OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 02 Mei 2018

Insiden Sembako Monas, Dahnil: Kapolri Jangan Diam

Insiden Sembako Monas, Dahnil: Kapolri Jangan Diam

Orang tua dari korban tewas dalam acara bagi-bagi sembako di Monas, melaporkan Ketua Panitia Acara Untukmu Indonesia ke Bareskrim KKP Gambir Jakarta Pusat, Rabu (2/5), didampingi kuasa hukumnya.

Dua anak tewas dalam kegiatan pembagian sembako di Lapangan Monas, Sabtu pekan lalu.

10Berita , JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jendral Tito Karnavian harus turut campur tangan dalam mengusut kasus meninggalnya dua anak yang meninggal usai mengantre sembako di Monas, Sabtu (28/4) lalu. Sebab menurutnya, saat ini pihak kepolisian cenderung tak berlaku adil dengan menutup-nutupi kasus tersebut.

“Pak Tito tidak boleh berdiam diri. Kualitas polisi yang terus mempraktikkan dan menunjukkan sikap-sikap ketidak adilan seperti ini harus dihentikan. Perilaku yang memberikan informasi yang simpang siur, sehingga terkesan menutup-nutupi kasus ini,” kata Dahnil saat dihubungi Republika, Rabu (2/5).

Ia mengatakan, sebagai komando tertinggi di institusi keamanan negara, Kapolri seharusnya dapat memberikan instruksi kepada anak buahnya untuk mengusut tuntas kasus ini. “Jadi sejak awal kita lihat ini juga terkait dengan sikap laku yang seperti ini kan pasti hulunya dari sikap kapolri juga yang sering kali tidak berlaku adil kalau menurut saya. Hulunya di situ,” tuturnya.

Kesan perilaku yang tak adil dari pihak kepolisian ini, menurut dia, juga akan berimbas kepada tingkat kepercayaan masyarakat kepada polisi. Ia menilai, bila perilaku ini tak segera dihentikan, masyarakat akan semakin enggan untuk percaya kepada polisi dalam mengusut tuntas kasus-kasus kejahatan di Indonesia.

“Polisi bekerja profesional, kita berharap itu. Dan juga berlaku adil. Sekarang-sekarang banyak kasus-kasus yang terkait dengan kelompok politik tertentu, polisi itu ndak bertindak apa-apa. Tapi terkait dengan kelompok politik yang lain, yang berbeda dengan penguasa, polisi malah cepat sekali itu, secepat kilat menuntaskan kasus-kasus itu,” tegas Dahnil.

Diketahui, dua anak warga Pademangan Jakarta Utara meninggal dunia usai mengantre sembako pada acara yang diselenggarakan oleh Forum Untukmu Indonesia. Kedua anak itu adalah MR (10) dan MJ (12) yang mengantre sembako pada acara yang diadakan di area Monas itu.

Pihaknya juga mengatakan, bila nanti keluarga kedua korban membutuhkan bantuan advokasi dalam menuntaskan kasus itu, PP Pemuda Muhammadyah akan bersedia membantu. Sebab, sampai saat ini pihaknya belum melakukan komunikasi kepada keluarga korban.

“Belum ada komunikasi apa-apa. Tentu sudah banyak pihak yang sudah melakukan advokasi. Kalau keluarga meminta pun, kami tentu bersedia,” ungkapnya.

Sumber :Republika.co.id