OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 21 Februari 2018

Muslim di Inggris jadi Target Serangan Islamophobia Media Cetak

Muslim di Inggris jadi Target Serangan Islamophobia Media Cetak

10Berita, LONDON – Beberapa media Inggris menggambarkan Islam dan Muslim secara negatif jauh lebih buruk daripada pada tahun 2011, mantan ketua dewan Tory dan anggota House of LordsSayeeda Warsi mengatakan pada hari Selasa (20/02/2018).

Memberikan bukti kepada House of Commons Komite Urusan Dalam Negeri (the House of Commons’ Home Affairs Committee) tentang “kejahatan kebencian dan konsekuensi kekerasannya,” Warsi mengatakan bahwa Muslim Inggris terus-menerus ditargetkan oleh media cetak tertentu.

“Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam membahas penggambaran negatif oleh media cetak,” katanya.

Warsi mengatakan meracuni tingkat rendah melalui cerita negatif tertulis sekarang merupakan “kejadian sehari-hari.”

Chris Frost, ketua National Union of Journalists, mengatakan masalah tersebut “adalah masalah berskala besar” sekarang, lansir Anadolu Agency.

Frost mengatakan kepada panitia bahwa beberapa bukti yang dia kumpulkan sangat mengerikan, yaitu bagaimana beberapa editor menginstruksikan reporter mereka untuk menulis cerita dengan cara tertentu.

“Salah satu cara terbaik menjual koran adalah membuat orang percaya bahwa ada kejahatan. Karena ulah IS (Islamic State) , umat Islam menjadi kelompok yang ditargetkan,” katanya.

Frost menggarisbawahi bahwa sebanyak 64 persen publik Inggris menerima informasi tentang Islam dan Muslim melalui media, sebagian besar tidak mencari informasi lebih lanjut.

“Sangat penting bagi surat kabar untuk mengetahui apa yang dibicarakan publik,” katanya.

Baik Warsi maupun Frost juga menarik perhatian pada fakta bahwa Independent Press Standards Organization (IPSO) “tidak sesuai harapan” dalam menangani keluhan tentang cerita anti-Muslim palsu.

Warsi mengatakan bahwa wartawan tidak dapat lolos dengan laporan homofobia, rasis dan anti-Semit namun situasi mengenai pelaporan anti-Muslim “jauh lebih buruk daripada sebelumnya di tahun 2011.”

“IPSO mengizinkan diskriminasi terhadap kelompok tertentu. Peran mereka harus dipikirkan ulang,” katanya.

Warsi mengatakan kepada panitia bahwa gadis-gadis Muslim muda mengenakan jilbab dan mudah dikenali sehingga warga Muslim sekarang berdiri di dekat dinding di stasiun kereta karena takut didorong ke rel.

“Saya tidak berpikir kita masih akan berdebat tentang jilbab di tahun 2018,” katanya.

Frost juga menunjukkan bahwa liputan Muslim yang negatif oleh media cetak nasional mendorong penulis blog individu untuk melakukan hal yang sama.

“Tabloid terutama memilih cerita tersebut dengan sengaja karena mereka tahu cerita itu akan laku,” katanya.

Panitia juga mendengar bahwa beberapa cerita anti-Muslim yang muncul di versi online dari gerai-gerai tertentu, seperti Daily Mail, dengan cepat diangkat oleh tokoh-tokoh kanan-jauh dan menjadi viral.

Baroness Warsi mendesak perdana menteri dan pemimpin partai oposisi untuk memberikan pidato utama tentang kontribusi umat Islam ke Inggris Raya.

Serangan anti-Muslim di Inggris melonjak setelah serangan teror mematikan di Manchester dan London Bridge tahun lalu, menurut data resmi.

Sumber : Jurnalislam.com