OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 25 Maret 2018

FPI Islamkan Ratusan Suku Anak Dalam di Jambi

FPI Islamkan Ratusan Suku Anak Dalam di Jambi

10Berita, Jambi  - Front Pembela Islam (FPI) dikenal sebagai organisasi Islam yang tegas dalam melakukan aktivitas Amar Makruf Nahi Munkar di berbagai daerah di Indonesia.

Ketua DPD FPI Provinsi Jambi Habib Taufiq Baraqbah mengatakan bahwa FPI terus menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar di provinsi Jambi. “kita tidak takut dengan siapapun, karena kami membela agama Allah, dan kami yakini bahwa Allah akan menjaga kami,” tegasnya.

Selain memberantas kemaksiatan, banyak aktivitas FPI di bidang sosial dan keagamaan, salah satunya upaya mendakwahi orang-orang yang belum mengenal Islam.

Seperti yang dilakukan FPI baru-baru ini yaitu mensyahadatkan ratusan Suku Anak Dalam Desa Nyogan Kecamatan Mestong, Jumat (23/3). FPI akan memberikan perhatian khusus untuk membimbing Suku Anak Dalam tersebut mendalami ajaran agama Islam.

Ketua Umum FPI, KH Shabri Lubis, saat berada di Desa Nyogan Kabupaten Muaro Jambi mengatakan bahwa selain mensyahadatkan Suku Anak Dalam, di lokasi tersebut tepatya di RT 2 Desa Nyogan, dilakukan juga peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al-Hidayah. ”banyak rangkaian yang kita lakukan, yang jelas FPI dekat dengan masyarakat,“ katanya.

Kyai Shabri menyampaikan ucapan terima kasih karena kegiatan FPI di Jambi masih didukung oleh sejumlah pihak, khusus buat Yayasan Darul Rizki Pratama (DRP) yang selama ini konsisten dalam kegiatannya di bidang sosial, dakwah dan persoalan keumatan lainnya.

“Insya Allah kedatangan kita kali ini di sini untuk membantu kegiatan dakwah di Jambi agar lebih meningkatkan semangat dakwahnya dengan Suku Anak Dalam dengan disertai oleh rombongan dari Yayasan DRP, Insya Allah menjadi berkah dan bermanfaat,” ujarnya.

“Semoga misi dakwah mulia FPI bersama Yayasan DRP terus berlanjut dan selalu diberi kemudahan oleh Allah SWT,” sambungnya.

Sementara itu Temenggung Suku Anak Dalam (SAD) Desa Nyogan, ian mengatakan bahwa bersyahadat dan memeluk agama Islam ini tidak ada tekanan maupun paksaan dari siapa pun dan pihak manapun.

“iye, tak ade paksaan, Allah ngasih kami hidayah untuk memeluk agama islam,” kata Temenggung ian.

Tarian tirai kegelapan yang ditampilkan oleh putra-putri warga Suku Anak Dalam Desa Nyogan mengakhiri prosesi pengsyahadatan.

Tarian tirai kegelapan ini memaknai bahwa selama ini Suku Anak Dalam Desa Nyogan yang tidak tau arah dan tujuan, kini paham dan memiliki arah dalam meniti hidup dan kehidupan di dunia untuk menuju akhirat.

Sumber: jambinow/dakwahmedia