Wawancara dengan Maryam Pougetoux, Cucu Pejuang Pembebasan Prancis yang Hijabnya Bikin Geger
10Berita, Nama presiden organisasi mahasiswa di Paris, Maryam Pougetoux, mendadak menjadi perbincangan di Prancis dalam beberapa hari terakhir setelah ia tampil di acara wawancara dengan mengenakan hijab.
Dilansir BBC (22/5/2018), Menteri Dalam Negeri, Gerard Collomb, mengecam Pougetoux gara-gara hijab yang ia kenakan dengan menyebutnya sebagai 'provokasi'.
Menteri Urusan Persamaan, Marlene Schiappa, mengatakan hijab yang dikenakan Pougetoux adalah salah satu bentuk 'promosi Islam politik'.
Poutegoux adalah mahasiswi fakultas sastra dan menjabat sebagai presiden organisasi mahasiswa di Universitas Paris-Sorbonne sejak Desember 2017.
Yang bikin gempar karena dia adalah cucu salah satu pejuang pembebasan Prancis. Makanya apa yang dikenakan, apa yang disampaikan, akan berpengaruh di Prancis. Ini yang dikhawatirkan kalangan Islamophobia.
Yang menakjubkan, Maryam Pougetoux teguh dengan pendiriannya.
Dalam wawancara dengan Buzzfeed News, Maryam Pougetoux menegaskan bahwa hijab yang ia pakai adalah tanggung jawab agama.
Berikut terjemahan wawancara Maryam Pougetoux dengan Buzzfeed News (video dibawah):
"Kita mungkin melihat hijab yang saya pakai seperti satu simbol keterpaksaan, tapi saya memakainya karena pilihan pribadi. Sejak saya memakainya dulu berangkat dari pilihan sendiri. Saya membela hak semua wanita, baik yang memakai hijab atau tidak, yang muslim atau non muslim, karena tidak hanya ada satu term feminisme tapi ada banyak dan variatif."
"Saya kira perdebatan (tentang hijab) ini harus segera kita akhiri karena saat ini konstitusi membolehkan untuk memakai kerudung di tempat umum, di kampus-kampus dan lainnya. Jadi saya tidak paham kenapa kita harus mempertanyakan kembali hal yang sudah jelas dasar hukumnya."
"Ini agak menyedihkan cenderung kriminal ketika ada seorang menteri dalam negeri mempertanyakan bahkan memfitnah kerudung saya. Perlu diketahui, saya memakai kerudung tidak ada kaitannya dengan politik. Sama sekali tidak ada kaitannya antara kerudung dengan anak muda yang tertarik masuk ISIS."
"Saya kasih satu alasan simple tentang anak muda yang tertarik ISIS yaitu pendidikan. Ketika anak muda atau mahasiswa kita berikan kesempatan untuk mengembangkan diri, pergi ke kampus untuk belajar dan membangun cara pikir mereka yang masih natural sambil berpikir tentang siapa sebenarnya mereka, maka mereka akan terhindar dari pengaruh negatif, karena ini juga termasuk dari tujuan pendidikan kita."
"Jadi tidak ada hubungannya kerudung saya dengan ISIS, apalagi saya memakainya karena pilihan pribadi dan tanggung jawab pada agama. Ini semua sesuai dengan konstitusi (Perancis). Jadi, mulai saat ini tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan."
***
Hasmi Bakhtiar, mahasiswa Indonesia yang kini tengah mengambil master di Hubungan Internasional Lille Prancis menyebut sosok Maryam Pougetoux patut menjadi contoh para muslimah terutama yang tinggal di negara-negara non-muslim.
"Dalam video ini gw ngerasain cerdasnya seorang Maryam dalam beragama di negara yang notabene sekuler ini. Gw ngerasain ketegasan Maryam sebagai seorang muslimah terpelajar. Bagus dicontoh oleh muslimah terutama yang tinggal di negara-negara non muslim," kata Hasmi di akun twitternya (@hasmi_bakhtiar).
Berikut videonya...
NB: Video ini diterjemahkan oleh Hasmi Bakhtiar.
Interviewée par BuzzFeed, Maryam #Pougetoux, présidente de l'Unef à Paris-IV, répond à @GerardCollomb : «C'est assez pathétique de la part d'un ministre de l'Intérieur d'avoir de tels propos, aussi violents. Mon voile n'a aucune fonction politique.» pic.twitter.com/wc5ihPFxx3
— BuzzFeed France News (@BuzzFeedNewsFR) 20 Mei 2018
Dans une 2e vidéo, Maryam Pougetoux explique qu'elle a mis son voile «par choix»: «Je défends toutes les femmes, qu'elles veuillent porter le voile ou non, qu'elles soient musulmanes ou non. Il n'y pas qu'un féminisme, il y a différents féminismes» pic.twitter.com/Wbstb8IBOr
— BuzzFeed France News (@BuzzFeedNewsFR) 20 Mei 2018
Sumber : PORTAL ISLAM