OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 29 April 2018

Hanafi: Ceramah Amien Rais di Balai Kota DKI Wajar

Hanafi: Ceramah Amien Rais di Balai Kota DKI Wajar

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Hanafi Rais saat memberikan keterangan pada konferensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/3).

Amien Rais menyatakan, pengajian harus disisipkan politik.

10Berita , JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais menilai, ceramah yang disampaikan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta masih dalam batas kewajaran. Terlebih, ceramah tersebut tidak bersifat umum dan pesertanya hanya dari kalangan ustazah.

"(Apa yang disampaikan Amien) wajar, pesertanya juga para ustazah, i, bukan umum. Yang disampaikan Pak Amien 'empan papan', sesuai konteksnya," kata dia kepada Republika.co.id, Sabtu (28/4).

Menurut Hanafi, ceramah yang disampaikan ayahnya itu berisi materi yang sifatnya substantif dan normatif. Bahkan, lebih dari itu, ia menilai isi ceramah tersebut juga mengandung refleksi dan inspirasi. "Substantif, normatif, reflektif, sekaligus inspiratif," ujarnya.

Sebelumnya, Amien menyisipkan pesan politikketika mengisi ceramah pada ulang tahun Ustazah Peduli Negeri di Balai Kota DKI, Selasa (24/4) lalu. Menurut dia, memberikan muatan politik di dalam pengajian adalah hal yang harus.

"Ini dalam ulang tahun Ustazah Peduli Negeri, pengajian-pengajian disisipkan politik itu harus," kata Amien.

Dalam pesan politiknya, Amien mengatakan, saat ini elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal capres pejawat kian menurun. Padahal, kata Amien, untuk memenangkan kembali pemilihan umum (pemilu), pihak pejawat harus memiliki suara lebih dari 50 persen.

Menurut Amien, fenomena itu menjadi kesempatan yang baik. Ia pun mengajak para ustazah yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan momentum tersebut. Mereka, harus bergerak memenangkan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres). Sebab, kemenangan itu tidak akan terjadi apabila umat Islam hanya berpangku tangan.

Upayanya bisa dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia menyarankan para ustazah untuk memperbanyak salat malam, berdoa, membaca Alquran dan berpuasa.

"Kalau ibu-ibu peduli negeri, bapak-bapak, anak muda masjid, partai-partai Islam juga cuma leyeh-leyeh menunggu Allah mengambil alih, it's impossible. Jadi kita harus bergerak," kata dia.

Sumber : Republika.co.id