Catatan Asyari Usman: Mengapa Prabowo Enteng Mengucapkan “Maling-Maling Itu”?
10Berita – Sudah bolak-balik kita mendengar Prabowo Subianto (PS) mengatakan “maling-maling itu” ketika dia berbicara tentang para penguasa dan konglomerat yang dia yakini sebagai penggarong kekayaan negara. Sering sekali beliau ucapkan itu. Di dalam orasi kampanye, beliau katakan itu. Ketika memberikan pengarahan di depan para kader Gerindra, beliau sebutkan “maling-maling itu” dengan nada yang keras.
Singkat kata, di mana ada kesempatan untuk menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi negara yang semakin buruk ini, Pak Prabowo hampir pasti akan menyentil “maling-maling itu”. Beliau menunjukkan kejengkelannya yang sangat eksplosif. Kejengkelan yang tak tertahankan. Pak Prabowo melihat pencolengan kekayaan negara dan uang rakyat sudah sangat keterlaluan. Sehingga, beliau menjadi meledak-ledak di tengah pidatonya begitu teringat pada “maling-maling itu”
Nah, kira-kira, mengapa Pak PS sangat percaya diri mengucapkan “maling-maling itu”? Dan mengapa pula tidak ada seorang pun di pihak “tertuduh” yang berani tampil ke depan untuk melawan dan membantah labelisasi “maling” tersebut?
Tentu ini sangat menarik. Sebab, Pak PS sebetulnya men-challenge (menantang) para penguasa dan pengusaha yang disebutnya “maling”. Tetapi, sekali lagi, mengapa tantangan Pak PS tidak bersambut? Tidak seorang pun lawan PS nekat maju ke depan dan menantang beliau.
Jawabannya sangat singkat dan tegas: bahwa Pak Prabowo tidak pernah mencuri kekayaan negara dan uang takyat. Tidak pernah menjadi maling.
Itulah yang membuat beliau percaya diri meneriakkan “maling” kepada orang lain. Pak Prabowo tak punya beban ketika mengucapkan itu. Enteng saja bagi beliau. Karena memang beliau tahu persis tentang dirinya. Dan dia tahu betul tentang para maling yang menilap uang rakyat dan kekayaan negara.
Sekiranya ada yang tak beres yang beliau lakukan, baik semasa bertugas di TNI maupun semasa menjadi pengusaha, pastilah Pak PS tak berani menuduh orang lain “maling”. Sebab, cepat atau lambat, hampir pasti akan terbongkar kalau beliau pernah melakukan perbuatan maling.
Belum lama ini, akhir Maret, Pak Prabowo memicu reaksi luas ketika beliau mengatakan bahwa elit Indonesia ini goblok dan bermental maling. Banyak pihak yang meminta penjelasan dan menuduh Prabowo sedang melakukan langkah politik. Tetapi, reaksi itu tidak dihiraukannya.
Pihak yang tidak nyaman dengan ucapan Pak Prabowo itu hanya bisa menyesalkan, meminta penjelasan, menuduh beliau ingin mencari popularitas, dlsb. Tetapi, mereka tak mampu membantah tudingan “elit bermental maling”.
Mereka tahu diri bahwa watak perampok mereka sudah terlalu kental untuk melawan sebutan “maling” atau “bermental maling” yang meluncur apa adanya dari mulut Pak Prabowo.
Tampaknya, faktor tak pernah memalingi duit rakyat maupun kekeyaan negara dan karakter tegas yang ada di dalam diri Prabowo Subianto membuat rakyat semakin percaya bahwa beliau adalah orang yang paling tepat untuk memimpin Indonesia setelah mengalami banyak persoalan. Tidak ada kesangsian lagi.
Sejak sekarang pun rakyat telah memutuskan bahwa pilpes 2019 adalah titik balik untuk membangun kembali Indonesia lewat kepemimpinan Pak Prabowo. []
Penulis: Asyari Usman, Jurnalis Senior
Sumber : swamedium, Eramuslim