OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 07 Mei 2018

Politik Istana yang Membusuk: Kalajengking Jokowi jadi Olok-Olok Publik

Politik Istana yang Membusuk: Kalajengking Jokowi jadi Olok-Olok Publik

10Berita - Isu buruh China RRC banjiri Indonesia belum reda, malah muncul isu Kalajengking melawan gerakan ''2019 ganti presiden'', dan polisi bergerak menekan/merepresi masyarakat yang menggunakan kaos bertagar ''2019 ganti presiden'', membela sang kalajengking. Ini karena Pidato Presiden Jokowi di hadapan kepala daerah se-Indonesia awal pekan ini menimbulkan perbincangan hangat masyarakat. Materi perbincangannya soal racun kalajengking. Materi tersebut digugat publik dan menjadi obyek olok-olok warga, cemooh ulama dan ustaz serta ledekan masyarakat. Dasar butek, buntu dan burek pikiran, soal kalajengking pun dimainkan.

''Sudahlah, Jokowi, rakyat jenuh dan muak pada kegagalanmu, dan pada kemandulan Kabinet Kerja mengatasi masalah ekonomi. Harga sembako naik, harga energi naik dan pajak naik, semua naik sehingga hidup rakyat makin susah,'' kata Edy Mulyadi, seolang Mubaliq dan penulis muda. .

Entah apa dibenak Presiden saat membandingkan harga komoditas lainnya seperti emas dengan racun kalajengking. Efeknya, pidato di hadapan kepala daerah tersbut menjadi obyek perisakan publik. Saat menyampaikan sambutan, Jokowi menanyakan apa komoditas yang mahal? Pertanyaan tersebut dijawab sendiri dengan mengatakan bukan emas yang menjadi komoditas termahal.

"Pasti banyak yang menjawab emas. Bukan emas, ada fakta yang menarik yang saya dapat dari informasi yang saya baca.Komoditas yang paling mahal di dunia sekarang ini adalah racun dari scorpion, racun dari kalajengking," kata Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu menyebut, harga komoditas racun kalajengking per liter sebesar Rp145 miliar per liter. "Harganya 10,5 juta USD (dolar Amerika Serikat) per liter, artinya berapa, 145 miliar per liter," tambah Jokowi.

Ia pun berseloroh, jika Gubernur, Bupati, Walikota ingin kaya maka mencari racun kalajengking. Pernyataan Jokowi tersebut disambut tawa hadirin.

Sayangnya, publik lebih tertarik membahas pidato Jokowi yang menyinggung soal kalajengking. Bisa jadi ketertarikan publik karena dinilai janggal presiden dalam forum resmi menyinggung soal racun kalajengking.

Padahal selain menyinggung kalajengking, Jokowi juga membahas komoditas lainnya yang masuk kategori mahal yakni californium 252. Harganya, kata Jokowi mencapai US$27 juta per gram atau setara dengan Rp375 miliar per gram. Jokowi sendiri mengaku tidak mengerti barang tersebut.

Setelah membahas dua komoditas mahal tersebut, Jokowi menyinggung di atas dua komoditas yang mahal tersebut, waktu merupakan hal yang paling mahal karena tidak bisa diputar kembar. "Tapi meskipun ada komoditas yang paling mahal di dunia, tapi yang paling mahal adalah waktu," kata Jokowi.

Publik pun bereaksi atas narasi kalajengking ala Jokowi. Pernyataan tersebut pun disandingkan dengan situasi saat ini terkait persoalan ekonomi dan sosial seperti soal tenaga kerja asing hingga lapangan pekerjaan. Beragam meme dengan cepat muncul di publik.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengritik materi pidato Presiden soal kalajengking. Menurut Fadli, pidato Jokowi memalukan. Ia menyinggung peran Setneg, Seskab serta KSP (Kantor Staf Presiden) dalam memberi masukan kepada Presiden sebagai materi pidato. "Ada Sekneg, ada Seskab, ada KSP segala jadi apa yang diurusin? Masa seorang presiden bisa bicara seperti itu," sesal Fadli.

Di dunia maya, warga internet juga turut mengomentari ihwal racun kalajengking. Akun pendakwah Haikal Hassan melalui akun instagramnya menghitung kandungan racun satu ekor kalajengking sebanyak 0,5 miligram. Jika harus mengumpulkan 1 liter racun kalajengking maka membutuhkan 18.600.000 ekor kalajengking. "Sehari peres racun empat ekor, keburu mampus gw," tulis Haikal yang disertai video ia sedang memegang kalkulator seperti tengah menghitung.

Meski warga internet banyak yang menyoal ihwal pidato presiden soal kalajengking, namun ada juga pembelaan atas pidato presiden. Jubir Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bidang Kepemudaan Dede Prayudi mengatakan agar melihat utuh pidato presiden.

"Mari kita lihat secara utuh pidato bagian kalajengking tersebut. Beliau mengatakan bahwa ada yang lebih mahal daripada komoditas termahal sekalipun, yaitu waktu. Sedangkan racun kalajengking di sini digunakan sebagai contoh komoditas yang mahal tersebut," tandas Dede.(kj)

Sumber : konfrontasi