BERBISNIS TERORIS
by Helmi Felis*
10Berita, Kemarin saya sampaikan singkat di twitter intinya: “Teroris itu bisnis Trilyunan dollar. Teroris harus ada. Jika tidak ada, harus diada-adain”.
Berkali-kali saya menulis soal Teroris selama hampir 3 tahun. Di facebook saya sudah tulis panjang lebar. Sebagian sahabat disini yang mengikuti saya di facebook tentu sudah baca.
Intinya; "Teroris itu bisnis Trilyunan dollar. Teroris harus ada. Jika tidak ada harus diada-adain"
— Helmi Felis (@helmifelis) 4 Juni 2018
Rupanya tulisan itu minta dibahas lebih mendalam oleh beberapa sahabat.
Untuk membahas lebih jauh, saya akan mulai dari berapa duit yang keluar untuk beli senjata karena ingin memerangi teroris atau pemberontakan yang bekerjasama dengan teroris, dan sebagainya.
Langsung saja, Qatar membeli senjata baru senilai US$ 467 Juta. Uni Emirat Arab (UEA) US$ 2 miliar. Saudi untuk senjata saja US$ 110 Milyar. Perhatikan ini, hampir seperempat penghasilan eksport Amerika adalah eksport senjata ke jazirah Arab.
Bisa dibilang negara itu semakin kaya karena jualan senjata, semua itu dampak dari teror yang mereka ciptakan sendiri (nanti kita bahas lebih lanjut).
Bahkan baru-baru ini Arab Saudi membeli senjata Amerika US$ 54 miliar. Semua dalam kurun waktu berdekatan. Kuwait US$ 3 miliar. Kita belum sebut Bahrain dan lainnya.
Ya tentu masih banyak lagi, dan masih banyak juga “jualan” mereka di pasar gelap.
Semua itu untuk “melawan teroris”. Teroris adalah kekacauan global yang diciptakan Amerika sendiri. Untuk jualan senjata? Ya kenapa tidak? Begitu lakunya senjata buatan Amerika ini sampai-sampai teroris pun menggunakan senjata buatan Amerika. Jadi Amerika menjual senjata untuk kedua pihak? Ya secara langsung ataupun tidak.
Sampai disini kita jadi penasaran Siapa sih TERORIS? Untuk menjawab itu mari sama-sama kita ingat ungkapan Hillary Clinton yang paling fenomenal.
Saya teringat itu adalah BreakingNews CNN pagi hari pas saya lihat ada ungkapan fenomenal itu. Bahwa ISIS adalah ciptaan Amerika.
Tentu kita tidak bisa menerjemahkannya secara harfiah, namun demikian apa yang dikatakan Hillary bahkan Donald Trump adalah fakta yang terjadi di lapangan.
Bahasa sederhananya begini. Amerika itu mirip ormas preman, kalo dunia sepi, bisnis sepi, mereka butuh dunia kacau. Semakin kacau semakin bagus bisnis. Karena kalo kacau mereka bisa jualan bahkan untuk 2 pihak, atau memberikan jasa pengamanan bertarif.
Kalo kita ingat-ingat, dari semua negara yang dikacaukan, Libya lah negara yang terdampak paling dramatis. Negri yang disiksa secara keji ini luluh lantah. Libya yang sebelumnya salah satu negara terkemuka di Afrika ini sekarang seperti negri tak bertuan. Diawali dengan penyiksaan pemimpinnya yang sangat dramatis, berakhir dengan nestapa rakyatnya.
Sedangkan Suriah negri yang paling sengsara, sangat bising. Bising secara politik maupun kesengsaraannya.
Bagi Amerika, itu adalah harga untuk menjadi negara kaya. Kebenaran selalu nomor 2 apalagi Kemanusiaan.
Itu semua karena uang, dan TERORIS adalah SPECIAL TOOLS untuk kegiatah cetak uang mereka. Mereka tidak peduli agama, kebetulan Islam banyak berada di negara-negara kaya. Yang Sumber Daya Alamnya sangat menggoda negara-negara lain.
Special tools tersebut tidak hanya berhasil membuat senjata Amerika laku keras, tapi juga berhasil menjadi virus yang merusak sistem sebuah negara, sehingga menghasilkan minyak melimpah bagi negri paman sam tersebut. Demikian mengapa penulis sebut bahwa teroris adalah alat khusus yang multi fungsi. Belum lagi dari aspek politik yang bisa menghemat tenaga, pikiran dan ongkos. Banyak teroris itu multi task.
Coba kita kembali perhatikan diatas berapa uang yang dibelanjakan untuk memberantas teroris, dan seberapa royal negara-negara Arab belanja senjata.
Yah semua ini bisnis. Bisnis senjata, minyak dan politik sekaligus. Seandainya ISIS tidak ada tentu Amerika buat sejenisnya untuk melancarkan bisnis. Tentu saya tidak perlu detil mengungkap sisi konspirasinya lagi, sebab sudah jelas bagaimana uang mengalir dikarenakan ada teroris.
Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia lucu, teroris kita agak absurd, itu sebab saya katakan Indonesia ini gak ada teroris yang ada orang dicuci otak lalu dilepas dan dijadikan pengantin (pelaku bom bunuh diri).
Siapa yang cuci otak? Yang cuci otak, orang yang mendapatkan keuntungan dari bisnis seperti ini di Indonesia, baik kepentingan politik luar maupun dalam negri. Dan yang pasti keuntungan dolar.
Lalu bagaimana cara kerja teroris Indonesia? Teroris Indonesia adalah teroris spesial mati konyol. Mereka semua mati bunuh diri.
Ini jarang terjadi di luar, kecuali keadaan tertentu, bom mobil, bom bus. Selebihnya jarang mereka bunuh diri. Dan target bunuh diri mereka jelas.
Di Indonesia bahkan tempat parkir di BOM. Dan akhir-akhir ini syarat khususnya selalu membawa identitas. Segala kelucuan ini adalah pekerjaan keji orang yang mengambil untung. Dari nyawa orang yang telah dicuci otaknya. Mungkin juga ada yang terpaksa melakukan dengan sebab tertentu.
Mengapa di Indonesia berbeda? Karena memang di Indonesia teroris tidak punya tujuan. Apa yang dituju? Merubah negara tidak mau punya organisasi, mau memberontak mereka terpisah.
Alasan mereka cuma Thoghut, Thogut. Jualan Thogut mereka lama-lama juga basi sebab orang berfikir. Jika masalahnya sistem negara yang ingin dirubah mengapa bunuh diri? Kenapa kekuatan/militansi mereka tidak digunakan untuk merubah sistem, lewat cara-cara konstutisional? Kan lebih mudah dan masuk akal.
Lah ini kok malah bunuh diri? Apa yang didapat dengan bunuh diri bawa-bawa KTP, fotocopy KK & Akte Kelahiran? Mau ngebom apa bikin SKCK? Orang takut juga enggak.
Artinya memang di Indonesia tidak ada teroris. Kejadiannya ada, pelakunya ada, korbannya ada, lokasi kejadiannya ada. Tapi terorisnya tidak ada. Mereka hanya pelaku kriminal, pembuat onar, namun memakai senjata bom rakitan dengan daya ledak rendah.
Dulu ada yang punya semangat memberikan pengajaran bela diri kepada pemuda-pemuda muslim. Tapi itu semua tujuannya untuk keluar negri, bukan bom bunuh diri di pinggir jalan.
Kalo cuma gitu (bunuh diri) ngapain latihan militer? Bom bunuh diri dilakukan perempuan gemuk juga bisa.
Akhirnya latihan itu dipakai untuk jadi pembuktian tidak berdasar, bahwa ada teroris di Indonesia.
Semua itu demi uang, meski uang itu lebih kecil dari uang “rusuh” teroris dunia.
Indonesia hanya diberi bantuan oleh beberapa negara. Salah satu yang banyak membantu Australia. Uang seger itu untuk berantas terorisme. Namanya seger enak kan?
Sama seperti diluar, di Indonesia mau gak mau harus ada terus teroris kalo mau dapet yang seger-seger.
Jadi penggerebekan sana sini itu cuma nangkepin penjahat kampung yang mau bunuh diri, yang tadinya memang disuru, dipaksa, diiming-imingi sama ………
Indonesia punya skenario sendiri soal terorisme, sutradara lokalnya terkadang sangat absurd membuat setingan bom bunuh diri. Hollywood pasti lebih canggih. Kalo sutradara kita kejadiannya mudah ditebak.
Pesan rakyat adalah, sandiwara teroris di Indoneisa harus segera diselesaikan, sebab jika tidak, bukan tidak mungkin, akan dikondisikan pihak luar untuk membuat kekacauan besar di negri ini.
Akhirnya semua melihat terorisme sebagai bisnis besar, sebesar minyak mentah dan emas, bisnis yang dapat membuat kaya negara besar seperti Amerika. Bisnis ini coba dimainkan di negri ini, sayangnya pebisnis dan sutradaranya amatiran.
Akhirnya kita bisa berkata Indonesia tidak ada Teroris. Seperti di luar negri, teroris hanyalah bisnis. Bedanya, diluar bisnis tersebut bisa memperkaya sebuah negara, di Indonesia hanya bisa menambah “uang jajan” segelintir orang.
Sumber: https://helmifelis.wordpress.com/2018/06/05/berbisnis-teroris-di-indonesia/