OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 07 Juni 2018

Keberagaman untuk Bersatu

Keberagaman untuk Bersatu


Ilustrasi. (edutalk.id)

10Berita “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat, Ayat 13)

Dalam beberapa waktu ini, negara kita Indonesia, sedang dilanda krisis toleransi yang sangat tinggi. Pada 13 Mei 2018 lalu, bangsa ini dikejutkan dengan adanya teror bom bunuh diri yang meledak di Gereja. Dan isu etnis juga kembali hangat dalam setiap pemberitaan media.

Terkadang, di antara kita dengan penuh keangkuhan, terlalu sering kita memaksakan diri agar orang lain harus mengikuti dan sepemahaman dengan kita. Sehingga tidak jarang kita jumpai saudara kita yang meyakini apa yang dia pahami, merupakan satu-satunya yang benar. Kita sulit menerima kebenaran dari orang lain. Ketika ada yang berbeda, kita menentang habis, dan tidak mau mendengarkan, sehingga ruang dialog pun tertutup.

Selain itu, sering juga kita temui debat-debat kusir yang saling mengkafirkan di antara umat seagama, karena hanya perbedaan masalah furu’iyah yang memang banyak perbedaannya. Tapi karena hati yang terlanjur sempit, sulit bagi kita menerima.

Tapi sadarkah, bahwa memang keberagaman merupakan hal yang natural dari Tuhan? Bukankah dalam keberagaman ini kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah yang terkandung dibalik semua itu? Dan yang harus kita insafi bahwa segala sesuatu bersumber dari satu akar, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, kalaupun terjadi perbedaan, itu tergantung cara seseorang atau suatu kelompok memersepsikan dan mengekspresikannya.

Sudah saatnya bagi kita, untuk berlapang dada dibarengi dengan kesadaran dan kejujuran untuk saling menghormati. Keragaman agama, budaya, etnis, ideologi menjadi suatu hal yang lebih berwarna dalam kehidupan umat manusia, maka bersikap arif dan bijaksana dalam menghadapi perbedaan, alangkah lebih baik bagi kita untuk saling menghormati daripada saling memaksakan.  (/hdn)

Sumber : dakwatuna

Related Posts:

  • Cara Mengendalikan/Menghilangkan Nafsu Agar Tidak Terjerumus ke Maksiat Cara Mengendalikan/Menghilangkan Nafsu Agar Tidak Terjerumus ke Maksiat    10Berita - Sebagai manusia normal baik laki-laki maupun perempuan memiliki kebutuhan biologis dasar yang tidak bisa dipungkiri yaitu kebutuh… Read More
  • Kegelisahan Intelektual al-GhazaliKegelisahan Intelektual al-Ghazali 10Berita ,  JAKARTA -- Pada usia 33 tahun, Imam Ghazali diamanahi sebagai kepala Universitas Nizamiyya di Baghdad. Dia menjadi sosok yang berpengaruh. Bahkan, kalangan kerajaan ba… Read More
  • Kesederhanaan yang TerlupakanKesederhanaan yang Terlupakan 10Berita - Media sosial di Indonesia beramai-ramai membicarakan gardu listrik,  yang mendadak menjadi viral dan tak kunjung usai, sedangkan isu menyederhanakan tarif listrik teralihkan begi… Read More
  • Masjid Muhammad Ali Kairo Simbol Modernisme Mesir Masjid Muhammad Ali Kairo Simbol Modernisme Mesir 10Berita ,  JAKARTA -- Masjid Agung Muhammad Ali terletak di ibu kota Mesir, Kairo. Rumah ibadah ini mengambil nama dari sosok Muhammad Ali Pasha al-Mas'ud ibn Agha… Read More
  • Mencegah Turunnya Adzab Mencegah Turunnya Adzab Oleh: Ust. Hawin Murtadlo Ada dua hal penghalang turunnya adzab, menurut salah satu ayat di surah Al-Anfal: 33. Pertama keberadaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kedua istighfar. Allah&… Read More