OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 01 Maret 2018

Felix Siauw Khawatirkan Maraknya Penangkapan Dengan label ”Muslim Cyber Army” Bertujuan Untuk Melemahkan Dakwah

Felix Siauw Khawatirkan Maraknya Penangkapan Dengan label ”Muslim Cyber Army” Bertujuan Untuk Melemahkan Dakwah


10Berita, Penangkapan anggota dengan label Muslim Cyber Army (MCA) menjadi sorotan publik setelah media- media nasional secara serentak memberitakan.

hal ini pun mendapat tanggapan dari salah satu ustad kondang felix siauw.

Ia menanggapi dalam tulisannya melalui akun facebooknya bahwa diduga timbul rasa khawatir terhadap maraknya penangkapan dengan label "Muslim Cyber Army".

"Khawatirnya, penangkapan aktivis sosial media, dan melabeli mereka sebagai "Muslim Cyber Army", adalah bertujuan untuk melemahkan dakwah dan syiar Islam

Bagi saya, "Muslim Cyber Army" itu reaksi spontan Muslim yang peduli agamanya saat terjadi penistaan agama, mereka yang ikhlas untuk membela agamanya, insyaAllah" tulis felix dalam akunnya.

Berikut petikan lengkap tulisannya.

Quis custodiet ipsos custodes?

Siapa yang akan mengawasi sang pengawas? Andai penegak hukum yang bermasalah, maka kepada siapa kita mengadu? Siapa yang akan menegakkan hukum secara adil?

Karena ini yang kita lihat akhir-akhir ini, dimana badan siber kepolisian sangat sibuk menciduk aktivis-aktivis sosial media yang dianggap menyebar kebencian dan hoax

Semua setuju bila kita tidak boleh menyebarkan kebencian, dan semua juga sepakat bahwa hoax itu berita bohong dan juga menyesatkan, Islam juga tak membolehkannya

Hanya saja indikasi "menyebar kebencian" ini yang sekarang seolah diarahkan pada Islam dan kaum Muslim. Misal, ketika kita mengatakan "Selain Muslim itu kafir" ini bisa jadi delik

Problemnya, kita senantiasa dihadapkan pada standar ganda. Apabila yang melecehkan, menghina agama, menyebar hoax dan kebencian dari pendukung penguasa, maka dibiarkan

Contoh lagi, ketika ada pernyataan "Hoax Membangun", atau pernyataan "Selain NU dan Muhammadiyyah merontokkan negara", cukup minta maaf urusannya selesai

Tapi bila berkaitan dengan Muslim, memperingatkan akan kebangkitan komunisme jadi masalah, memuat berita ramai ulama dianiaya orang gila, dianggap menyebar hoax

Tapi media-media lain yang memojokkan Islam, menghina ulama, mengkriminalisasi ustadz, justru dijadikan partner pemerintah dalam suatu helatan acara kreativitas

Apalagi semua senantiasa dikaitkan dengan pilkada, pilpres, menjatuhkan wibawa penguasa. Jadi sangat terlihat bahwa penegak hukum seolah hanya jadi alat kekuasaan

Padahal keadilan dan kebenaran itu tidak ada urusannya dengan pilkada dan pilpres, dia akan disuarakan selama manusia masih merindukan kebaikan

Andai penegak hukum dan standarnya yang bermasalah, siapa yang akan meluruskan? Andai ketidakadilan justru ada pada lembaga penguasa, siapa yang menyadarkannya?

Khawatirnya, penangkapan aktivis sosial media, dan melabeli mereka sebagai "Muslim Cyber Army", adalah bertujuan untuk melemahkan dakwah dan syiar Islam

Bagi saya, "Muslim Cyber Army" itu reaksi spontan Muslim yang peduli agamanya saat terjadi penistaan agama, mereka yang ikhlas untuk membela agamanya, insyaAllah

Sumber : portal-umat.com