OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 10 Maret 2018

Meninggalkan Sunnah Itu Lebih Baik Daripada Ribut-ribut, Ini Haditsnya

Meninggalkan Sunnah Itu Lebih Baik Daripada Ribut-ribut, Ini Haditsnya


10Berita, Adalah Imam Ahmad meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah qabliyah Maghrib dan menyatakan keshahihannya. Tetapi sungguh aneh, belum pernah para muridnya menyaksikan beliau mengamalkan ibadah tersebut.

“Mengapa?”, tanya mereka.

“Sebab penduduk Baghdad telanjur mengambil pendapat Imam Abu Hanifah”, ujar beliau, “Yang menyatakan tiadanya shalat qabliyah Maghrib. Kalau aku mengamalkan hal yang berbeda, niscaya akan menimbulkan keributan di antara mereka.”

Meninggalkan suatu sunnah yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat ternyata adalah ‘amal utama.

“Karena itu para Aimmah seperti Imam Ahmad atau yang lainnya”, demikian ditulis Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, “Menganggap sunnah apabila seorang imam meninggalkan hal-hal yang menurutnya lebih utama, jika hal itu dapat menyatukan makmum.”

“Demikian juga orang-orang yang menganggap melirihkan suara ketika membaca basmalah (dalam shalat jamaah) adalah lebih utama atau sebaliknya”, sambungnya

“Sedangkan makmum berbeda dengan pendapat atau madzhabnya, maka dia boleh mengerjakan yang kurang afdhal demi menjaga kemashlahatan persatuan. Hal ini lebih kuat dibandingkan permasalahan mana yang afdhal dari kedua perkara tersebut, dan ini adalah baik.”

Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang khilafiyah furu’iyyah. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil mencolok dan terlihat berbeda.

Imam Ahmad menekankan hal ini sampai soal berpakaian. Beliau menegur seorang yang ditemuinya di Baghdad memakai pakaian penduduk Makkah.

“Tidak cukupkah bagimu pakaian yang biasa dikenakan orang ‘Iraq?”
.
“Bukankah ini pakaian yang baik, pakaian dari tempat bermulanya Islam?”

“Ya”, jawab beliau, “Akan tetapi aku khawatir pakaian itu menghinggapkan rasa sombong dan aku khawatir ia adalah pakaian kebanggaan (libasusy syuhrah) yang dilarang oleh Rasulullah, karena dikenakan agar pemakainya tampak menonjol di tengah khalayak.”

___________
Bergamis dan bersurban, sebenarnya amat saya cintai dalam rangka menyukai apa yang Rasulullah sukai. Tapi hanya di Haramain ia tak mengundang tatapan bermacam. Di Indonesia, batik dan produk @fullheart.corp lebih OKE-OCE kan?

Oleh: Salim A. Fillah

Sumber :Islamidia 

Related Posts:

  • TELADAN IBNU SINA dan DIAMNYA ANIES BASWEDAN TELADAN IBNU SINA dan DIAMNYA ANIES BASWEDAN 10Berita,Sambil mencari hikmahnya, pak Anis Baswedan bercerita tentang perlunya diam disaat menghadapi orang² yang bodoh.Sebelum memulai cerita, seperti biasanya,belia… Read More
  • Lemahnya Moralitas Sultan Ottoman dan Akhir Kesultanan Islam Lemahnya Moralitas Sultan Ottoman dan Akhir Kesultanan Islam 10Berita, Tepat 96 tahun lalu, pada 3 Maret 1924 Kesultanan Islam Ottoman mengalami keruntuhan. Emperium yang berdiri kurang lebih selama 625 tahun lalu itu d… Read More
  • Tafsir Alquran: Kemukjizatan Lebah dan Madu Tafsir Alquran: Kemukjizatan Lebah dan Madu 10Berita – Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti tak ada yang sia-sia. Di antara ciptaan Sang Khalik yang istimewa adalah lebah.  Serangga yang satu ini men… Read More
  • Komunis dan Syiah Sahabat Corona Komunis dan Syiah Sahabat Corona Oleh: M Rizal Fadillah 10Berita - Sekurangnya hingga saat ini rekor negara terkena wabah virus corona dipegang berurutan China, Korea Selatan dan Iran. China tentu juara dunia … Read More
  • Tanda Ikhlas dalam Islam Tanda Ikhlas dalam Islam 10Berita – ISLAM mengajarkan agar setiap insan mengerjakan segala sesuatu secara ikhlas. Contohnya ikhlas menerima cobaan (tidak mengeluh) atau ikhlas membantu (tidak berharap pujian)… Read More