OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 13 Mei 2018

Geger! Media Internasional Tuding Jokowi Butuh Uang dari China untuk Menangkan Suara di Pilpres

Geger! Media Internasional Tuding Jokowi Butuh Uang dari China untuk Menangkan Suara di Pilpres

10Berita  – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan hanya menjadi sorotan media dan publik Indonesia. Media internasional pun menyoroti sosok Presiden RI tersebut.

Dilansir tribunnews.com, salah satu laman berita di Shouth China Morning Post (SCMP) yang dirilis pada Sabtu (12/5/2018), menyoroti Jokowi dan hubungannya dengan China.

Menurut SCMP, Jokowi membutuhkan uang tunai dari China untuk memenangkan suara ketika pemilu. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun fasilitas kereta api dan pelabuhan.

Namun, sebagai syarat untuk mendapatkan uang dan membangun infrastruktur tersebut, Jokowi harus menerima pekerja dari China. Sayangnya, hal ini justru membuat suara pemilih terhadap Jokowi menurun.

Pada kunjungannya ke Indonesia bulan ini, Direktur China Railway Corp, Lu Dongfu terkejut sekaligus bingung mengetahui proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditunda. Dikabarkan, ada sengketa tanah yang belum selesai dalam proyek senilai 6 miliar dolar AS tersebut.

Selain itu, disebutkan pula bahwa China telah meningkatkan investasi di Indonesia. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah pekerja China yang bekerja di Indonesia. Berita ini juga menuliskan adanya kebencian dari sejumlah penduduk setempat yang pada akhirnya memprotes kehadiran pekerja China.

Sementara itu, analis senior perusahaan resiko bisnis yang berbasis di Jakarta, Keith Loveard menyebut bahwa hubungan antara Jokowi dan China yang sedang berkembang kini terhambat masalah pemilu. Analis ini juga mengatakan bahwa hubungan dengan China bisa menjadi racun bagi Jokowi.

Di Bali, minggu ini dilaporkan sejumlah pemandu wisata Indonesia menyerbu kantor imigrasi untuk memprotes lonjakan jumlah TKA China yang memiliki profesi sama dengan mereka.

Sedangkan Bank Pembangunan China mencairkan pinjaman sebesar 170 juta dolar AS untuk memulai pekerjaan teknis kereta cepat. Dana ini dicairkan untuk mensukseskan janji Jokowi selama kampanye Pilpres 2014 lalu.

“China sedang mencoba untuk memastikan bahwa janji Jokowi berada di jalurnya. Uangnya ada di sana dan pekerjaan dimulai,” terang peneliti di Pusat Studi China di Jakarta, Pattiradjawane.

Meski begitu, pencairan dana tersebut juga diduga beresiko karena membludaknya jumlah TKA China. Saat ini, jumlah warga China yang bekerja di Indonesia mencapai 24 ribu orang.

Diketahui, China merupakan investor terbesar ketiga untuk Indonesia, setelah Singapura dan Jepang. Meski begitu, jumlah TKA China hampir dua kali lipat jumlah pekerja asal Jepang.

Sumber : SURATKABAR.ID