OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 28 Juni 2018

Hijrah Itu Bukan Selfie dan Sibuk Tik Tok, Ya Ukhti

Hijrah Itu Bukan Selfie dan Sibuk Tik Tok, Ya Ukhti



Oleh: Minah, S.Pd.I*

Belakangan ini kita disuguhi tontonan yang seharusnya kita malu jika melihatnya. Tontotan yang rela melakukan apapun tanpa melihat aturan Islam. Mereka hanya mengejar sesuatu yang instan untuk popularitas, lebih mementingkan eksistensi daripada isi, beradu goyang, memperlihatkan mimik wajah aneh, serasa tidak ada lagi etika dan rasa malu.  

Mereka yang katanya hijrah, namun sangat disayangkan ketika etika dan sikap masih belum berubah. Selfie sana sini, baik di media maupun aplikasi video yang diunggah ke media (sebut saja tik tok), memamerkan wajah cantiknya dengan berhias, ada juga yang sengaja wajah dijelek-jelekkan agar viral. Semua berlomba eksis baik yang sudah menutup aurat dengan sempurna atau belum, narsis abis di media sosial. Mereka beradu goyang di aplikasi tik tok, padahal banyak mata yang melihatnya.

Muslimah berhijab bahkan bercadar pun ramai memenuhi wall sosial media kita. Entah demi pamer atau secuil popularitas, mereka berbuat tanpa melihat apakah itu boleh dalam Islam ataukah sebaliknya. Mereka tak peduli lagi apakah itu sesuatu yang mendidik atau tidak, memiliki etika atau tidak, menjaga harga diri dan wibawanya nya sebagai seorang muslimah atau tidak. Mereka melakukan itu seolah tanpa ada rasa malu. 

Sesungguhnya, bagaimanakah seharusnya sikap seseorang yang telah mengazamkan diri untuk berhijrah?

Hakekat Hijrah

Hijrah yakni berpindah dari suatu keadaan yang satu ke keadaan yang lain. Hijrah  adalah taubat untuk meninggalkan segala dosa-dosa, meninggalkan dan menjauhi keburukan untuk mencari, mencintai dan mendapatkan kebaikan. Berhijrah untuk menjadi pribadi yang lebih taat yakni menjadi sholeh dan sholehah.

“Seorang muslim adalah orang yang menjadikan muslim lain selamat dari lisan dan tangannya. Seorang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah.” (HR Bukhari, Abu Daud, Nasai, Ahmad, Hakim, Ibn Hibban & Humaidi)

Jika sudah berhijrah, berniatlah semata-mata ingin mendapatkan ridho Allah dan bertaubat atas perbuatan yang telah melanggar aturan Allah. Kemudian diniatkan yang serius untuk berusaha tidak mengulangi lagi dan senantiasa istiqomah dalam hijrahnya. Hal ini bisa diraih dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah, menjaga akidah dan pergaulan, menutup aurat, rajin salat, rajin menuntut ilmu Islam dan amalan-amalan yang lain.

Ketika seorang Muslimah sudah berhijrah, maka dia harus totalitas dalam berhijrah. Jika dulunya dia tidak menutup aurat, bersikap kurang baik, suka selfie dan narsis yang berlebihan di media sosial serta suka bermain tiktok, maka ketika dia berhijrah menutup aurat, maka kebiasaanya yang suka selfie berlebihan, mainan tiktok, beradu goyang, wajah yang dibuat aneh dll, itu semua harus dihilangkan. Karena sejatinya, berhijrah harus totalitas. Niat ikhlas, caranya benar, dan hendaklah memiliki rasa malu. Malu saat memamerkan diri di depan yang bukan mahramnya, dan menjauhi tingkah laku yang aneh.

Sabda Nabi saw: “Malu dan iman senantiasa bersamaan, jika salah satu hilang maka yang lain juga akan hilang.” ( Al Mustadrak).

“Sesungguhnya dari apa yang telah diikuti manusia dari kata-kata kenabian yang pertama adalah ‘jika engkau tidak malu maka perbuatlah sesukamu'.” (HR. Bukhari)

Saatnya Muslimah Menjaga Kehormatan 

Perempuan diibaratkan sebagai mutiara. Berharganya sebuah mutiara, harganya tentu sangatlah mahal. Islam menjaga kaum perempuan dari segala hal yang dapat menodai kehormatannya, menjatuhkan wibawa, dan merendahkan martabatnya. Bagai mutiara yang mahal harganya, Islam menempatkannya sebagai makhluk mulia yang harus dijaga.

Oleh karena itu, wahai muslimah jagalah dirimu dengan menutup aurat. Menutup aurat adalah kewajiban. Dengan begitu tubuh kita akan terlindungi. Apapun yang Allah perintahkan pasti itu baik untuk hambaNya.

Rasulullah SAW kepada Asma’ binti Abu Bakar: “Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu, apabila telah baligh (haid) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud).

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59)

Kemudian, selain menutup aurat, perempuan juga tidak tabarruj atau berhias diri. Tidak dandan menor dan tidak menggunakan parfum, “.... Dan janganlah kamu bertabarruj dengan tabbaruj jahiliyyah terdahulu.” (QS. Al-Ahzab:33).

Sederhanalah dalam menghiasi diri, kemudian hendaklah berteman dengan orang-orang yang baik dan salihah, mengkaji Islam, dan menjaga diri untuk tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Insyaallah dengan begini kita mampu untuk menjaga diri. Selain itu, sikap seorang Muslimah haruslah baik, tidak bersikap aneh di depan orang yang bukan mahrom, tidak upload foto narsis di media, atau beradu goyang di aplikasi video yang diunggah ke media sosial. Karena sejatinya seorang Muslimah harus menjaga dirinya baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

So, Islam telah menempatkan wanita  pada posisi yang mulia dan tidak mudah dieksploitasi para lelaki. Dalam pandangan Islam setiap larangan Allah terdapat keburukan jika dilakukan dan sebaliknya setiap perintah Allah itu pasti terdapat manfaat bagi manusia. Allah SWT mengatur seluruh sisi kehidupan bukan dalam rangka mempersulit manusia tetapi untuk menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, yuk Muslimah, berhijrah total dan jaga kesucianmu! (rf/voa-islam.com)

*Penulis adalah aktivis di Lingkar Studi Perempuan Dan Peradaban

 Ilustrasi: Google

Sumber :Voa-islam.com