Dr. Tony Rosyid: Tol Milik Jokowi?
10Berita – Bagi pendukung #2019GantiPresiden Selamat Anda Lewat Tol Jokowi. Itu iklan. Tertulis dalam spanduk. Membentang, sapa para pemudik Jawa.
Sekilas tampak efektif. Seolah-olah benar begitu. Pas timingnya, pas pula momennya. Dipasang di tempat yang pas sorot mata pemudik memandang. Cerdas! Eh nanti dulu. Jangan buru-buru bilang cerdas. Anda bisa tersesat.
Efektif? Cerdas? Itu hanya berlaku bila para pemudik Jawa itu malas mikir. Gak sekolah, nalarnya cekak. Sayangnya, orang Jawa, juga umumnya anak Indonesia itu cerdas-cerdas. Kalau gak cerdas, tak mungkin bisa kritis kepada penguasa.
Saya bahas dikit saja. Gak usah banyak-banyak. Supaya gak ikut kehilangan nalar cerdas.
Tol Jokowi? Emang Jokowi pengusaha tol? Emang tol dibangun oleh yayasan milik Jokowi? Emang gratis? Kayak bagi-bagi sembako gitu. Paham kan? Cukup. Pasti Anda sudah ngerti.
Iklan itu ngawur, tidak cerdas dan menggelikan. Blunder bagi Pak Jokowi. Maksudnya ingin branding Jokowi, tapi justru merusak nama presiden kita. Kasihan Pak Jokowi, terlalu sering dirugikan oleh pendukungnya sendiri. Pendukung yang tak cerdas membuat iklan.
Tak ada milik negara yang bisa diklaim oleh presiden. Monas Soekarno, TMII Soeharto, Tol Bandung milik SBY. Begitu? Itu nalar sakit. Salah ya salah, tapi jangan tampak tak berpendidikan. Sebodoh-bodohnya anak negeri tahu, semua aset negara itu milik rakyat. Kalau ada presiden klaim miliknya, itu tidak saja mengerikan, tapi juga menggelikan. Untungnya, tak ada presiden Indonesia yang berani kalim aset negara. Kalau korupsi? Emang KPK punya nyali?
#2019GantiPresiden justru booming. Eskalasinya tak terbendung. Makin besar gelombangnya ketika Jokowi bereaksi. Kaos kok bisa ganti presiden? PDIP juga ikut bereaksi. Malah lebih kenceng. Reaksi Jokowi dan PDIP seolah jadi umpan. Memancing gelombang. Makin membesar. Seperti mendapat Sparing partner. Rakyat yang jadi oposisi makin bersemangat. Ada tantangan. Sejak itulah, asesoris #2019GantiPresiden seperti sunami. Branding alami.
Puasa adem. #2019GantiPresiden beristirahat. Tak banyak muncul iklannya. Ramadhan, umat Islam khusu’ berpuasa dan jalani ibadah. Mudik lebaran. Dikasih umpan lagi. Kali ini berupa spanduk. Tol Jokowi. Nah, ramai lagi. Seolah jadi THR lebaran. Dapat umpan lagi. Bersemangat lagi.
Iklan “Tol Jokowi” adalah langkah blunder untuk kesekian kalinya. Kenapa? Tak simpatik. Mempertegas polarisasi. Memancing kegaduhan. Merusak suasana mudik. Membuat banyak pihak marah. Tersinggung. Makin phobia dan tak suka kepada Jokowi. Dan ujungnya, akan memperbesar gelombang anti Jokowi. Tidak cerdas bukan?
Kok jadi ikutan nulis yang beginian ya? Isu murahan. Gak penting. Biarlah sesekali iseng. Ngusir sepi, karena pada mudik. []
*Penulis: Dr. Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
Sumber :swamedium,Eramuslim.com