Pengamat Terorisme: Rusuh Mako Brimob Bukan Hanya Disebabkan Soal Makanan, Tapi Akumulatif Kekesalan
10Berita, JAKARTA —Kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat yang terjadi beberapa hari lalu masih menyisakan tanda tanya banyak pihak. Teutama terkait sebab musabab kejadian yang menewaskan lima dari anggota Polri dan satu orang dari pihak napiter itu.
Menurut versi polisi, kerusuhan terjadi karena persoalan titipan makanan dari pembezuk napiter yang ditahan oleh sipir. Harits Abu Ulya, pengamat terorisme tidak sepenuhnya yakin jika sebab dari kerusahan ini karena hal sepele.
Menurut Harist, kasus ini pecah karena akumulasi kekesalan para napiter yang seringkali mendapat perlakuan tak adil dari petugas Densus 88.
“Yang tidak kalah penting, perlu evaluasi kinerja Densus pasca investigasi dari insiden ini. Karena bisa saja insiden ini muncul karena akumulasi kemarahan napiter sebab perlakuan aparat Densus yang ada di rutan terhadap mereka yang dianggap tidak adil dan lain-lain. Karena bisa jadi petugas Densus saat insiden adalah petugas baru dan relatif masih muda. Jika sikap overacting itu muncul maka kerap melahirkan rasa benci pada diri napiter,” ungkap Harist dalam keterangannya kepada Voa Islam, Jumat (11/5/2018).
Harits juga mempertanyakan soal mudahnya para napiter merampas senjata serta menguasai tiga blok rutan. Padahal rutan Mako Brimob selama ini dikenal dengan sistem pengamanan maksimal.
“Rutan yang maksimum security tentu memiliki sistem yang cukup kuat untuk cepat mereduksi kerusuhan jika timbul tiba-tiba sebab ulah napi. Nah kabar yang dipublih oleh pihak Pemerintah justru para napiter bisa menguasai 3 blok rutan (A,B,C). Bahkan bisa merebut senpi dari aparat yang notabene mereka terlatih sebagai Densus. Adakah unsur kelalaian atau ada faktor lain,” jelas Harist.
Harist melanjutkan, “Di rutan semestinya ada CCTV, mungkin rekaman nya akan bisa bantu jelaskan peristiwa yang terjadi. Karne perlu kajian komprehensif untuk dapat rumuskan solusi yang tepat kedepannya. Baik dalam kontek solusi perbaikan kwalitas dan profesionalisme SDM aparaturnya, sistem dan infrastrukturnya termasuk terkait treatment yang tepat bagi napiter.”* [Syaf/]
Sumber :voa-islam.com