OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 12 Februari 2018

Kekerasan Pemuka Agama, Kebencian Atas Dasar Sentimen Agama

Kekerasan Pemuka Agama, Kebencian Atas Dasar Sentimen Agama

Itu berpotensi melahirkan saling curiga dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

10Berita , JAKARTA -- Ketua PBNU Bidang Hukum, HAM dan Perundang-Undangan menilai, kekerasan yang menimpa pemuka sejumlah tokoh agama menyiratkan adanya kebencian atas dasar sentimen agama. "Peristiwa-peristiwa itu menyiratkan adanya kebencian atas dasar sentimen keagamaan," kata Ketua PBNU Bidang Hukum, HAM dan Perundang-Undangan Robikin Emhas dalam keterangan tertulis, Ahad (11/2).

Dia menegaskan, kekerasan terhadap pemuka agama manapun harus dihentikan dan dijauhi. Pasalnya, kekerasan, apalagi teror, radikal dan ekstrim, bertentangan dengan ajaran Islam dan perilaku Nabi Muhammad SAW.

Robikin menegaskan, Radulullah SAW tak pernah melakukan atau mentolerir sikap ekstrim dan radikal. Rasulullah SAW selalu menekankan tidak boleh ada kekerasan dalam agama. Sebaliknya, tidak ada agama di dalam kekerasan. "Artinya, kalau ada kekerasan berarti itu bukan agama," ujar dia.

Dia berhadap, pihak berwajib dapat mencegah dan menghentikan kekerasan terhadap tokoh dan pemuka agama, apalagi didasari kebencian atas dasar sentimen keagamaan. Hal itu berpotensi melahirkan saling curiga dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa yang berujung pada gangguan keamanan serius.

"Dalam momentum tahun politik 2018 dan 2019, mari kita buktikan Indonesia mampu melakukan sirkulasi kekuasaan dengan cara-cara beradab," tutur Robikin.

Belum genap sebulan, terjadi empat kekerasan beruntun terhadap tokoh dan pemuka agama. Kekerasan pertama menyasar KH Umar Basri, tokoh NU dan Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Bandung, Jawa Barat pada 27 Januari 2018. Serta, HR. Prawoto, Komandan Brigade PP PERSIS di Blok Sawah, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat pada 1 Februari 2018.

Pagi ini (11/2), terjadi lagi serangan terhadap Romo Edmund Prier beserta jemaatnya dan petugas polisi di Gereja St. Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Kekerasan juga terjadi terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten pada 7 Februari 2018. "Apapun alasannya, kekerasan tak bisa dibenarkan," ujar dia.

Sumber : Republika.co.id

Related Posts:

  • Muslim Benin Keturunan Dendi dan Yoruba Muslim Benin Keturunan Dendi dan Yoruba 10Berita ,  JAKARTA -- Yoruba adalah salah satu etnis terbesar di Afrika Barat. Sebagian besar atau sekitar 21 persen etnis ini menetap di Nigeria. Sebagian lainnya hidup di … Read More
  • 6 Resep Obat Kesedihan6 Resep Obat Kesedihan 10Berita - HIDUP manusia pasti tidak lepas dari dua hal, yaitu kesedihan dan kebahagiaan. Tidak selamanya manusia hidup senang dan bahagia, pada suatu waktu kesedihan mungkin saja menimpa. Bagaimana ca… Read More
  • Selain Kurma, Inilah Makanan Kesukaan Rasulullah Selain Kurma, Inilah Makanan Kesukaan Rasulullah 10Berita - Seperti manusia lainnya, Rasulullah juga memiliki makanan favorit. Salah satu makanan kesukaan Rasulullah yang kita ketahui pasti kurma. Padahal, banyak makanan lai… Read More
  • Warisan Perbankan Islam Warisan Perbankan Islam 10Berita ,  JAKARTA -- Dalam dinamika bisnis dan ekonomi modern, kehadiran institusi perbankan sangat penting. Dukungan layanan perbankan mampu mempermudah transaksi dagang serta membantu pe… Read More
  • Peran Penting Baitul Maal dalam Peradaban Islam Peran Penting Baitul Maal dalam Peradaban Islam 10Berita ,  JAKARTA -- Dalam perjalanannya, bayt al-mal lantas mempunyai fungsi ganda, yakni simpan pinjam. Inilah cikal bakal perbankan modern,” paparnya. Mengutip k… Read More