OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 28 Mei 2018

Sering Kesemutan Tanda Penyakit Berbahaya, Ketahui Penyebabnya!

Sering Kesemutan Tanda Penyakit Berbahaya, Ketahui Penyebabnya!


Sering Kesemutan Menunjukkan Gejala Penyakit

10Berita, Seperti diungkapkan dr. Tiara Anindhita, Sp.S, dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM, kesemutan adalah sensasi spontan yang abnormal pada daerah saraf tertentu.
Secara normal, manusia bisa merasakan sensasi tertentu setelah ada rangsangan atau stimulus yang sesuai. Contohnya, merasa, meraba, menyentuh, menekan, nyeri, dan sebagainya.
Sensasi tersebut baru muncul bila ada stimulus. Tentu saja sensasi yang muncul harus sesuai dengan stimulusnya. Jadi kalau kita diraba, kita akan merasakan sensasi diraba.
Sementara pada kasus kesemutan, sensasinya muncul spontan tanpa ada stimulus. Bisa berupa rasa panas seperti terbakar, tidak enak, kesemutan, seperti ditusuk-tusuk.
Parestesia atau kesemutan adalah terminologi untuk suatu gejala dan bukan diagnosis penyakit. Itu sebabnya gejala parestesia bisa dijumpai pada berbagai penyakit yang mengenai saraf, terutama saraf di bagian perifer.
Jangan sepelekan jika Anda sering kesemutan!
Faktanya, kesemutan dapat menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah.
Oleh karena itu, harus segera tahu apa penyebab kesemutan yang selama ini cukup mengganggu. Jangan sampai disepelekan dan berujung penyakit berbahaya.

Berbagai Penyebab Kesemutan

Lebih jelasnya, kita bahas bersama mengenai penyebab kesemutan. Ini akan membantu Anda juga agar terbebas dari gangguan kesemutan sehari-hari.
Sebagai gambaran, sistem saraf manusia terbagi atas:
• Saraf sentral (otak dan sumsum tulang), dan
• Perifer
Nah , perifier merupakan serabut saraf yang keluar dari sentral menuju organ-organ, seperti kulit, otot, organ dalam perut, dan jantung. Bisa dibilang mirip komputer yang memiliki unit pemrosesan sentral (CPU) dan tersambung dengan kabel konektor.
Adanya kelainan pada saraf perifer disebut neuropati dan penyebabnya bisa bermacam-macam. Selain diabetes, bisa juga bisa akibat penyakit autoimun, tiroid, vaskular, dan sebagainya. Gejala parestesia bisa disebabkan oleh kelainan saraf yang lebih berat, seperti tumor di daerah sumsum tulang atau gejala sisa pasca stroke.
Gejala antara parestesia dan neuropati sangat berbeda. Pada neuropati, kesemutan yang muncul sangat khas. Biasanya di telapak kaki kemudian telapak tangan serta simetris kanan dan kiri.
“Sering disebut daerah stocking gloves , seperti layaknya memakai sarung tangan dan kaus kaki,” ujar dr. Tiara Anindhita, Sp.S.
Pada kelainan di sumsum tulang atau otak, daerah yang mengalami kesemutan sangat bervariasi, tergantung lokasi saraf yang terkena. Pada kasus neuropati yang lebih berat, kesemutan bisa diikuti rasa nyeri atau gangguan gerak pada tangan dan kaki.

8 Penyakit Berbahaya yang Terdeteksi Melalui Kesemutan

Jika Anda sering kesemutan dalam kurun waktu yang cukup lama, maka perlu waspada!
Umumnya, kesemutan memang bisa terjadi di seluruh tubuh. Pernah mengalami kaki kesemutan sebelah kanan? Bisa jadi ada yang tak beres dengan kaki Anda.
Lalu, kalau seluruh badan kesemutan gejala penyakit apa?
Ini bisa menjadi salah satu gejala penyakit berbahaya. Oleh karena itu, mulai sekarang coba perhatikan apa saja penyebab kesemutan yang Anda alami.
Berikut beberapa penyakit yang ditandai kesemutan:

Diabetes melitus (DM)

Stroke

Gejala stroke yang ditandai kesemutan:
• Rasa kebas separuh badan
• Lumpuh separuh badan
• Buta sebelah mata
• Sukar bicara
• Pusing
• Penglihatan ganda dan kabur
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi pada waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.

Penyakit jantung

Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.
Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.

Infeksi tulang belakang

Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil, bahkan buang air besar pun sulit.
Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung dari kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang berujung lumpuh.

Rematik

Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.

Spasmofilia (tetani)

Sering kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbon dioksida dalam paru-paru.
Gejala lain: kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.

Guillain-barre syndrome

Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas.
Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi. Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.

Cytomegalovirus (CMV)

Ada kesemutan yang didahului dengan flu berat. Kesemutan terasa hebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus.

Kesemutan Juga Disebabkan Faktor Fisiologis

Selain menjadi gejala penyakit, kesemutan juga bisa muncul secara fisiologis. Posisi tubuh tertentu yang tidak berubah dalam waktu cukup lama, seperti duduk bersila, bisa timbul rasa kesemutan.
Dijelaskan oleh dr. Dita, penyebab kesemutan secara umum karena terhambatnya aliran darah ke daerah saraf tertentu akibat penekanan yang terus-menerus dalam waktu lama. “Saraf mengalami ‘kekurangan makanan’ sesaat yang ditandai rasa kesemutan itu,” jelasnya.
Bagaimana cara menghindari kesemutan?
Kita harus rajin mengubah posisi dan melakukan gerakan ringan secara periodik agar aliran darah tetap lancar.
Satu hal lagi, di negara-negara Barat, kesemutan juga bisa terjadi karena konsumsi alkohol berlebihan. Sementara di Indonesia, kesemutan sering berkaitan dengan nutrisi, yaitu kekurangan asupan vitamin B12.
Itu dia bahasan singkat mengenai penyebab kesemutan hingga penyakit-penyakit yang ditandai jika seseorang sering kesemutan.
Jika Anda mengalami kesemutan dalam kurun waktu yang lama dan cuup mengganggu, segeralah konsultasikan ke dokter!

Sumber :Doktersehat