Islam Ritual Dibiarkan, Islam Berekonomi Diawasi dan Islam Berpolitik akan Dihabisi
10Berita, Bogor - Menjadi Muslim Sejati, itulah judul ceramah yang diakui paling berat oleh Ustaz Abdul Somad (UAS) saat hadir berceramah di Masjid Al Mutaqin, Kota Bogor, Ahad subuh (4/3/2018).
Menurut ustaz jebolan Universitas Al Azhar Mesir ini, muslim sejati ibaratnya sebuah emas murni. Namun kata dia, ada juga muslim yang tidak murni, abal-abal atau setengah hati. "Ada muslim, orang tuanya juga muslim dan tinggal di negeri muslim terbesar, tapi tidak ada keinginan isykariman aumut syahidan," ujarnya.
Kata Ustaz Somad, muslim sejati akan tampak jika diuji dan bisa lolos dari ujian tersebut. "Buya Mohammad Natsir mengatakan, kalau Islam yang sifatnya ritual itu dibiarkan, orang ramai-ramai shalat subuh dibiarkan, tapi kalau sudah bicara ekonomi, awasi. Kalau sudah bicara politik, habisi. Karena itu bisa mengancam," jelasnya.
Ustaz Somad bercerita, dahulu Nabi Muhammad SAW ketika mengajak shalat, Abu Jahal, Abu Lahab dan Abu Sufyan tidak marah, karena tidak ada yang terganggu kepentingannya. "Tapi ketika Nabi menggerakkan ekonomi, membangun pasar, maka ada yang terganggu yaitu Yahudi, yang sudah mempraktikkan riba. Nabi hendak menyelamatkan masyarakat dari praktik riba. Itulah kenapa saat itu Nabi hendak mereka racun untuk dibunuh," ungkapnya.
Kemudian terkait dirinya, ketika video ceramahnya tentang ekonomi tersebar luas, maka tidak ada yang suka. "Video tentang gerakan belanja ke warung muslim viral, mereka marah kemudian saya dituduh anti kebhinekaan," ujarnya.
Kata Ustaz Somad, ia memiliki tim dakwah yang terdiri dari dari orang Melayu, Minangkabau dan Makassar. Menurutnya itulah tim yang paling kebhinekaan, kalau anti kebhinekaan seharusnya semuanya Melayu. Bahkan sebelumnya, ketika kuliah di Mesir ia bersama kawan-kawan menyewa rumah yang pemiliknya bernama Baba Yosef beragama Kristen Ortodok Koptik selama empat tahun. "Itulah indahnya kebhinekaan, Baba Yosef kalau masih ada maka dia akan tersenyum mendengar saya dituduh anti kebhinekaan," tuturnya.
Maka ketika video tentang ekonomi itu viral, lalu dituduh anti kebhinekaan. Padahal kata Ustaz Somad, dirinya hanya ingin menolong saudaranya yang dengan uang hasil dagangannya bisa membiayai anak-anaknya sekolah.
"Itu baru bicara ekonomi, tapi ada yang lebih hebat tantangannya dari ekonomi, yaitu politik. Jika kau sudah bicara politik, kau sudah menyentuh kekuasaan, di dalam kekuasaan ada kepentingan, ada harta, ada proyek, ada dana yang sangat besar, maka kau ibarat menyentuh api yang bisa membakar," lanjut Ustaz Somad.
Oleh sebab itu, kata dia, kalau mau 'selamat' jangan bicara tentang kekuasaan. Akan tetapi jangan heran kalau Ustaz Somad selalu lantang meneriakkan pilihlah pemimpin yang peduli pada Islam. "Siapa yang memilih pemimpin yang tidak peduli pada Islam maka akan lahir politisi yang tidak mementingkan Islam," tegasnya.
"Oleh sebab itu, ini penting di masa yang akan datang. Video mulai dihapus, Instagram mulai dibanned, namun ternyata bergejolak dan ada suara-suara yang marah akhirnya hanya 12 jam bisa dibuka kembali, itulah pentingnya berjamaah," tandas Ustaz Somad.
red: adhila
Sumber : SI Online