OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 05 Maret 2018

Mendukung Terorisme Rezim Myanmar, Tiga Peraih Nobel Minta Suu Kyi Diadili

Mendukung Terorisme Rezim Myanmar, Tiga Peraih Nobel Minta Suu Kyi Diadili


10Berita – Tiga peraih hadiah Nobel Perdamaian, Rabu, memberi ultimatium dan mendesak pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan militer negara itu mengakhiri pemusnahan muslim Rohingya sekarang, atau ia diadili.

PBB dan badan pembela HAM mengumpulkan bukti menyangkut kekerasan luas, yang dilancarkan militer Myanmar terhadap banyak warga Rohingya, yang tidak memiliki kewarganegaraan, dan menyebut tindakan militer itu pembersihan suku.

Kekerasan itu termasuk pembunuhan, pemerkosaan serta pembakaran dan memaksa hampir 700.000 warga Rohingya lari menyelamatkan diri ke negara tetangga Myanmar, Bangladesh.

“Dia (Suu Kyi) harus berhenti berlagak tuli atas penyiksaan warga Rohingya atau ia terancam dianggap terlibat dalam kejahatan itu,” kata pegiat Yaman, Tawakkol Karman, dalam jumpa pers di Dhaka setelah mendatangi tempat penampungan pengungsi di Cox’s Bazar, di ujung selatan Bangladesh.

“Bangunlah atau akan menghadapi tuntutan,” kata Karman, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011.

Suu Kyi adalah penerima Hadiah Nobel Perdamaian 1991 karena ia dianggap berjasa memperjuangkan demokrasi selama berpuluh-puluh tahun.

“Kalau dia tidak bisa (menghentikan kekerasan), pilihan bagi dia adalah jelas: mengundurkan diri atau harus diadili, bersama para komandan tentara, atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan,” tambah Karim.

Sejak muncul ke kursi kekuasaan pada 2016, Suu Kyi belum mengeluarkan kecaman atas kekerasan terhadap warga Rohingya. Kekerasan mulai terjadi pada 25 Agustus tahun lalu setelah para pemberontak menyerang pos-pos polisi dan militer.(kl/tgr)

Sumber : Eramuslim