OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 12 Mei 2018

Gus Dur Ingatkan Jokowi Waspadai Cak Imin, Ini Pesannya

Gus Dur Ingatkan Jokowi Waspadai Cak Imin, Ini Pesannya

Referensi pihak ketiga

10Berita, Manuver Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengincar posisi cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019 terus menjadi perbincangan. Ada yang menyebut gaya politik Cak Imin sebagai seorang balerina.

Sebagai bukti dukungan kepada Jokowi2Periode, Cak Imin menyatakan partainya telah mendeklarasikan dukungan secara resmi kepada Jokowi. Dukungan resmi itu dilakukan bersamaan dengan deklarasi pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Muhaimin atau disingkat JOIN, Selasa (8/5/2018).

Cak Imin mengklaim bisa membawa belasan juta suara jika Jokowi meminangnya. "Pendukung saya yang real saja 11 juta. Kedua yang non-NU, NU, non PKB yang selama ini floating begitu saya maju enggak floating lagi real," kata Cak Imin dilansir metrotvnews.com.

Politisi yang bermukim di Ciganjur ini berdalih posisi cawapres bukan ambisi pribadinya. Kursi cawapres adalah mandat mutlak dari para kiai NU yang diamanatkan kepada dirinya. ''Sekali saya ditugaskan kiai NU untuk bergerak harus sukses. Tidak ada kata kembali," tegas Cak Imin, Jumat, (11/5/2018).

Referensi pihak ketiga

Safari politik pun dilakoni. Cak Imin mengklaim, PAN, Partai Golkar dan NasDem merestuinya untuk mendampingi Jokowi. Katanya, Jokowi-Muhaimin merupakan pasangan yang pas

Mantan Menakertrans itu berseloroh, Jokowi akan kalah jika tak meminangkan sebagai cawapres. "Saya cuma bisa mengingat kan kalau bukan saya dikhawatirkan bisa kalah."

Teganya Rhoma Irama

Manuver Cak Imin ini mengingatkan kembali saat Pemilu 2014. Saat itu, PKB menjual nama Rhoma Irama dan Mahfud MD sebagai calon presiden. Hasilnya, PKB memperoleh sembilan persen suara di pemilu legislatif 2014 dan memiliki bargaining position yang cukup kuat dalam Pilpres 2014.

Referensi pihak ketiga

Sayang, hingar bingar dukungan Rhoma Irama terhadap PKB itu langsung berbalik menjadi semacam permusuhan lantaran begitu cepatnya Cak Imin mengingkari janji. Cak Imin mendekat ke PDIP. Mencalonkan Rhoma dan Mahfud MD ternyata hanya janji palsu belaka. Ia justru mencalonkan dirinya sendiri dalam bergandengan dengan PDIP. Walaupun kemudian Cak Imin juga terlempar dalam bursa Pilpres 2014.

Muhaimin Vs Gus Dur

Lain halnya di Pemilu 2009. Bermula dari spanduk bergambar foto Gus Dur yang beredar di Jawa Timur. Tulisan spanduk itu cukup provokatif: "Saya Saja Dikhianati, Apalagi Sampeyan".

Interpretasi yang muncul dari tulisan di spanduk itu, Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro PKB saja dikhianati oleh Cak Imin, apalagi para pemilih? Konflik ini menimbulkan luka dalam di tubuh keluarga Gus Dur. Hingga kini, keluarga meminta Cak Imin tidak menjual nama Gus Dur dalam kegiatan politiknya.

Referensi pihak ketiga

Manuver Cak Imin ini sepertinya sudah dicium. Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari meminta pihak-pihak yang sudah menyodorkan nama sebagai cawapres ke Jokowi agar tidak melakukan ancaman yang tidak perlu. Ia mengungkapkan ada kandidat cawapres yang mencoba mengancam Jokowi agar memilihnya supaya tidak kehilangan suara umat Islam.

"Ada (kandidat cawapres) partai yang ngomong, ini pengikutku (ada) 10 juta. Kalau tidak (jadikan cawapres), nanti tak cabut gitu. Kalau urusan jumlah-jumlahan PDIP paling gede lho," kata Eva Sundari dilansir Republika.co.id.

Menurutnya, sangat tidak pantas bila dalam komunikasi politik, tawar menawar cawapres dilakukan dengan cara seperti itu. Jika mau tawar menawar politik untuk menjadi cawapres, gunakan hasil riil, perolehan suara dan hasil kemenangan di Pilkada 2018 dan pemilu legislatif 2019. "Ini belum ada prestasi, belum ada kinerja, kok sudah nekan-nekan gitu. Jadi lucu."

Bagaimana dengan sikap Cak Imin? Ibarat balerina politik, Cak Imin mengayun kiri, mengayun kanan, terus menjadi sorotan. Pada akhirnya angka politik yang baik atau yang buruk yang didapat.

Sumber :UC News