasangan calon tertentu, dan partai tertentu.

Yang dilarang undang-undang, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini, berkampanye di tempat ibadah, fasilitas pemerintahan, dan fasilitas pendidikan.

“Itu ancamannya pidana,” kata dia mengingatkan seusai kajian “Umat Islam dalam Spektrum Politik” di aula A.H. Nasution Masjid Cut Meutia, Jakarta, Rabu (14/02/2018).

“Nah kalau dia mendiskusikan (politik) secara ilmiah ya ndak apa-apa,” ucap Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) ini.

Syukur-syukur, kata dia, arah pengajian politiknya kepada politik kebangsaan, politik yang mempersatukan dan tidak memecah belah.


Begitu juga diskusi soal ekonomi di masjid. Menurutnya itu bagus sekali.

“Sebab Rasulullah dulu pernah juga rapat (di masjid) mendiskusikan bagaimana membangun pasar di Madinah di Quba. Jadi bukan hanya ngomongin shalat lima waktu, doa. Jadi masjid itu pusat peradaban umat Islam,” tuturnya.* Andi

Sumber : Hidayatullah.com