Inilah Kasus yang Bikin Demokrat dan PDI Perjuangan Saling Serang
10Berita, Perseteruan PDIP dan Demokrat merupakan kisah lama sejak pertarungan Pilpres 2004 (Ilustrasi: inilah.com/Ajuz)
Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai TNI, BIN, dan Polri tidak netral dalam Pilkada, ditanggapi sinis oleh Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun. Sebagaimana diberitakan detik.com (24/6), Komarudin balik menyerang kubu SBY dan Demokrat dengan mengatakan, SBY-lah justru yang tidak netral pada Pilpres 2004 dan 2009.
Komarudin mengatakan, SBY mengerahkan TNI untuk menekan dan memberi pengarahan untuk memilih SBY. Sementara pada 2009, menurut Komarudin, SBY membujuk komisioner KPU dengan iming-iming dijadikan pengurus teras partainya seperti Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati.
"Siapa yang di belakang Tim Alfa, Bravo dan Delta yang dibentuk SBY, warga sipilkah? Mengapa Antasari Ketua KPK dipenjara hanya karena mau mengusut IT Pemilu? Siapa yang menggunakan dana APBN melalui bansos untuk keperluan pemilu? Siapa yang memanipulasi DPT tahun 2009? Siapa yang gunakan intelijen untuk pilpres 2004 dan 2009?" kata Komarudin Watubun.
Megawati dan SBY sulit disatukan, keduanya belum pernah satu visi dalam politik nasional (Ilustrasi: visioner.id dan imcnews.id)
Tudingan Komarudin Watubun, ditanggapi balik kubu Demokrat. Kali ini Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean angkat bicara. Ia menganggap Komarudin panik dan berhalusinasi, "Bagaimana SBY menggunakan intelijen pada Pilpres 2004, Komarudin lupa pada tahun itu Megawati jadi presiden dan menjadi capres petahana, lantas bagaimana ceritanya SBY bisa memperalat intelijen pada Pilpres 2004?" kata Ferdinand.
Ferdinand juga menampik pada Pilpres 2009, Tim Alfa, Bravo, dan Delta yang dibentuk diisi para kader-kader dan anggota Demokrat, bukan dari kalangan militer. Dan tak ada penggerakan aparat oleh SBY, "Jadi halusinasi Komaruddin Watubun terlalu berlebihan. Coba cari berita 2009, adakah berita tentang aparat yang tidak netral? Seingat saya tidak ada. Semua itu tuduhan halusinasi Komaruddin saja," kata Ferdinand.
Ferdinand juga menyebut Anas Urbaningrum dan Andi Nurpati, anggota KPU yang masuk jadi pengurus pusat Demokrat karena pilihan politik, bukan dijanjikan jabatan. Sementara mengenai kasus Antasari Azhar, menurut Ferdinand tidak ada kaitan dengan sistem IT KPU, tapi kasus pembunuhan.
Perselisihan Demokrat dan PDIP sebenarnya merupakan kasus lama, amarah Megawati yang merasa dikhianati ketika SBY maju sebagai capres 2004. Lalu selama SBY berkuasa, PDIP merupakan partai di barisan depan yang selalu mengritik kebijakan pemerintah, semisal kenaikan BBM dan listrik.
Sumber :UC News