OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 05 Mei 2018

PDIP Sulit Menang di Pilkada Jabar, Jateng dan Sumut

PDIP Sulit Menang di Pilkada Jabar, Jateng dan Sumut

Istimewa

10Berita, Jakarta - Pasca mengalami beberapa kekalahan di beberapa wilayah pada Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 lalu, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan disebut-sebut akan kembali menelan 'pil pahit' dalam kontestasi pilkada serentak 2018. Berbagai kalangan memprediksi, PDIP akan sulit meraih kemenangan dalam di pemilihan gubernur (Pilgub) wilayah Jawa maupun pilgub di Sumatra Utara.

Ketua DPP Partai Amanat Nasioal (PAN) Yandri Susanto mengatakan, memenangkan pilkada di Pulau Jawa merupakan suatu hal yang sulit bagi PDIP. Sebab, kata dia, PDIP sudah kalah dalam pilkada Banten dan juga di DKI beberapa waktu lalu. Tentunya, lanjut dia, hal ini juga akan jadi lampu kuning bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang Pilpres 2019.

"Pertama pilkada ini pasti jadi taruhan Pak Jokowi, Banten sudah kalah DKI sudah kalah. Kalau misalkan jagoannya Pak Jokowi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur kalah maka itu lampu kuning buat Pak Jokowi juga tentunya," kata Yandri di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Anggota komisi II DPR ini juga berani memprediksi, jika keseluruhan Pilkada 2018 dimenangkan di luar partai pemerintah, maka Jokowi akan kalah di Pilpres 2019. Jokowi, kata Yandri, juga akan gelisah jika yang menang khususnya di Jawa Barat adalah calon dari Gerindra, PAN dan PKS karena PDIP kalah di Pilkada DKI dan Banten.

"Jadi pilkada khususnya di Pulau Jawa ini adalah pertarungan buat Pak Jokowi dan kalau semuanya dimenangkan oleh di luar pemerintahan maka saya kira Pak Jokowi akan kalah di 2019. Jawa Barat koalisi PAN, PKS, Gerindra yang menang saya kira Pak Jokowi akan gelisah," tandasnya.

Elektabilitas Jokowi

Adapun hasil Pilkada serentak 2018 menurut Pengamat politik dari Lembaga Survey Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, tentu akan mempengaruhi elektabilitas partai PDIP dan Joko Widodo (Jokowi) Pilpres 2019.

Adapun Pilkada serentak tahun ini diselenggarakan di 117 daerah, termasuk tiga daerah dengan pemilih terbanyak pada pemilihan umum (Pemilu), yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

"Semua itu masih bisa terjadi. Hari ini elektabilitas Jokowi masih 35 sampai 45 persen di beberapa hasil survey. Akan tetapi, saya rasa masih bergantung pada Pilkada 2018 ini. Apakah Jokowi bisa kalah? Saya rasa bisa ya, tidak ada yang selalu menang," kata Hendri di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Dia menjelaskan Pilkada 2018 ini sangat spesial karena Jabar, Jateng, dan Jatim, mengikuti pesta demokrasi ini. Ketiga wilayah ini cukup menentukan kemana nanti arah koalisi para partai ini.

Pilgub Sumut

Sementara di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) Kekuatan barisan koalisi pengusung Edy-Musa juga bisa dibilang kuat karena terdiri dari tiga parpol yang setia sejak Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketiga partai yang dimaksud adalah Gerindra, PKS, dan PAN.

Tiga partai itu kerap menyatu dalam menghadapi Pilkada 2018. Selain di Sumut, ketiga parpol itu bersama mengusung cagub di Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Jawa Tengah.

Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade mengaku, partainya memang banyak berkoalisi dengan PKS karena lancarnya komunikasi antar elit dua partai itu. Selain itu, kedekatan Gerindra dan PKS sejak Pilkada DKI juga menjadi faktor bersatunya mereka di beberapa daerah, termasuk Sumut.

"Sesuai dengan pernyataan Pak Prabowo di berbagai kesempatan, PKS adalah sekutu Gerindra," tutur Andre di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

Sumber :Harianterbit