OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 01 Mei 2018

Putra Mahkota Saudi kepada Orang Palestina: Terima Proposal Perdamaian AS atau Diam

Putra Mahkota Saudi kepada Orang Palestina: Terima Proposal Perdamaian AS atau Diam


10Berita, TEL AVIV, ISRAEL - Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) mengatakan bahwa orang Palestina harus menerima proposal perdamaian dengan Zionis atau "diam", media Israel melaporkan.

Menurut berita Channel 10 Israel pada hari Ahad (29/4/2018) MBS membuat pernyataan tersebut ketika dalam perjalanan ke New York bulan lalu di mana dia bertemu dengan beberapa pemimpin Yahudi.

“Selama 40 tahun terakhir, kepemimpinan Palestina telah kehilangan kesempatan lagi dan lagi, dan menolak semua tawaran yang diberikan,” kata sang Putra Mahkota. “Sudah saatnya rakyat Palestina menerima tawaran itu, dan setuju untuk datang ke meja perundingan - atau mereka harus diam dan berhenti mengeluh."

Dia juga mengatakan bahwa masalah Palestina bukan lagi prioritas utama bagi pemerintah Saudi

"Ada banyak masalah yang lebih mendesak dan lebih penting untuk dihadapi - seperti Iran," tambahnya.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME yang diterbitkan pada tanggal 5 April, orang pertama dalam baris tahta Saudi itu berbicara tentang prospek hubungan Riyadh-Tel Aviv, menggambarkan konflik rezim dengan Palestina sebagai satu-satunya hambatan untuk normalisasi hubungan dengan Israel.

Pernyataan itu datang beberapa hari setelah MBS, dalam sebuah wawancara dengan Atlantik, berusaha untuk menempatkan klaim tanah Israel dan Palestina pada pijakan yang sama dalam perubahan dramatis dalam posisi yang dipegang lama di Riyadh di Palestina, mengatakan orang Israel, seperti Palestina, memiliki "hak" "Memiliki" tanah air mereka sendiri. "

Arab Saudi telah menjadi sponsor utama Inisiatif Perdamaian Arab, yang membayangkan apa yang disebut solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.

Namun, sebelum Mohamed bin Salman, tidak ada pejabat senior Saudi yang secara terbuka menerima bahwa Israel memiliki hak atas tanah apa pun.

Dalam beberapa bulan terakhir, kerajaan secara bertahap melunakkan sikap publiknya terhadap Israel dalam apa yang digambarkan oleh para analis sebagai upaya Riyadh untuk menyiapkan opini publik di rumah dan di tempat lain untuk potensi hubungan normal dengan Israel.

Laporan terbaru juga menunjukkan bahwa Arab Saudi telah mengambil peran aktif dalam upaya AS untuk menyegerakan kesepakatan "damai" antara Israel dan Palestina untuk menyingkirkan konflik selama puluhan tahun, yang dilihat Riyadh sebagai batu sandungan untuk menjalin hubungan dengan Tel Aviv. (st/ptv)

Sumber :Islampos