OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 09 April 2018

Bagaimana Mungkin Aku Lakukan yang Tidak Pernah Dilakukan Rasulullah

Bagaimana Mungkin Aku Lakukan yang Tidak Pernah Dilakukan Rasulullah?

10Berita, ADA keraguan yang cukup kuat pada diri Zaid bin Tsabit ketika Umar bin Khattab mengusulkan sesuatu: Alquran harus dibukukan. Saat itulah Zaid bin Tsabit berucap, “Bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah?”

Umar pun akhirnya menjelaskan. “Perang Yamamah telah banyak menewaskan banyak penghafal Alquran. Aku khawatir, peperangan lain juga akan mengurangi jumlah penghafal Quran di daerah-daerah. Sehingga, banyak bagian Alquran yang menghilang.”

Khalifah Abu Bakar pun setuju. Ia meminta Zaid sebagai koordinator. “Demi Allah,” kata Zaid. “Sekiranya mereka menyuruhku untuk memindahkan sebuah gunung, tidaklah lebih berat bagiku daripada perintah mengumpulkan Alquran.”

Penggalan kisah di atas memberikan dua pelajaran. Pertama, ide perubahan bukan sesuatu yang tabu. Selama bukan persoalan prinsip, perubahan sangat terbuka lebar. Di pintu inilah, muncul banyak mujtahid Islam. Dari pintu ini pula, Islam menelurkan banyak ahli di bidang pengetahuan.

Pelajaran kedua, perubahan kadang seperti yang dialami Zaid bin Tsabit. Berat dan meragukan. Tapi, di sinilah tantangan sebuah perubahan. Perubahan yang baik justru butuh paksaan. Bisa berupa mengikis halangan psikologis, tradisi, dan doktrin yang belum berdasar.

Saat ini, Indonesia bisa dibilang negeri seribu satu tradisi, kebiasaan, dan doktrin. Ada yang positif. Ada juga yang negatif jika dilihat dari sudut pandang Islam.

Masalahnya, tidak sedikit imbas kebiasaan negatif yang meresap dalam diri orang sekitar. Lama, biasa, dan akhirnya jadi budaya. Tanpa sadar, ada kebiasaan buruk yang terus terjaga dan lestari dalam diri.

Budaya mistik misalnya. Tidak sedikit generasi berpendidikan saat ini yang masih takut dengan gelap. Padahal, gelap cuma soal cahaya. Karena matahari berada di sisi lain dari bumi, suasana pun menjadi gelap.

Lebih aneh lagi jika takut gelapnya masih dalam ruangan rumah. Tidak ada binatang buas, tidak ada orang jahat. Orang yang tinggal tidak berubah, benda-benda pun masih itu-itu juga. Jika takut jenis ini membudaya, kita sebenarnya sudah terjebak pada budaya klenik bin mistik. Takut yang disebabkan karena kepercayaan munculnya makhluk halus yang menakutkan.

Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. 3: 175) []

Sumber: jalansirah.com,   Islampos.

Related Posts:

  • Inspirasi : Jangan Mengeluh (sebuah kisah nyata) Inspirasi : Jangan Mengeluh (sebuah kisah nyata)Alkisah, ada seorang bangsawan kaya raya yang tinggal di sebuah daerah padang rumput yang luas. Suatu hari, karena ternak yang dipunyainya semakin banyak, sang bangsawan memilih… Read More
  • Doa Dengan Hadits Dhaif, Boleh? Doa Dengan Hadits Dhaif, Boleh?AMAT banyak  hadits-hadits yang dibukukan oleh para huffadz hadits yang di dalamnya berisi doa-doa dan dzikir, baik derajatnya shahih, hasan, maupun dhaif. Memang tidak bisa dipun… Read More
  • Kejernihan Hati Menjadi Lentera Kejernihan Hati Menjadi Lentera 10Berita, JAKARTA -- Kisah keteladanan banyak dicontohkan oleh tokoh sufi berikut ini. Ia adalah Abu Nashr Bisyr bin al-Harits al-Hafi. Tokoh yang lahir di Kota Merv pada 767 M/150 H ini … Read More
  • Menjadi Negeri Berkah Menjadi Negeri Berkah 10Berita, Oleh Muhammad Arifin Ilham Satu pekan ke depan, negeri ini akan menemui hari miladnya yang ke-72. Satu capaian usia yang tidak bisa disebut muda lagi. Sudah berumur. Usia ‘manula… Read More
  • Kurban Mengajarkan 5 Pengalaman Spiritual Kurban Mengajarkan 5 Pengalaman Spiritual 10Berita, JAKARTA – Idul Adha atau Idul Kurban sebentar lagi tiba. Banyak hikmah yang bisa dipetik oleh Muslim yang menunaikan kurban pada momentum Idul Adha tersebut. “K… Read More