OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 12 Februari 2018

Ketika Tuan Putri "Diseret" Ganjar Pranowo

Ketika Tuan Putri "Diseret" Ganjar Pranowo


10Berita, Kasus korupsi e-KTP memasuki babak baru yang makin WOW. Tuan Puteri, disebut Ganjar mendapat laporan tiap perkembangan pembahasan e-KTP. Tuan Putri, ketika itu menjabat ketua fraksi.

Tuan puteri yang baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung, mendapat ganjaran dari Ganjar Pranowo. Ganjar, berbaik hati dalam sidang menjelaskan bahwa dirinya sebagai "Petugas Partai" selalu melaporkan perkembangan proyek e-KTP kpd juragannya, Tuan Putri Puan Maharani.

Nyanyian Ganjar ini, melengkapi not balok yang sudah ditekan Novanto. Nampaknya, efek bola karambol yang disodok Novanto ke Ganjar kini melingkar dan memantul ke Puan Maharani.

Pengakuan Ganjar ini, semakin meneguhkan kesimpulan publik bahwa semua partai terlibat dalam proses penggarongan duit rakyat di kasus e-KTP. Garong-garong dewan ini, bersama-sama GENDUREN (kenduri/ngariung) di proyek e-KTP.

Sebelumnya, dalam dakwaan Jaksa KPK terhadap Irman dan Sugiharto, disebutkan ada dugaan duit Rp150 miliar mengalir ke Golkar, Rp150 miliar ke Demokrat, dan Rp80 miliar ke PDIP dlm proyek e-KTP. Adapun partai2 lain turut diperkaya senilai Rp80 miliar dari proyek tersebut.

Kembali ke Tuan Putri, nampaknya Tuan Putri mulai pasang kuda-kuda. Ganjar mulai menggelantung, cari pegangan agar tidak tenggelam sendirian terbawa arus besar korupsi e-KTP.

Ganjar menggunakan tali "LAPOR" ke tuan puteri, untuk mengikat Tuan Putri, tentu saja dalam hal ini juga mengikat Mak Banteng, agar kelak jika ada sesuatu bisa turut serta melindunginya.

Jika Ganjar merasa dilepaskan, tidak dilindungi, merasa terjepit, bisa-bisa tali "LAPOR" ini dikembangkan oleh Ganjar dengan bahasa "TELAH KIRIM BERKAT HASIL NGARIUNG KORUPSI E KTP" kepada juragannya.

Ganjar bisa mengeluarkan pengakuan, dirinya hanyalah petugas partai yang diutus untuk ikut kenduri agar dapat bagian jatah berkat e-KTP. Sementara, berkat itu tidak dinikmati sendiri, sebagian tentu saja dikirim kepada juragannya.

Kawan bisa lupa kenal, sahabat bisa jadi amnesia, yang ikut makan bersama dan terbiasa tidur bersama juga bisa hilang ingatan. Semua bisa saja cari aman, ambil langkah seribu, lari sendiri-sendiri.

Oh Tuan Putri, mungkinkah KPK juga akan memetik dikau. Dosakah hamba, mencoba mendedah fakta mengungkap peristiwa ?

Astaghfirullah, inilah lingkaran syaiton. Inilah realita demokrasi. Demokrasi adalah sistem dari, oleh dan untuk koruptor. Demokrasi dipimpin dan dijalankan oleh kumpulan maling, Garong dan para perompak uang rakyat.

Inilah sistem dan pemimpin yang telah merusak umat ini. Wahai umat, tidakkah engkau tergerak untuk segera mencampakkan demokrasi?

Penulis: Nasrudin Joha

Sumber :Portal Islam